
Dosen Fisika Pascasarjana UNM Gelar PKM di Kawasan Konservasi TN Bantimurung
Dosen Program Studi Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di kawasan konservasi Taman Nasional Bantimurung.
PKM kali ini dilaksanakan melalui penanaman pohon ini diikuti 156 mahasiswa dan warga Bantimurung.
PKM menghadirkan pemateri Prof. Dr. Ir. Muhammad Arsyad, MT., IPM., dan Arie Arma Arsyad, S.Pd., M.Pd. Tim PKM PPs UNM Makassar dihadiri Dr. Khaeruddin, S.Pd., M.Pd., dan Agus Susanto, S.Si., M.T., Ph.D.
PKM ini dilaksanakan tanggal 22 Februari dan 26 April 2025 dan dirangkaikan dengan peringatan Hari Bumi 2025.
PKM dibuka H. Amiruddin, S.Sos., M.Si., Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Maros.
Ketua Tim PKM, Prof. Dr. Ir. Muhammad Arsyad, M.T, mengatakan,
kawasan karst Maros Pangkep, terletak di sebelah utara Kota Makassar, merupakan kawasan penyangga penting bagi wilayah sekitarnya, termasuk Kota Makassar.
Kawasan ini, kata guru besar dibidang ekosistem karst itu, memiliki sumber daya air yang melimpah dan menjadi modal besar bagi penduduk Kota Makassar.
Selain itu, kata dosen Fisika Bumi itu, kekayaan hutan, keanekaragaman hayati, dan sumber daya alam masih tersedia. Modal besar ini memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Di sisi lain, kekayaan alam kawasan ini menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan eksplorasi.
Prof Acca, begitu ia disapa, menceritakan, kelimpahan batu gamping dan bahan baku semen di Kawasan Karst Maros Pangkep menarik perhatian investor.
Eksploitasi bahan baku yang terus-menerus, kata dia, dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan memberikan tekanan yang dapat menghilangkan sumber daya yang sangat dibutuhkan.
Bagi Ketua Prodi Pendidikan Fisika dan Sains Pascasarjana UNM itu, perubahan lahan menjadi salah satu dampak nyata terjadi.
Data menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan hingga tahun 1990-an masih bersifat linear, namun setelah tahun 2000-an perubahannya menjadi eksponensial (Kurniawan, R., 2010).
Masalah mendasar lainnya terkait dengan karakteristik geologi dan hidrologi daerah tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Arsyad (2009, 2014, 2023) menunjukkan bahwa air tanah di kawasan karst Maros Pangkep berada pada kedalaman yang dangkal, sekitar 2,75-5,5 meter di bawah permukaan, sehingga sangat rentan terhadap pencemaran.
Berikut adalah beberapa masalah mendasar yang dihadapi kawasan karst:
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia seperti penambangan, penebangan hutan, dan pembangunan infrastruktur.
Keterbatasan sumber daya air karena air tanah dapat mengalir ke dalam gua dan sungai bawah tanah.
Risiko tanah longsor yang tinggi akibat pelapukan dan keruntuhan tanah serta batuan.
Keterbatasan lahan yang dapat digunakan untuk pertanian, perumahan, dan kegiatan lainnya.
Kerusakan ekosistem yang unik dan rentan, sehingga memerlukan perlindungan dari aktivitas manusia.
Kerentanan terhadap gempa bumi akibat struktur geologi yang kompleks.
Keterbatasan akses karena medan yang curam dan sulit dijangkau.
Mengingat banyaknya potensi permasalahan di Kawasan karst, terutama terkait keterbatasan sumber daya air yang berdampak langsung pada kehidupan manusia dan makhluk lainnya di sekitarnya.
Hal ini menjadi perhatian besar bagi Tim PKM Pascasarjana UNM Makassar. Salah satu solusi alternatif yang ditawarkan adalah penanaman pohon di kawasan tersebut. (*)