Peristiwa di Batas Senja

Sore itu, aku datang kembali di tepi muara menikmati cahaya merah jingga–cahaya itu berpendar di kaki langit.

Suhu udara cukup sejuk, Di ujung cakrawala matahari seolah pamit menenggelamkan dirinya menuju peraduan.

Cahaya mulai meredup dan membiarkan awan menjadi penguasa langit. Rinai mulai turun.

Pergantian siang dan malam segera terjadi, bagai takdir manusia berputar karena awal dan akhir itu pasti.

Alunan ayat suci menggema di masjid-masjid, mengetuk pintu-pintu langit.

Rombongan kelelawar keluar dari sarang melintasi teluk. Pertanda petang segera datang.

Pergeseran bumi pada garis edarnya pertanda kehidupan harus terus berjalan.

Saya duduk di tepi jembatan-di tepi muara. Menatap cahaya di ujung langit, menjadi saksi bahwa dia datang dan pergi begitu cepat.

Mereka mengira aku sudah gila. Merenung, merefleksi diri. Lalu tersenyum sendiri, bersyukur atas nikmat-Mu.

Suasana ngabuburit makin ramai. Banyak pengunjung ingin menikmati hidangan berbuka puasa. Lagu-lagu nasyid menghibur pengunjung.

Pergantian siang dan malam adalah tentang hukum sebab-akibat, awal-akhir. Waktu berbuka puasa segera tiba.

Bukti bumi dan bulan berputar pada garis edarnya mengelilingi matahari.

Dedaunan pun ikut menguncup, semua makhluk tunduk kepada sang Pencipta Langit dan Bumi. Bertasbih dan bersyukur kepada-Nya.

Senja di kaki langit itu tempat paling indah. Romantis untuk sekadar bercengkrama dan berbagi cerita tentang semua kejadian di hari itu, ditemani panganan berbuka puasa. Dia begitu spesial.

Senja telah mengajarkan bahwa menggapai sesuatu yang indah, dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan.

Saya menyadari bahwa keindahan dunia tidak ada kekal, bak rona jingga di kaki langit.

Dia datang hanya sekadar menyapa lalu pergi. Dan kembali lagi. Kini, meninggalkan begitu banyak peristiwa untuk dikenang.

Selalu membuatku rindu. Dalam setiap detik, aku menunggu, kusimpan rasa rindu untukmu. Kau adalah alasan mengapa aku tetap menunggu.

“Percayalah, aku hebat dalam hal menunggu. Senyum mengambang pasti tidak akan hilang, karena aku menunggumu di sini sampai kau berada di sisiku,” kataku dalam hati. (*)

__Terbit pada
10 Maret 2025
__Kategori
Featured
Cerita di Kaki Langit

Cerita di Kaki Langit

4 hari  yang lalu
Peristiwa di Batas Senja

Peristiwa di Batas Senja

1 minggu  yang lalu
Peristiwa di Kelas Sains

Peristiwa di Kelas Sains

1 minggu  yang lalu
Di Bawah Pohon Beringin

Di Bawah Pohon Beringin

1 minggu  yang lalu
Kelas Ramadhan

Kelas Ramadhan

1 minggu  yang lalu
Kelas Pagi

Kelas Pagi

2 minggu  yang lalu
Memaafkan

Memaafkan

2 minggu  yang lalu
Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan

2 minggu  yang lalu