REUNI IPM CERIA, TAWA DAN AIR MATA SEBAGAI PENGINGAT

Oleh : Ibrahim Fattah

Langit di pagi hari cerah berawan, saya bergegas menuju Jalan Muhammadiyah, tepatnya di depan Masjid Al-Istiqamah, kompleks perguruan Muhammadiyah, titik kumpul peserta reuni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Lokasi reuni IPM Parepare ditempatkan di Lowita, Desa suppa, Kabupaten Pinrang, pada hari Ahad, tanggal 14 Agustus 2022, mulai pagi sampai menjelang masuk waktu salat Asar.

Dua hari sebelum hari H, sudah diatur alur acara reuni IPM. Namun semalam sebelum hari H, saya dapat telepon dari host acara reuni IPM, kak saya mohon maaf, saya tidak sempat mengisi acara besok.

Dibalik telepon saya dengar ada suara batuk serkali-kali, saya menggigil kak. Kata host itu, adinda Taufik Sawati.

Sejenak saya berfikir, sambil menyarankan agar minum daun papaya dicampur jahe. Informasi ini saya tidak sampaikan kepada ketua panitia, pokoknya besok acara harus sukses, kata saya dalam hati.

Saya menumpang di mobil Pak Saleh, mantan Ketua IPM tahun 90 an, mobil pak saleh, mobil kedua dalam konvoi. Di depannya ada mobil patwal Dishub Parepare, mengawal rombongan reuni IPM.

Saya menoleh ke belakang ada dua bus dan beberapa mobil pribadi beriringan, ramai acara ini, kata saya kepada Pak Saleh.

Di mobil pak Saleh, selain saya, ada juga pak Muslimin dan adinda Mukhlis, yang dikenal sebagai komedian lokal, wa’ karennu, disingkat waker.

Perjalanan sekitar 15 menit dari Parepare ke Suppa. Sekitar pukul 09.00, rombongan tiba di lokasi reuni IPM, namanya HeSan di Lowita, Suppa.

Tempatnya menarik, alam terbuka, suasana pantai.
Saat tiba, saya cari adinda Taufik Sawati, tapi dia tidak ada. Berarti masih sakit, kata saya dalam hati.

Sewaktu gladi, disepakati host memakai baju putih, kopiah dan sarung.

Begitulah penampilan peserta anak laki-laki peserta Training Center Taruna Melati (TC TM) di tahun 80-an.

Tujuan bernampilan jadul itu untuk mengingat masa-masa kecil ketika ikut sebagai peserta TC TM I IPM.

Tidak ada rotan akarpun jadi. Dari rumah, saya sudah menyiapkan baju putih, kopiah dan sarung, jika host, adinda Taufik betul-betul masih sakit, maka saya yang akan tampil menggantikannya.

Saya berusaha menyiapkan diri sebagai peran pengganti.

Saya sudah siapkan 3 pantun, saya gunakan itu sebagai ice breacker untuk mencairkan suasana sebelum acara dimulai. Begini pantun itu.

Hari ahad kita reuni IPM di Suppa, Gembira hati ini pergi bersama sama Di suppa kita saling menguatkan. Mari tatap hari esok yang penuh berkah.

Lalu saya lanjutkan lagi berpantun agar saya lebih pede sebagai host pengganti.

Pagi pagi kita ke Wisata Lowita
Bareng bareng sahabat IPM yang penuh ceria. Saya lihat ada cinta yang tak bertepi
Itulah cinta kak Nasir dan kak Eda.

Saya sudah merasa siap mental sebagai host, sayapun membuka acara reuni seoalah olah dalam suasana sedang meimimpin sidang TC TM I IPM.

Dr. Nur Ida, bertugas sebagai MC, sedang berdiri disamping saya. Sebelum saya memberi kesempatan kepada MC, saya lanjutkan lagi pantun yang ketiga untuk memulai acara reuni IPM.

Mari kita mulai reuni IPM
Rasa gembira bertemu kembali
Ada rasa syukur kepada Allah
Selamat datang para alumni IPM

Saya menyerahkan palu sidang dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil Aalamiin, pimpinan sidang yang lama saya serahkan kepada pimpinan sidang yang baru.

Dr. Nur Ida, menyambutnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahiem, pimpinan sidang yang baru saya terima denga resmi, tuk, tuk, tuk. Bunyi palu sidang, mengundang tawa para peserta reuni.

Acara reuni IPM sengaja disetting lebih cair. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, Surah Luqman, dibaca saat malam pemba’yatan, pada malam terakhir pengkaderan IPM. Dibaca oleh Salpiah setelah dibuka oleh MC.

Acara reuni IPM Parepare, dilakukan secara hybrid. Selain banyak alumni yang hadir di Suppa, tidak sedikit yang mengikuti melalui zoom.

Bahkan ada yang bergabung lewat zoom meski sedang terbaring di Rumah Sakit. Tidak lupa MC, Nur Ida mengirimkan doa kesembuhan yang di Aamiin kan oleh alumni IPM.

MC mengundang ketua panitia, kak Ruslan Amin, memberi sepatah kata. Anggota grup whatsaap alumni IPM Ceria sekitar 180 an orang, yang hadir sekitar 90 an orang, di luar yang ikut lewat zoom.

Setelah itu, MC meminta saya memberi selingan quis berhadiah. Jika pertanyaan dijawab, akan diberi hadiah.

Siapa yang masih hafal motto IPM?. Sebutkan nama ortom secara lengkap.

Acara dilanjutkan dengan mengundang Koordinator wilayah reuni IPM, kak Bakhtiar Maradi, datang khusus dari Makassar.

Kita berkumpul disini karena kita cinta kepada Muhammadiyah. Cinta itu anugerah, kata beliau.

Sambutan kak Bakhtiar penuh makna filosofis. Saya baru tahu, kalau lagu Uskudara Gederikan yang kita nyanyikan semasa di IPM, adalah lagu kecintaan seorang remaja yang tak berjodoh dengan pujaan hatinya, tetapi tak membuatnya patah hati karena perjuangan Islam yang lebih utama. Subehanalllah.

Quis berikutnya, siapa yang punya pengalaman setelah ikut TC TM I, berdakwah di keluarganya melarang ritual musyrik?

Ada juga pertanyaan khas anak remaja masa lalu, siapa yang pernah mengincar ipmawati tapi dicuekin?.

MC mengundang kak Nasir, Pembina reuni IPM. Kata sambutannya mengajak untuk merekatkan silaturahmi sesama alumni dengan menjodohkan anak alumni, siapa tahu anak-anak kita bisa menjadi pasangan hidup. Ajakan yang menarik untuk dipikirkan.

Ada Juga kuis, siapa alumni IPM yang berjodoh dan langgeng hingga kini?. Ada banyak nama yang dihapal oleh alumni IPM, semoga mereka selalu sakinah, mawaddah, warahmah. Bersambung.

__Terbit pada
15 Agustus 2022
__Kategori
ESAI