
Kutunaikan Panggilan-Mu
Fajar baru saja menyingsing di ufuk, lantunan ayat -ayat-Mu berkumandang dari masjid-masjid, menyentuh langit.

Kami terbangun menunaikan shalat Subuh berjemaah di Masjid Quba, Kompleks Asrama Haji Sudiang Sulawesi Selatan dengan khusyuk.
“Ya Allah berikan kekuatan dan petunjuk menunaikan ibadah ini dengan baik,” doaku, ku usap wajahku di akhir shalat.
Usai shalat, kembali ke kamar persiapkan segala sesuatunya, seperti sarapan, sebelum menuju bandara.
Sekira pukul 09.00, Matahari naik dari ufuk, suhu atmosfer mulai hangat. Kami bersiap naik bus didampingi petugas haji.
Mereka terus mengimbau, kami selalu menjaga kesehatan dan mengikuti instruksi petugas haji agar dapat beribadah secara maksimal.
Mengingatkan kami bahwa ibadah haji itu ibadah membutuhkan ketahanan fisik apalagi cuaca di Arab Saudi berbeda dengan cuaca di tanah air.
Jemaah haji diimbau mendoakan bangsa dan negara ini menjadi negeri makmur dan sejahtera.
“Baldatun tayyibah wa rabbun gafur.”
“Semoga sehat, menjalankan ibadah haji dengan maksimal. Kembali ke tanah air dengan predikat haji mabrur.”
Ibadah haji memiliki berbagai keistimewaan dibanding ibadah lainnya.
“Saya bersyukur kepada-Mu diberikan kesempatan tunaikan panggilan-Mu.”
Kami berterima kasih kepada petugas haji, sejak di Kota Parepare, di Asrama Haji, hingga di bandara. Mereka memberikan pelayanan terbaik.
Selain itu, Kementerian Agama Sulawesi Selatan juga memberikan bimbingan haji, berupa simulasi sa’i, tawaf, menggunakan toilet pesawat, dan sejumlah bimbingan teknis haji lainnya.
“Semoga kebaikan dan pengetahuan mereka (petugas haji) diberikan kepada jemaah bernilai ibadah,” kata Andi Nurhanjayani.
***
Umat Islam di seluruh jagad raya memiliki mimpi menunaikan rukun Islam ke lima, ingin bersujud dan bersyukur di depan baitullah.
Ibadah haji itu paripurna, tidak semua umat Islam mendapat kesempatan menunaikannya.
Hanya umat yang mampu dan mendapatkan panggilan dari Allah SWT.
Panggilan haji itu spesial, memuat asma Allah. Siapapun yang menjalankan ibadah haji harus menata niat dengan baik, Saya beribadah karena Allah.
“Sudah ku niatkan hanya untuk beribadah kepada Allah. Meski niat ini yang paling sulit untuk ditanamkan dan diamalkan.”
Jemaah haji harus benar-benar pasrah kepada Allah. Jamaah juga diimbau untuk menyiapkan diri dari sisi fisik, mental, moral, spiritual dan juga material.
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa,” QS Al-Baqarah ayat 197. (*)