Selamat Tinggal Kota Madinah Al-Munawwarah
Delapan hari sholat fardhu 40 waktu atau arbain di Masjid Nabawi, rasanya belum cukup. Ada kerinduan teramat mendalam.
Terlebih sholat di sekitar bekas rumah Rasulullah sekaligus makam beliau yang lebih familiar disebut Raudhah atau taman syurga.
Jemaah merindukan berziarah ke makam Rasululllah, sang pembawa kebenaran Islam sepanjang zaman.
Rombongan kloter 4, Kota Parepare dan Bulukumba menyempatkan melakukan wisata ke situs sejarah, ke bekas-bekas telapak kaki Rasulullah.
Pada hari senin, tanggal 29 Mei, pukul 06.00 Waktu Madinah, berkunjung ke Masjid Quba.
Sebelum rombongan Rasulullah tiba di pusat kota Madinah, beliau mampir dalam beberapa waktu kemudian membangun Masjid Quba. Konsolidasi tim sebelum tiba di Madinah.
Memasuki Masjid Quba, disunnahkan Sholat Tahyatul Masjid, dilanjutkan Sholat Tobat, dan Solat Dhuha.
Tempat yang mustajab di Masjid ini menurut keterangan yaitu di sekitar mimbar. Disitu ada bekas-bekas sujud Rasulullah.
Saya ikuti keterangan ini meski harus melewati shaf-shaf yang diisi jamaah. Saat berdoa, tiba-tiba air mata keluar seiring dengan lantunan doa.
Objek wisata kedua yang dikunjungi yaitu kebun kurma. Pengunjung boleh mencoba berbagai jenis kurma yang dijual.
Jika sudah menetapkan jenis kurma yang disuka, barulah bertransaksi. Pembayarannya bisa menggunakan rial, bisa juga dengan rupiah.
Di belakang toko kurma, berjejer pohon kurma. Jenis kurma yang favorit yaitu kurma ajwa, disebut juga kurma Nabi.
Kloter 4 juga mengunjungi Gunung Uhud, dikenal dengan Perang Uhud. Pasukan kafir berjumlah 3000 orang, sedangkan pasukan muslim hanya 1000 orang.
Rosul mengintruksikan kepada pasukan panah agar tidak meninggalkan Gunung Uhud apapun yang terjadi.
Namun setelah pasukan kafir kalah, pasukan panah terlena melihat harta pasukan kafir yang ditinggalkannya.
Tahap kedua kunjungan wisata, Sabtu, tanggal 3 Juni. Kali ini dilakukan secara mandiri, jemaah yang saweran menyewa bus dan pembimbing.
Kunjungan pertama ke tempat pengambilan foto sambil naik unta. Dilanjutkan melewati gunung magnet.
Mesin mobil dimatikan, namun aneh tapi nyata, mobil berjalan sendiri dengan kecepatan sampai 120.
Rombongan kloter 4 juga mengunjungi pabrik percetakan Al-Qur’an. Tiap peserta dihadiahi satu Al-Qur’an.
Rute berikutnya, melewati Masjid Kiblatain. Sebelum Rasul berkiblat ke Ka’bah, Rosul pernah berkiblat ke Baitul Maqdis selama 17 bulan.
Sekitar jam 10 pagi, jemaah kembali tiba di hotel. Jadwal seperti ini sudah tepat agar waktu arbain tidak ketinggalan.
Hari ini, sabtu, tanggal 4 Juni, pukul 06 Waktu Madinah, jemaah meninggalkan Kota Madinah Al-Munawwar menuju Kota Makkah, ditempuh sekitar 5 jam naik bus.
Delapan hari di Madinah, begitu banyak kenangan spiritual yang sangat berkesan. Setiap jemaah masing-masing punya pengalaman spiritual.
Namun intinya hanya satu, semua jemaah berjuang untuk mencapai haji mabrur. Setelah tiba di tanah air, semoga banyak perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
Semoga jemaah kloter 4 selalu dalam keadaan sehat, selama menjalankan rangkaian ibadah haji dan kelak pembaca suatu waktu dipanggil pula datang ke tanah suci.
Labbaikallah Humma Labbaik… .Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah. (*)