Ziarah ke Kubur Baqi

Ibrahim Fatah Melaporkan dari Madinah

Pagi jam 9 waktu Madinah, jemaah haji sudah mulai terlihat bergerak menuju ke Masjid Nabawi. Maklum, selama sepekan ini, jemaah haji dari berbagai negara tiap hari mulai berdatangan.

Setiap sholat fardhu, masjid penuh sesak, tentu terlebih pada pelaksanaan sholat jumat. Mungkin begitu pikiran jemaah sehingga datang lebih awal dari biasanya.

Meski Masjid Nabawi ukurannya sangat luas, namun tiap masuk sholat fardhu, terlihat penuh sesak.

Di luar Masjid, berhadapan pintu masuk, ada pelataran sebagai shaf tambahan bagi jamaah yang tidak tertampung di dalam Masjid.

Di lantai 2, luasnya seluas lantai satu, penuh sesak juga, dapat diakses melalui eskalator, posisinya bersebelahan di beberapa pintu masuk.

Selama sepekan ini, saya sudah dua kali sholat fardhu di lantai 2, faktornya yaitu, menjelang masuk waktu sholat fardhu, saya ke toilet buang kecil dan berwudhu.

Namun begitu mau masuk kembali ke dalam Masjid, aksesnya sudah ditutup oleh askar.

Alternatif solusinya hanya dua, yaitu memilih sholat di pelataran Masjid atau naik ke lantai 2 melalui eskalator.

Pintu masuk Masjid Nabawi, jumlahnya sangat banyak, di atas 20-an. Setiap pintu masuk terhubung dengan akses ke hotel atau tempat menginap jemaah dengan berjalan kaki dengan jarak rata-rata sekitar setengah kilo meter.

Jika salah memilih pintu keluar, jamaah berpotensi kesasar karena bentuk pintu dan kondisi pelataran Masjid semua mirip atau sulit dibedakan.

Trik yang paling mudah untuk menghindari kebingungan ketika salah keluar pintu adalah tengok nomor pintu tersebut, pastikan nomor pintu masuk yang dilewati adalah nomor pintu ketika keluar.

Ketika berbeda nomor pintu masuk dan pintu keluar, jamaah bisa dibuat bingung menemukan akses jalan ke hotel tempat menginap, terlebih jika hanya seorang diri.

Hari pertama di Madinah, dilaksanakan rapat koordinasi kloter 4. Rapat dipimpin oleh ketua kloter 4, Pak Syaiful Mahsan, dihadiri semua ketua rombongan dan ketua regu serta pembimbing haji, termasuk tim medis.

Salah satu informasi yang muncul yaitu, ada jemaah haji asal Bulukumba yang hilang. Manajemen Kemenag tentang masalah ini sudah ada sistemnya.

Di belakang Masjid Nabawi, ada area pekuburan Baqi. Kubur ini sudah ada pada zaman Rasulullah, ketika hijrah di Madinah, disinilah para sahabat beliau dikuburkan.

Sabda Rasulullah, siapa yang dikuburkan di Baqi dijamin masuk syurga. Tidak ada batu nisan seperti pekuburan di Indonesia selain hanya diberi batu biasa sebagai tanda.

Akses jalan di kubur Baqi tertata rapi. Para pengunjung berjalan mengikuti jalan setapak di dalam pekuburan.

Tidak ada kesan “angker” seperti kubur kita di Indonesia. Begitu kita memasukinya, kita sudah memandang lautan peziarah berjalan antri menelusuri jalan setapak.

Di beberapa titik ada askar yang menjaga agar peziarah tidak keluar dari jalan setapak.

Semoga jemaah haji kloter 4 selalu dalam keadaaan sehat selama menjalankan rangkaian ibadah haji.

Kelak pembaca suatu waktu dipanggil pula datang ke tanah suci. Labbaikallah Humma Labbaik… .Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah. (*)

__Terbit pada
3 Juni 2023
__Kategori
Culture