BERHENTI
Ibrahim Fattah Melaporkan dari Mekkah
Wukuf dalam bahasa Arab artinya berhenti. Berhenti dalam kamus bahasa Indonesia menurut KKBI adalah tidak bergerak (berjalan, bekerja).
Sedangkan berhenti dalam perspektif ritual wukuf di Padang Arafah adalah berhenti dari aktivitas dunia. Dimulai sejak tergelincirnya matahari sampai tenggelamnya matahari.
Pada momen inilah sesungguhnya jamaah haji diharapkan meletakkan makna “berhenti” dari urusan keduniaan, sekitar 5 – 6 jam hanya fokus berzikir dan berdoa kepada-Nya.
Jamaah haji kloter 4 Parepare-Bulukumba berangkat ke Padang Arafah hari senin tanggal 26 Juni, pukul 08.20 waktu Makkah.
Dalam perjalanan di dalam bus, jamaah dipandu oleh ketua kloter 4, Pak Saiful Mahsan bersama-sama berniat wukuf dan haji karena Lillahi Taala.
Sepanjang perjalanan di dalam bus, jamaah haji tak hentinya dipandu bertalwiah dan diikuti dengan suara bersamaan melantunkan kalimat agung.
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni’mata Laka Wal Mulk, La Syarikalaka Labbaik.
Terjemahan kalimat talbiyah tersebut yaitu “Aku datang memenuhi Panggilan-Mu Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu”.
Kalimat talbiyah yang dilantunkan bersahut- sahutan di setiap momen, mengandung makna kalimat syukur kepada-Nya yang telah memanggil hambanya telah datang memenuhi panggilan-Nya untuk menyempurnakan Rukun Islam.
Di dalam kalimat talbiyah itu juga mengandung makna bahwa di tanah suci ini masing-masing pribadi jamaah haji kembali memperbaharui pengakuannya bahwa tidak ada tuhan selain Allah.
Memperbaharui ketauhidan “tidak ada tuhan selain Allah” tentu bukan sekedar sebagai ritual saja atau bukan sekedar sebuah ucapan bahwa “tidak ada sekutu bagi-Mu”.
Sederhananya semua urusan hanya disandarkan hanya kepada-Nya saja sebagai sang pemilik dunia dan isinya.
Tidak boleh melalui perantara dengan alasan apapun. Itulah makna tauhid yang saya pahami.
Begitu bus memasuki kawasan Padang Arafah, saya melihat dari balik jendela, dalam hati saya berucap Subehanallah. Hamparan tenda warna putih sepanjang mata memandang.
Semua jamaah laki-laki memakai ihram, perempuan memakai pakaian warna putih.
Tenda juga berwarna putih, mungkin maknanya bahwa hari itu manusia yang hadir di Padang Arafah kembali ke titik nol.
Pada waktunya nanti manusia akan kembali kepada sang pencipta untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya selama hidup di dunia.
Sekitar satu jam sebelum masuk waktu wukuf, diawali dengan penjelasan rangkaian acara wukuf.
Khutbah wukuf dibawakan oleh pembimbing haji kloter 4, bapak Hakim Bukhari.
Beliau menyampaikan khutbah yang sungguh sangat bermakna bahwa hari ini puncak haji.
Manfaatkan waktu ini hanya untuk berzikir dan berdoa, Tuhan turun untuk merespon doa kita.
Pembaca terpelajar, dengan tidak munculnya tulisan saya sepanjang rangkaian wukuf, saya juga sedang mengajarkan jemari, hati dan pikiran saya untuk ikut berhenti berinteraksi dengan laptop dan handphone.
Semoga CJH kloter 4 selalu dalam keadaan sehat selama menjalankan rangkaian ibadah haji dan kelak pembaca suatu waktu dipanggil pula datang ke tanah suci.
Labbaikallah Humma Labbaik… Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah. (*)
Foto: suasana Wukuf di Padang Arafah (kemenag.go.id)