Muhasabah di Hari Asyura

Senin, 8 Agustus 2022, Tuan Guru datang ke sekolah lebih pagi. Sohib berdiri di gerbang sekolah menyapa sang pembelajar belia.

Mengarahkan anak didiknya agar bergegas. Upacara pengibaran Bendera Merah Putih segera dimulai. Sesekali sohib menanyakan kabar pembelajar belia di pagi itu.

Udara cukup sejuk, sang surya berlahan naik dari ufuk. Suara kendaraan melintas di jalan raya cukup bising, meski tidak mengganggu aktivitas pembelajaran.

Usai upacara, sohib masuk kelas. Menunaikan tugas pengabdian. Tak terasa, pewaktu menunjukkan pukul 09.20, giliran Tuan Guru masuk kelas.

Saat duduk kursi guru, masih banyak anak didik terlambat. Sesuai perjanjian, mereka diberikan hukuman mendidik.

“Saya mau hapal Surah Alkahfi Pak, ayat 1-10,” pintanya. Tuan Guru membuka aplikasi Alquran, memastikan hapalan benar. Maklum Tuan Guru belum hapal surah tersebut.

*****
Hari ini, ternyata bertepatan 10 Muharram. Bulan pembuka. Tahun Baru 1444 Hijriah. Hari tersebut, terdapat tradisi menyantuni anak yatim yang dilakukan oleh para ulama maupun masyarakat umum.

Selain itu, umat muslim
menjalankan ibadah sunnah, yakni berpuasa dan dianjurkan perbanyak dzikir dan berdoa. Memohon pengampunan dosa hingga meminta keselamatan. Membaca tasbih, tahmid, takbir

Banyak peristiwa penting pada 10 Muharram. Pada hari itu Nabi Ibrahim lahir dan diselematkan dari api Namrud, tenggelamnya Fir’aun.

Nabi Ayub disembuhkan dari penyakitnya, Nabi Adam dan Nabi Daud diterima taubatnya, serta kerajaan Nabi Sulaiman dipulihkan kembali.

Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara Mesir akibat fitnah. Nabi Yunus keluar dari perut ikan hiu, dan sejumlah peristiwa bersejarah lainnya. (dikutip dari berbagai sumber)

Berpuasa di hari Asyura, memiliki hikmah. Mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan setahun sebelumnya. Muhasabah dari kesalahan yang sudah diperbuat.

Rasulullah Muhammad SAW pernah ditanya tentang puasa Asyura, beliau menjawab, “(Puasa tersebut) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).

*****
Tetapi bagi sebagian emak-emak di Sulawesi, melanjutkan tradisi Asyura dengan menyerbu penjual peralatan dapur di pasar.

“Otewe ke pasar, beli “Pajero” (pejje (garam) dan passero (timba plastik),” tulisnya di akun Facebooknya.

Berbelanja peralatan dapur dipercaya menambah rezeki dan keselamatan keluarga.

Biasanya emak-emak membeli peralatan dapur, seperti piring, panci, wajan, sendok, baskom, dan gayung. (*)

Ilustrasi buka puasa (Pixabay)

__Terbit pada
8 Agustus 2022
__Kategori
Culture