Singa Atlas Mengaung
Tim Nasional Maroko, mendadak jadi perbincangan hangat para pencinta bola dunia. Maklum, Singa Atlas mampu memberikan kejutan di gelaran Piala Dunia Qatar 2022.
Punggawa Al Magribi itu tampil menggila. Singa Atlas Mengaung, membenamkan raksasa sepak bola dunia, seperti Spanyol, La Furia Roja bertekuk lutut dengan skor 3-0 (adu pinalti) di babak 16 besar.
Kemudian permalukan Portugal di babak delapan besar dengan skor 1-0. Hasil itu cukup mengantar Hakim Ziyech dkk, tembus semifinal. Di babak empat besar, Maroko bersua jawara bertahan (2018) Prancis. Tim Ayam Jantan itu lolos semifinal setelah melibas Inggris dengan skor 2-1.
Maroko tampil konsisten sejak babak penyisihan, ia mampu memimpin klasemen
grup F disusul Kroasia yang kini juga masuk semifinal setelah menjinakkan Brazil lewat adu pinalti.
Saat Piala Dunia baru dimulai, penikmat bola jagad raya tidak pernah melirik, apalagi menjagokan Maroko. Maklum, negara itu tidak memiliki sejarah sepak bola mentereng, seperti Brasil, Jerman, Argentina, Belanda, Spanyol, Perancis, dan Inggris.
Maroko juga termasuk negara yang baru di ajang sepak bola sejagad. Penampilan dan semangat juangnya mulai fase grup hingga memulangkan Spanyol, Portugal, tim yang paling dijagokan dan langganan Piala Dunia.
Akankah Maroko membuat kejutan lagi, hingga mencapai partai final. Patut kita tunggu. Jika berkaca pada rekor baru untuk Maroko sebagai negara Afrika yang bisa menembus babak semifinal, setelah mencukur Portugal di babak delapan besar.
Dikutip Tempo, timnas Maroko tercatat telah mengikuti Piala Dunia sebanyak enam kali, yaitu pada 1970, 1986, 1994, 1998, 2018, 2022.
Pencapaian terbaiknya yakni lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 1986, saat itu mengalahkan Portugal 3-1
Maroko pertama kali lolos ke Piala Dunia 1970. Saat itu ia mengalami kekalahan dua kali masing-masing Jerman Barat (2-1) dan Peru (3-0). Hasil imbang melawan Bulgaria (1-1).
Di fase grup Piala Dunia 1986, Maroko meraih dua hasil imbang tanpa gol melawan Polandia (0-0) dan Inggris (0-0), serta menang melawan Portugal dengan skor 3-1.
Kala itu Maroko lolos ke babak 16 besar. Pencapaian terbesar bagi dunia sepak bola Maroko, belum ada tim dari Afrika yang bisa menembus babak itu. Namun langkah Maroko terhenti setelah dikalahkan Jerman Barat dengan skor tipis 1-0.
Piala Dunia 1998, Maroko nyaris lolos ke babak 16 besar lagi. Setelah bermain imbang melawan Norwegia 2-2 dan kalah 3-0 melawan juara bertahan Brasil, dan mengalahkan Skotlandia 3-0.
Catatan itu tidak membuat Maroko patah arang, ia terus berbenah mendatangkan pemain kelas dunia yang berlaga di Eropa.
Piala Dunia 2022, Maroko memulai dengan dua pertandingan melawan tim yang mencapai semifinal pada 2018.
Anak asuh Walid Regragui memulai hasil imbang tanpa gol melawan runner-up 2018, Kroasia. Memberikan kejutan, setelah mengalahkan Belgia dengan skor 2-0 di pertandingan kedua.
Penampilan impresif Maroko tak lepas dari rajikan tangan dingin, Walid Regragui membuat timnya tak bisa dianggap remeh.
Selain itu sejumlah nama yang merumput di liga terbaik Eropa, menambah daya gedor di setiap lini, sebut saja Hakim Ziyech. Penyerang sayap Liga inggris, Chelsea tampil memukau.
Ziyech lahir dan besar di Belanda, bergabung ke Timnas senior Maroko sejak tahun 2015. Pemain ini menjadi sorotan berkat penampilan gemilangnya, meski jarang menjadi starter di Chelsea.
Pemain lainnya Sofyan Amrabat lahir di Belanda, ia berposisi sebagai gelandang tengah dan kini bermain di klub Serie A Italia, Florentina..
Yassine Bounou lahir di Montreal, Kanada. Bono begitu ia disapa kini bermain sebagai penjaga gawang klub Liga Spanyol, Sevilla.
Namanya menjadi buah bibir setelah menggagalkan pinalti para pemain Spanyol di 16 besar.
Achraf Hakimi Mouh, lahir di Madrid Spanyol. Ia kini merumput di liga Prancis, PSG dan menjadi pemain kunci Raksasa Liga Prancis.
Hakimi menjadi topik pembicaraan setelah mencium ibunya setelah pertandingan.
Noussair Mazraoui biasa beroperasi sebagai bek kanan anyar. Kehadirannya di benteng pertahanan memberikan perubahan bagi Bayern Munchen.
Mazraoui mampu menjaga pertahanan Maroko, sejak di babak penyisihan hingga delapan besar. (*)