Rindu Keramahan Penghuninya

Pada Senin, menjelang sore tanggal 22 April 2024, udara cukup panas dengan awan hitam yang tebal terlihat di puncak gunung.

Meski angin pegunungan berusaha menyejukkan atmosfer, beranda rumah tetap terasa panas.

Keringat mengalir deras di wajah, saya sesekali mengusapnya dengan kain tisu.

Pewaktu menunjukkan pukul 14.40, Matahari mulai bergeser ke arah barat. Saya bergegas menuju kampus untuk menunaikan janji dengan mahasiswa Program Studi Jurnalistik Islam, IAIN Parepare.

Di kelas sore itu, sejumlah mahasiswa tidak hadir dengan alasan seperti sakit atau urusan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan.

Sebelum memulai perkuliahan dengan mata kuliah Jurnalistik Lingkungan, saya bertanya kepada mahasiswa tentang kebaikan apa yang telah mereka lakukan untuk bumi sejak pagi tadi.

“Alhamdulillah… Tadi pagi saya tidak menggunakan bahan plastik mengemas makanan,” kata seorang mahasiswi asal Pinrang.

“Saya menyiram bunga,” jawab mahasiswi lainnya dari Sulbar.

“Kalau bapak, kebaikan apa yang telah dilakukan untuk Bumi?” tanya seorang mahasiswi asal Kota Parepare.

“Hari ini, saya menanam pohon jambu air. Saya berharap kelak akan tumbuh dan berbuah. Kelak akan memberi manfaat buah dan oksigen untuk makhluk hidup,” jawab saya.

Lalu Matahari menyinari daun jambu air itu untuk berfotosintesis agar makhluk bernafas, tanpa sesak.

Selama ini, Bumi sangat baik kepada semua makhluk yang tinggal di permukaannya. Namun, tanpa disadari kita juga telah menyakitinya.

“Berbuat baiklah kepada bumi, demi keselamatan kita semua. Yakinlah, Bumi sejuk, bumi lestari untuk kesejahteraan manusia.”

Tetapi, tadi petang saya mendengar kabar, pohon menangis. Rumput galau menanti hujan. Sungai sendu, tumpukan plastik menghalangi alirannya.

Laut memuntahkan sampah plastik – berserakan hingga dasar samudra.

Saatnya berbuat baik kepada bumi dengan mengurangi produksi plastik global hingga 60% pada tahun 2040.

Disadari atau tidak, setiap tahun, jutaan ton sampah plastik mencemari lautan kita. Ini tidak hanya mengancam kehidupan laut.

Tetapi juga menyebabkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air, kerusakan ekosistem, dan masuknya plastik ke dalam rantai makanan manusia.

Ada banyak cara untuk berbuat baik dengan Bumi, seperti membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, dan menghindari penggunaan sedotan plastik.

Menghargai keanekaragaman hayati. Melindungi habitat alami, bagian penting dari pelestarian lingkungan.

Kini, Bumi rindu keramahan penghuni seperti zaman dulu. Rindu pelukan udara bersih. Saatnya, menghapus kesedihan pepohonan, sungai, gunung, dan laut.

Mari bersahabat lagi dengan Bumi agar tetap hangat dan lestari. Selamat Hari Bumi. (*)

__Terbit pada
22 April 2024
__Kategori
Lifestyle
1

One comment on “Rindu Keramahan Penghuninya”

  1. Mantap pak
    Semoga kita menyadari betapa kita perlu memelihara bumi demi kelangsungan hidup kita
    Dengan cara mengurangi sampah berbahan plastik menanam tanaman biar lingkungan kita hijau dan menghasilkan okzigen utk kepentingan kita bersama

Komentar ditutup