“Oma Naomi Lengser Keprabon”
Pagi ini, selasa, 9 Agustus 2022, udara begitu sejuk, seolah menyambut peserta pembentukan/penguatan Kelompok Konstituen (KK) dengan senyum mentari yang sumringah.
KK Flamboyan Kelurahan Ujung Lare, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, kelurahan kelima yang difasilitasi YLP2EM. KK Flamboyan dimotori Ibu Naomi, akrab disapa Oma.
Saya tiba di Kantor Kelurahan Ujung Lare, pukul 08.30, di depan pintu masuk, ada koran terbitan lokal. Saya membaca Koran tersebut, Oma datang menyusul, dia duduk di samping saya.
“Sehat Oma,” tanyaku, mulai obrolan.
“Iya sehat,” jawabnya singkat.
Beberapa waktu yang lalu Oma kena strok ringan. Penampilannya kali ini sudah kelihatan sehat bugar, tidak ada tanda-tanda kalau pernah terkena strok ringan. Kini, aktivitas Oma sudah dibatasi aktivitasnya oleh anak-anaknya.
Saya ajak Oma naik ke lantai 2, tempat pertemuan KK, tangganya cukup terjal. Tinggi anak tangganya sekitar 20 centimeter.”Tidak cocok buat manula seperti Oma,” kata saya kepada Oma setelah tiba di lantai 2, Oma membalas dengan senyum.
Saya dan Oma tiba di ruang pertemuan, semua tim program Inklusi-YLP2EM, sudah lengkap. Saya masih melanjutkan ngobrol berdua dengan Oma. Ibu-ibu yang lain asyik bercengkrama sambil menunggu acara dimulai.
“Oma, apa maknanya itu kata Flamboyan bagi KK ujung Lare,” bertanya.
“Flamboyan itu nama bunga, biasa juga disebut bunga Kamboja. Bunga Flamboyan banyak tumbuh di pekuburan,” urai Oma.
“Kenapa diberi nama itu oma,” tanya saya lagi lebih dalam.
“Begini, bunga Flamboyan itu banyak di kubur, sebelum kita ke sana, kita harus banyak berbuat baik di dunia,” katanya singkat.
“Apakah makna kata flamboyan ini sudah diketahui semua pengurus KK Flamboyan.”
“Belum,” jawab Oma singkat.
“Kalau begitu Oma saya beri waktu menjelaskan agar banyak yang tahu makna itu. Sekarang ya,” kataku membisik.
Waktu menunjukkan pukul 09.10, Ibu Sappe (Staf YLP2EM) turun di lantai 2 memanggil pak Lurah agar acara bisa dimulai. Sekitar 10 menit lagi Pak Lurah sudah berada di tempat pertemuan.
Oma berdiri di depan flipchart seperti layaknya fasilitator.
“Dimana banyak tumbuh Bunga plamboyan,” tanya Oma kepada peserta.
“Di kuburan Oma,” jawab ibu-ibu kor.
“Sebelum kita ke sana, kita harus banyak berbuat baik di dunia ini,” kata Oma.
Saya mendekat kepada Oma, menambahkan penjelasannya Oma bahwa kalau kita sudah di sana, bunga Flamboyan berdoa, “Ya Tuhan jangan siksa dia karena semasa hidupnya banyak membantu orang miskin,” aamiin.
Saya dipersilakan memberi Pak Lurah memberikan sambutan. Menjelang sesi pemilihan pengurus KK, Oma minta waktu untuk bicara. “Saya ini sudah tua. Anak-anak saya sudah membatasi aktivitas saya,” kata Oma.
Pada sesi pemilihan pengurus KK, fasilitator meminta pendapat peserta, apakah sistem pemilihannya terbuka atau tertutup. Peserta kompak menjawab, tertutup Pak. Ibu Sri Sulastri terpilih sebagai Ketua KK Flamboyan.
Pada sesi penutupan, saya diminta fasilitator memberi sambutan sekaligus menutup acara. Ketika saya merefleksi singkat tentang aktivitas keseharian Oma di bidang sosial, mata saya tiba-tiba berkaca-kaca.
Saya butuh sekitar 10 detik untuk melanjutkan kata sambutan saya, saya terharu atas komitmen kemanusiaan Oma kepada sesama.
“Terima kasih kepada Oma atas waktunya mengurus KK Flamboyan, banyak warga yang sudah merasakan manfaatnya. Sebuah komitmen kemanusiaan yang patut kita jadikan contoh.”
Oma menatapku dengan senyum, saya berharap agar pengurus KK yang baru melanjutkan keberhasilan yang telah dirintis Oma.
“Oma lengser keprabon,” canda saya kepada peserta sebelum saya akhiri kata sambutan saya.
Oma perempuan menghabiskan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk urusan sosial. Ia mengurus orang sakit, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), beras miskin, dan lainnya.
Bahkan Oma sering mendatangi kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mendapatkan mengakses layanan agar warga yang diperjuangkan mendapatkan haknya.
Pembentukan atau penguatan KK itu program inklusi Bakti-YLP2EM. Inklusi itu suatu pendekatan atau konsep pembangunan untuk melayani warga tanpa kecuali.
Sedangkan Inklusif adalah kondisi daerah kita sudah menerapkan konsep inklusi itu, semua orang terlayani dengan baik, tanpa membeda-bedakan, pelayanan sudah adil bagi semua orang. (*)