MULAI MENULIS DENGAN KALIMAT RINGAN

Oleh : Ibrahim Fattah.

Senin, 10 Oktober 2022, Kota Parepare, mendung disertai hujan rintik, tim BaKTI tiba di Kota Parepare, melatih tim Inklusi YLP2EM dan perwakilan Kelompok Konstituen, trik menulis berita, artikel dan fotografi.

Workshop berlangsung dua hari, 11-12 Oktober 2022, di Cafe and Resto Amais, Jalan Jenderal sudirman, melatih peserta workshop menulis dab mempublikasikan melalaui media.

Memulai menulis itu harus ada kemauan dan keberanian. Mulai saja menulis. Setelah itu, tulisan, baru revisi sendiri isinya, nanti lama kelamaan akan tumbuh kemauan untuk menulis atau lama kelamaan akan menjadi kebiasaan.

Peserta menyimak acara disesi pagi setelah pembukaan, difasilitasi Pak Gufron, selama ini banyak menulis buku. Rumus tulisan berita itu kata Pak Gufron adalah 5 W ditambah 1 H.

Pak Gufron mengawali fasilitasinya dengan perkenalan kepada peserta satu persatu. Tiap peserta diminta menyebut nama dan nama kelompok konstituennya.

Setelah itu Pak Gufron melanjutkan pertanyaannya,

“Apakah Anda pernah menulis,” tanya Pak Gufron.

“Pernah Pak,” jawab kata Ebi peserta workshop.

“Dimana”, tanya lagi Pak Gufron memburu.

“Menulis status di Facebook Pak,” jawab Ebi di sambut tawa peserta.

“Artinya tulisan peserta, belum menggunakan rumus 5 W 1 H. Setidaknya, sudah ada permulaan yang baik,” kata Pak Gufron.

Menulis berita dan artikel, kata Pak Gufron selain harus menguasai rumus 5 W ditambah 1 H, juga penting memulai tulisan dengan memberi pengantar kalimat yang ringan agar menarik pembaca.

Konstruksi otak manusia, kata Pak Gufron, pada umumnya suka memulai dari hal-hal yang ringan. Setelah itu baru pembaca melanjutkan membaca tulisan pada peragraf berikutnya.

Tulisan yang baik itu sebaiknya menyertakan data dan informasi dari nara sumber yang menguasai aspek yang sedang menjadi tulisan berita dan artikel itu sehingga pembaca lebih yakin dengan tulisan tersebut.

Peserta diberi tugas individu, latihan menulis berita atau artikel, temanya yaitu pembentukan kelompok konstiuen, kekerasan terhadap perempuan, perubahan iklim, dan berita inklusi.

Peserta dipersilahkan memilih salah satu dari tema yang telah ditetapkan oleh fasiltator. Peserta diminta menulis sekitar 30 menit lamanya. Ada yang cepat selesai, namun ada juga yang lama.

Menulis berita atau artikel dalam program Inklusi sangat diperlukan karena sangat disayangkan jika kegiatan yang mengundang masyarakat lalu tidak ada beritanya, mengetahu i hanya kita-kita saja.

Banyak kegiatan di tengah masyarakat, baik itu yang dilaksanakan pemerintah setempat maupun organisasi non pemerintah termasuk dari kelompok konstituen. Namun tidak diberitakan.

Kelompok Konstituen (KK) di Kota Parepare tersebar di 15 kelurahan atas kerjasama YLP2EM dan Yayasan BaKTI, didukung oleh DFAT melalui Program Inklusi.

Jika tidak ada yang memberitakan suatu kegiatan atau suatu permasalahan sosial kemasyarakatan, sudah pasti publik dan pengambil kebijakan tidak mengetahuinya.

Menjelang ishoma siang, lima peserta membaca hasil tulisannya, termasuk saya, ikut membacakan hasil tulian. Menurut pak Gufron, secara umum, tulisan kelima peserta tersebut sudah memuat rumus 5 W 1 H.

Kemajuan diperoleh dari workshop di hari pertama, yaitu sudah ada calon penulis berita/artikel di 15 KK. Tentu ini suatu kemajuan yang patut diapresiasi.

Sesudah acara ishoma, Pak Frans tampil membawakan materi fotografi. Diawali tampilan foto anak sekolah yang sedang bergantungan di atas jembatan gantung, menghubungkan dua desa.

Foto tersebut mempelihatkan bagaimana warga dan anak sekolah berjuang menyeberang di jembatan desa yang kondisinya sudah rusak. Membahayakan keselamatan orang yang menyebrang tiap hari.

Berkat berita tersebut yang disertai foto, akhirnya muncul respon baik dari pemerntah setempat. Suatu bukti bahwa berita yang baik sebaiknya disertai foto yang menggambarkan apa yang sedang terjadi.

Dampak berita yang disertai foto tersebut, pemerintah membangun jembatan permanen. Pesannya adalah berita yang disertai foto lebih efektif menjadi media advokasi.

Penulis berita harus terampil mengambil foto yang baik atau angel, kata Pak Frans, sambil menjelaskan berbagai metode pengambilan foto untuk disertakan dalam tulisan berita atau artikel.(*)

__Terbit pada
12 Oktober 2022
__Kategori
Culture