STRATEGIC PLANNING YLP2EM, Siapkan Program Magang Mahasiswa
Tantangan internal YLP2EM menjadi topik diskusi hangat di hari kedua Strategic Planning. Diskusi ini, mengatasi kelemahan, ancaman, dan dampaknya. Kini harus disikapi secara kelembagaan.
Peluang Swakelola Tpe 3 harus dimanfaatkan membantu pemerintah daerah (Pemda), memberdayakan masyarakat.Khususnya kelompok miskin yang selama ini belum banyak mendapatkan akses dan manfaat pembangunan di daerah.
YLP2EM akan merevisi struktur kelembagaan dan membentuk unit bisnis knowledge managemet atau pertukaran pengetahuan. Unit ini bisa bekerjasama akademisi sesuai bidang keilmuannya untuk mengintegrasikan antara teori dan pengalaaman lapangan.
Ke depan YLP2EM memiliki “bisnis” pertukaran pengetahuan dengan menyasar Pemda, DPRD, Perusahaan dan Pemdes. Peluang program CSR perusahaan besar khususnya BUMN yang ada kantor cabangnya di Kota Parepare dan sekitarnya.
Perlu dikunjungi untuk memperkenalkan YLP2EM terutama mempromosikan kapasitas dan pengalaman bermitra dengan lembaga donor internasional. Khusus untuk peluang berusaha atau fundraising lembaga, kelompok internal
sepakat membentuk unit usaha yang kelembagaan dan manajemennya terpisah dari YLP2EM. Istilah yang digunakan malam itu yaitu unit usaha yang akan dibentuk itu bukan lagi “anak kandung” YLP2EM tetapi sebagai “saudara kandung”.
YLP2EM sudah dua kali melahirkan “anak kandung” unit usaha atau fundraising, pernah membentuk lembaga pembiayaan BMT pada tahun 2000, berkantor di Pasar Sentral Lakessi. Bahkan ruko yang dijadikan kantor BMT itu sudah hak milik YLP2EM.
Pengalaman kedua mendirikan warung makan di bagian atas area kantor YLP2EM, tepat berada di pinggir jalan raya. Kedua usaha ini gagal mewujudkan mimpi saya dan pengurus lainnya untuk memiliki suatu fundraising yang diharapkan menghasilkan pendapatan lembaga dan staf lembaga.
Belajar dari dua pengalamaan itu, pada diskusi internal di forum Strategic Planning, akhirnya disepakati, bisnis kelembagaan YLP2EM adalah bisnis pertukaran pengetahuan karena selama ini sudah sering membuat modul dan menfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas stakeholder dengan metode partisipatoris.
Peluang ini lebih realistis karena ada kekuatan internal yang dimiliki untuk menjalankannya dan bisa berkolaborasi dengan akademisi. Untuk itu akan dicetak leaflet dan aktif di medsos (FB, IG) dan membuat website lembaga untuk memperbanyak promosi secara massif.
Khusus fundraising di sektor ril akan dipisahkan kelembagaan dan manajemennya dengan YLP2EM, akan dibentuk perusahaan khusus. Modal awalnya akan dilakukan pengumpulan penyertaan modal dari invidu orang YLP2EM dan dari pihak lain yang tertarik.
Seperti perusahaan pada umumnya, para pemegang saham akan mengangkat pengelola untuk menjalankan sektor usaha yang menjadi fokus usahanya kelak.
Pengelola yang nantinya diangkat harus bekerja secara profesional, menyiapkan waktu setiap hari dan bertanggungjawab mengelola usaha layaknya pekerja perusahaan sehingga karakter pebisnisnya lebih menonjol dan bukan lagi sebagai karakter aktivis LSM. Dua karakter ini harus dipisahkan sesuai konteksnya sehingga tidak kacau dalam prakteknya kelak.
Strategic Planning kali ini, melahirkan kembali mimpi baru dengan model yang berbeda karena adanya pemisahan 2 unit bisnis yaitu bisnis pertukaran pengetahuan yang dikerjalan secara kelembagaan dan unit bisnis di sektor ril yang dikerjakan secara individu oleh orang YLP2EM atau orang luar yang direkrut sebagai pengelola perusahaan.
Malam itu di Paputo, kelompok internal menikmati diskusi karena ada semangat untuk beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi, akan dibangun kerjasama dengan perguruan tinggi untuk menjadikan YLP2EM sebagai salah satu tempat magang bagi mahasiswa.
Program magang mahasiswa ini berlangsung selama 1 semester yang disetarakan dengan 20 SKS. Jika mahasiswa setelah menyelesaikan studinya dan tertarik mencari pengalaman kerja di YLP2EM, bisa menjadi relawan.
Ada kelebihan mereka yang sulit ditandingi oleh generasi seusia saya yaitu penguasaan mereka terhadap teknologi informasi dan kamampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris yang aktif.
Penguasaan teknologi informasi dan kamampuan berbahasa Inggris, merupakan kekuatan internal lembaga yang sudah harus ada saat ini karena hampir semua panduan proposal donor internasional bertebaran di website mereka dalam bahasa inggeris.
Kelemahan inilah yang diselesaikan dengan program magang mahasiswa 1 semester dan program relawan. Dua ide ini sudah menjadi program strategis YLP2EM selama 5 tahun. Dua program ini sejalan dengan kurikulum Kampus Merdeka Merdeka Belajar atau MBKM.
Konsep MBKM, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar ilmu lain di luar prodinya, belajar ilmu yang sama di kampus lain atau ikut magang di tempat kerja.
Tantangan yang dihadapi mahasiswa ketika sudah sarjana, yakni tidak berbanding lurus antara jumlah luaran perguruan tinggi dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia, sebagian tidak siap memasuki dunia kerja. Sarjana harus menjadi tenaga yang siap pakai dan siap berkompetisi memasuki dunia kerja.
Sebelum diskusi pleno dimulai pada hari kedua, tanggal 28 Juli, pagi-pagi buta dan udara masih dingin, saya dan beberapa yang lain menceburkan diri berendam di pantai Tonrangeng, peserta perempuan di pesisir pantai menikmati berkaraoke memanfaatkan fasilitas yang disupport oleh BaKTI.
Waktu menunjukkan pukul 09.00, acara dimulai dengan agenda diskusi pleno, forum diskusi dipusatkan di bawah rumah, di pesisir pantai dibawah pepohonan yang rindang sehingga terik mentari pagi sampai menjelang siang, tidak tembus di tempat diskusi pleno.
Masing-masing kelompok tampil membacakan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lainya. Sekitar satu jam sebelum ishoma, fasilitator membagi lagi peserta ke dalam 3 kelompok yaitu kelompok 1 bertugas merevisi program strategis 5 tahun sebelumnya berdasarkan hasil diskusi kelompok internal, kelompok 2 bertugas merevisi SOP Keuangan dan SOP PBJ, dan kelompok 3 bertugas merevisi SOP Personalia.
Banyak ide baru yang muncul agar SOP lebih up to date dengan perkembangan. Kelompok 1 menawarkan revisi misi ke 3 YLP2EM yang sebelumnya melembagakan fundraising diganti dengan kalimat YLP2EM aktif memfasilitasi pertukaran pengetahuan kepada berbagai pihak yang sevisi.
Kelompok 2 menawarkan revisi SOP Keuangan pada aspek durasi waktu direktur dalam program hanya 30%, jumlah kontribusi staf yang bekerja di program lembaga sebanyak 5%, sedangkan orang non lembaga yang direkrut bekerja di dalam program berkontribusi 10%.
Kelompok 3 menawarkan merevisi SOP Personalia dalam menegnai jumlah jam kerja 8 jam setiap hari dan jumlah hari kerja yaitu 5 hari atau 20 hari setiap bulan. (*)