Bengkel Komunikasi di Bukit Amais
Hari ini, Selasa, 7 November 2023, pagi suhu atmosfer di Bukit Amais, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, cukup terik, audio pemanggil burung walet riuh.
Hamparan laut biru Ujung Lero, memanjakan mata pengunjung, puncak bukit di ujung teluk Parepare menguning. Merindukan hujan, sudah lima purnama tak datang menyapa.
Lantunan ayat-ayat Alquran di puncak Bukit Amais, seolah menyambut kami, peserta pelatihan Bengkel Komunikasi.
Matahari baru saja naik dari ufuk, pemateri dari BaKTI, Gufron membawakan materi Penulisan Kreatif, Pengelolaan Website, dan Publikasi Media. Peserta serius mendengarkan pemaparan dikemas santai.
Bengkel Komunikasi ini digagas BaKTI-Yayasan Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Masyarakat (YLP2EM) Parepare pada program Kemitraan Australia-Indonesia, menuju masyarakat inklusi.
“Menulis kreatif itu, trik khusus yang dikemas dengan cara berbeda. Menuangkan ide atau imajinasi penulis,”katanya.
Menulis kreatif itu, kata dia, membuat tulisan lebih menarik bagi pembaca.
Menarik perhatian dan menghibur pembaca.
“Dibutuhkan kemampuan khusus untuk membangun imajinasi. Penulis mesti melakukan riset agar tulisan disajikan memberikan solusi solusi,” kata penulis buku ini.
Selain itu, menulis kreatif sesuai kaidah ditemukan Rudyard Kipling, seorang penulis berkebangsaan Inggris atau dikenal 5W1H.
Deretan pertanyaan itu, kata dia, mengungkap informasi, seperti What : Apa yang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Why : Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Where : Di mana peristiwa itu terjadi?
How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?
Sedangkan tulisan pada website dikemas lebih sederhana, ringan, dan mudah dipahami.
“Tidak perlu panjang- panjang, sesuaikan kemampuan pembaca. Jumlah kata sekira 200-500 kata. Budaya baca orang Indonesia masih rendah,” katanya.
Direktur YLP2EM, Ibrahim Fattah, mengatakan, Bengkel Komunikasi melatih mengelola website YLP2EM.
Website, kata dia, jendela bagi masyarakat, mengetahui informasi terkini di berbagai belahan dunia.
“Termasuk program -program yang akan dan telah mereka gagas,” ujarnya.
Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Parepare ini, YLP2EM pernah memiliki website. Saat ini, memberikan penguatan SDM agar website mampu menyuguhkan layanan informasi kepada masyarakat.
Dia berharap, seluruh tim YLP2EM dapat memahami website menunjang peningkatan pelayanan, kemampuan menulis. (*)