Air Zam Zam Buat Jemaah H2C
Oleh : Ibrahim Fattah
Setiba di Kota Makkah, selesai sholat isya, agenda pertama keloter 4 Parepare -Bulukumba, berangkat ke Masjidil Haram melaksanakan umrah wajib.
Usai thawaf, sebagian jamaah, termasuk saya mengambil air zam-zam, saya masukan dalam botol air kemasan ukuran kecil.
Kemudian saya doakan di depan Ka’bah agak ke timur, dekat dari termos air zam-zam.
Hari-hari berikutnya, setiap saya ke Masjidil Haram, saya bawa 1-2 botol kosong air kemasan untuk diisi air zam-zam.
Setiap mau pulang ke hotel, botol tersebut saya isi air zam-zam. Begitu tiba di hotel, nama-nama yang telah didoakan segera ditulisi agar tidak tertukar dengan nama lain.
Kegiatan ini terus berlanjut sampai semua nama yang mau dikirimkan air zam-zam selesai. Air zam-zam yang sudah didoakan itu untuk diberikan kepada keluarga dekat.
Bahkan ada yang mengikutkan air zam-zam tersebut ketika melakukan thawaf agar lebih berkah buat yang meminumnya.
Bisa dibayangkan bagaimana perjuangan yang dilalui jamaah haji, mulai dari mengupayakan botol air kemasan, mengisinya dengan air zam-zam dan mendoakannya.
Sekitar 5 hari sebelum pulang ke tanah air, saya sudah berhasil menyelesaikan semua nama yang akan diberikan air zam-zam setelah tiba di tanah air, begitu juga dengan teman sekamar saya.
Semua sudah dikemas rapih dan dimasukkan ke dalam koper besar. Aktivitas ke Masjidil Haram tetap berlanjut seperti sebelumnya, namun air zam-zam hanya untuk diminum sendiri.
Namun tiba-tiba beredar video di grup whatsapp keloter 4, berita pembongkaran koper jamaah haji di bandara Jeddah bagi jamaah haji yang sudah pulang lebih awal ke tanah air.
Jamaah haji yang membawa air zam-zam dalam botol air kemasan dalam kopernya, dibuang oleh pihak Garuda. Berita ini cepat beredar dikalangan jamaah haji dan membuat suasana harap-harap cemas (H2C).
Berita itu menjadi perbincangan hangat dikalangan jamaah haji Parepare-Bulukumba. Semua berubah pikiran, termasuk saya.
Air zam-zam itu dikeluarkan dari koper dan dipindahkan ke tas jinjing. Kalau tas jinjing saya ini yang berisi air zam-zam diambil oleh petugas bandara di Jeddah.
Saya pasrah saja daripada koper besar yang dibongkar. Begitu alasan sebagian jamaah haji.
Tibalah saatnya jamaah haji keloter 4 Parepare -Bulukumba mendapat giliran koper besarnya ditimbang di loby hotel, berat maksimal 32 kilogram.
Koper besar diantar lebih awal 2 hari sebelum jamaah haji pulang ke tanah air.
Beberapa jamaah saya tanyakan tentang air zam-zam, apakah tetap ada di dalam koper besar atau dikeluarkan?.
Saya yakin semua mengeluarkannya. Penimbangan koper besar berlangsung siang sampai sore.
Menjelang magrib untuk sholat berjamaah, tidak ada informasi yang muncul jika ada koper jamaah haji yang dibongkar karena berisi air zam-zam.
Itulah mengapa saya yakin bahwa semua jamaah haji keloter 4 tak seorangpun yang nekad mengisi koper besarnya dengan air zam-zam. Berita itu sangat efektif.
Perjuangan puncak membawa air zam-zam ke tanah air sangat terasa pada saat jamaah haji keloter 4 berada di bandara Jeddah.
Setelah makan siang dan sholat qasar dhuhur-ashar, jamaah haji tidak diperkenankan atas tas jinjing, semua harus dalam koper kecil.
Semua pada sibuk menata ulang isi kopernya agar bisa memuat barang yang ada dalam tas jinjingnya.
Sudah dikemas ulang tetapi air zam-zam tidak bisa masuk dalam koper. Saya nekad saja tetap menyimpan dalam tas jinjing.
Ketika informasi ketatnya membawa air zam-zam ini saya informasikan ke keluarga saya yang juga memesan buat cucunya, dengan enteng menulis dalam chatnya, LOP kan saja, Law of Projection. Apa yang ada di pikiran akan menjadi kenyataan.
Konsep LOP ini mirip dengan konsep manajemen perencanaan orang Bugis. Lettu’ memengno mulao”.
Basisnya adalah positif thingking, berfikir positif. Jauhkan pikiran ragu-ragu.
Selain itu di mushollah bandara sekitar jam 11 siang, saya sholat hajat 2 rakaat agar dibebaskan dari pemeriksaan.
Saya melewati pintu pemeriksaan, saya berjalan santai tidak digeledah.
Alhamdulillah jamaah haji keloter 4, semua pulang dalam keadaan sehat dan bertemu kembali dengan keluarganya.
Semoga kelak, pembaca menyusul dipanggil pula oleh Allah datang ke tanah suci. (*)