SEHARI SEBELUM KE PADANG ARAFAH
Ibrahim Fatah Melaporkan dari Mekkah
Sehari sebelum wukuf, hari ahad, 26 Juni 2023, rapat koordinasi antara Ketua Kloter 4 (Pak Syaiful Mahsan) dengan semua ketua rombongan kloter 4 Parepare-Bulukumba.
Rapat dihadiri pembimbing haji (Pak Hakim Bukhari) dan pemantau Pemkot Parepare (Bapak Abdul Latief).
Agenda yang dibahas teknis pemberangkatan jamaah haji kloter 4 ke Padang Arafah dan teknis pemulangannya kembali ke hotel setelah seluruh rangkaian ritual haji sudah selesai.
Manajemen pemberangkatan jamaah haji ke Padang Arafah, dimulai dari Perencanaan.
Ketua Kloter 4 meminta dengan sangat kepada seluruh ketua rombongan agar mensosialisasikan kepada semua ketua regunya.
Selanjutnya ketua regu kepada anggota regunya masing-masing agar tidak turun ke loby hotel sebelum waktu pemberangkatan kloter 4 dipersilahkan ke loby.
Manajemen perencanaan ini kelihatan sederhana tetapi jika tidak dikelola dengan baik, bisa menimbulkan kekacauan atau kegaduhan di loby.
Bahkan tidak mustahil ada jamaah haji yang naik ke bus yang bukan bus kloternya.
Pengalaman ini yang disampaikan pada rapat koordinasi tersebut agar tidak terjadi pada hari senin nanti pada saat pemberangkatan ke padang arafah.
Sesuai hasil undian nomor pemberangkatan kloter, maka kloter 4 Parepare-Bulukumba berangkat pada trip ke-2. Bus akan parkir di depan hotel berdasarkan trip.
Tenda jamaah Sulsel menempati maktab nomor 14 baik di arafah maupun di mina. Di setiap maktab, tenda terbagi lagi berdasarkan nomor kloternya. Maktab itu semacam blok dalam kompleks perumahan..
Agenda lain yang dibahas yaitu jamaah haji yang lansia atau yang sedang sakit, tidak perlu ikut pergi melempar jumrah, istirahat saja di tenda, cukup diwakilkan kepada orang lain.
Dengan catatan, orang yang mewakilinya setelah selesai melempar segera memberitahukan kepada yang bersangkutan agar mereka bisa segera bertahallul atau menggunting rambutnya.
Setelah selesai melempar pertama di Mina, ada ada dua pilihan bagi jamaah.
Pertama, kembali ke hotel karena jaraknya hanya sekitar 900 meter tetapi konsekuensinya tidak ada makanan dan kemungkinan tidak ada pula penjual makanan di sekitar hotel.
Kedua, kembali ke tenda dengan konsekuensi berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 3,4 km tetapi tersedia makanan.
Masing-masing pilihan punya konsekuensi. Bagi yang memilih opsi ke hotel, diharapkan menyampaikan informasi kepada ketua kloter 4 agar tidak dilaporkan sebagai jamaah yang hilang.
Opsi ini muncul sebagai inisiatif untuk merekayasa lalu lintas yang diperkirakan dipadati oleh pejalan kaki. Bus diperkirakan sudah tidak efektif lagi, jalan kaki lah yang paling realistis.
Ketua kloter 4 juga menegaskan agar semua jamaah memakai syal daerah asalnya sebagai penanda ketika ada jamaah yang terpisah dari rombongan besar.
Jutaan jamaah haji dari seluruh dunia pada saat wukuf besok siang akan memadati kawasan tersebut.
Kekompakan jamaah harus dibangun sejak berangkat dari hotel agar saling menjaga selama proses wukuf.
Semoga CJH kloter 4 selalu dalam keadaan sehat selama menjalankan rangkaian ibadah haji dan kelak pembaca suatu waktu dipanggil pula datang ke tanah suci.
Labbaikallah Humma Labbaik… Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah. (*)