Badal Umrah Menggantikan Orang Yang Dicintai
Ibrahim Fattah Melaporkan dari Madinah
Badal umrah artinya mewakilkan umrah buat seseorang yang secara fisik tidak mampu melakukan umrah.
Selain itu ia sedang sakit atau orang itu tidak memiliki kemampuan ekonomi datang ke tanah suci atau orang itu telah meninggal dunia.
Badal Umrah dimulai dengan mandi bersih berniat badal umrah buat seseorang, mengambil miqat di Masjid yang sudah ditentukan Rosul.
Saat tiba di Masjid yang telah ditentukan sebagai tempat star umrah, disebut miqat.
Dimulai dengan sholat sunnat taubat dilanjutkan sholat sunnat ihram dengan berpakaian ihram.
Jemaah calon haji Parepare yang difasilitasi H. Karlos mengambil miqat di Masjid Aisyah, sekitar 7 Km dari Masjidil Haram.
Masjid ini yang paling terdekat mengambil miqat umrah atau miqat haji.
Pada umrah kedua, saya membadalkan umrah buat bapak saya (almarhum).
Beliau belum pernah ibadah haji maupun umrah. Sedangkan ibu saya almarhumah sudah pernah menunaikan ibadah haji semasa hidupnya.
Orang yang melakukan badal umrah harus orang yang pernah melaksanakan umrah. Saya umrah pertama pada saat baru tiba dari Madinah.
Sewaktu saya di Masjid Nabawi sedang sholat, tiba-tiba wajah bapak saya muncul, kelihatan sedang senang.
Sesaat setelah sholat, saya chat Kang Yadi via watshapp, orang yang saya anggap sudah seperti saudara, saya tanyakan apa yang barusan saya lihat.
Beliau merespon bahwa bapak saya senang melihat anaknya sedang melaksnakan rangkaian ibadah haji.
Usai mengambil miqat umrah dan sholat dhuhur, dua bus mengantar jemaah Parepare pulang ke hotel untuk beristirahat.
Menjelang tiba di hotel, H. Karlos mengumumkan, badal umrah dimulai setelah isya, habis magrib kumpul di lobi hotel.
Pakaian ihram tidak boleh dibuka sampai selesai thawaf dan sa’i. Jika mandi sore, dianjurkan tidak memakai sabun dan wangi-wangian.
Titik kumpul disepakati di bawah lampu hijau Masjidl Haram.
Saya dan Pak Mallawa, tiba lebih awal, sekitar 30 menit menunggu, rombongan jamaah Parepare datang menyusul secara berbaris.
Langsung melakukan thawaf, dibimbing seorang ustaz yang didatangkan H. Karlos. Jemaah dari berbagai negara, semakin ramai, di dalam dan di pelataran Masjidil Haram.
Saat tiba di depan Baitullah, jemaah Parepare langsung melakukan thawaf.
Setiap kaki di garis awal sejak putaran pertama hingga putaran ketujuh, jamaah melambaikan tangan ke Hajar aswad sambil mengucapkan Bismillah Allahu Akbar sebanyak tiga kali.
Ini sudah sama jika mencium Hajar Aswad. Namun jamaah belum anggap sempurna jika tidak mencium langsung.
Selesai tujuh kali mengelilingi Ka’bah, tanpa istirahat, jamaah pindah ke area sa’I, di sebelah timur Ka’bah, tepatnya di bukit safa dan marwah, juga dilakukan selama tujuh kali.
Ritual ini cukup menguras tenaga, setelah selesai tujuh kali bolak balik, jamaah laki-laki disunnahkan menggunting rambut 3 lembar, disebut tahallul. Setelah ini, pakaaian ihram sudah bisa diganti.
Semoga jemaah kloter 4 selalu dalam keadaan sehat selama menjalankan rangkaian ibadah haji.
Kelak pembaca suatu waktu dipanggil pula datang ke tanah suci.
Labbaikallah Humma Labbaik… Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah. (*)