
Berkunjung ke Jabal Rahmah, Ini Dilakukan Jemaah Haji Parepare
Ibrahim Fattah Melaporkan dari Mekkah
Sepekan setelah selesai umrah pertama yang menguras energi, jamaah Parepare berniat lagi melaksanakan umrah kedua.
Hanya saja kali ini dilaksanakan secara mandiri. Ada 89 orang yang bergabung pada pendampingan difasilitasi H. Karlos Husain.
Sebelumnya telah dilakukan pertemuan teknis pelaksanaan umrah kedua di hotel, tempat menginap jemaah calon haji.
Hari sabtu kemarin, H. Karlos menyewa dua bus untuk mengangkut jemaah menuju Jabal Rahmah atau lebih dikenal dengan bukit cinta.
Bukit tempat pertemuan Adam As dan Hawa yang diabaikan dalam bangunan tugu di puncak Jabal Rahmah.
Tujuan utama kunjungan kemarin yaitu ke tempat penyembelihan kambing-dam dan mengambil miqat-niat umrah kedua.
Perjalanan menuju tempat penyembelihan kambing, jemaah melewati Mina. Hamparan tenda sudah siap menampung jemaah haji pada saat nanti melempar jumrah.
Kami melewati Jabal Gua Tsur, tempat persembunyian Rosul sebelum ke hijrah ke Madinah.
Kami juga melewati Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira, tempat pertama turunnya Alquran.
Tempat-tempat tersebut hanya Jabal Rahmah yang disinggahi, sedangkan Gua Tsur dan Jabal Nur-Gua Hira, hanya dilihat dari dalam bus sambil dijelaskan oleh ustad Nurdin.
Perjuangan Rosul terhadap agama ini sungguh luar biasa sehingga hari ini pengikutnya makin mendunia.
Saya dan jemaah lainnya bersepakat untuk mencari waktu berkunjung ke Jabal Nur-Gua Hira.
Sekitar pukul 10, bus tiba di tempat penyembelihan kambing, jemaah turun dari bus.
Ribuan kambing sudah siap di dalam kandang. Selain itu, saya perhatikan beberapa kali mobil pikap datang membawa kambing untuk disembelih sebagai dam atau denda bagi jemaah.
Sekitar 30 menit jemaah berkerumun di sekitar kandang kambing, akhirnya satu persatu kembali lagi ke bus.
Dua faktor utama yang membuat jemaah cepat kembali ke bus. Pertama karena panas yang sangat ekstrim untuk ukuran orang Indonesia.
Kedua karena bau kambing yang tidak sedap. Pekerja di tempat penyembelihan kambing cukup banyak, khusus pekerja yang bertugas menyembelih kambing, berpakaian seragam warna merah, mungkin karena warna darah itu merah.
Kehadiran jemaah di tempat penyembelihan kambing, tidak lain untuk menyaksikan proses penyembelihan meski hanya lewat foto dan video.
Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang diberikan kepada H. Karlos Husain untuk memfasilitasi pembelian dan penyembelihan kambing sebanyak 89 ekor, sesuai jumlah jemaah yang mendaftar kepada H. Karlos.
Menjelang dhuhur, bus meluncur menuju Masjid Aisyah untuk melakukan miqat atau berniat umrah kedua.
Jemaah berpakaian ihram dan tidak boleh dibuka sebelum thawaf dan sa’I kedua.
Sebagian besar jemaah membadalkan umrahnya kepada orang tuanya. Saya sendiri membadalkan bapak saya almarhum yang tidak sempat menunaikan ibadah haji semasa hidupnya.
Semoga jemaah calon haji kloter 4 selalu dalam keadaan sehat selama menjalankan rangkaian ibadah haji dan kelak pembaca suatu waktu dipanggil pula datang ke tanah suci.
Labbaikallah Humma Labbaik… .Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah. (*)