Akan Terjadi Fenomena Langka di Langit, Ini Jadwalnya
Selama bulan Juni-Juli 2022, penduduk Bumi bisa menikmati peristiwa langit, berupa fenomena Supermoon yang cukup langka. Ada tiga peristiwa antariksa bisa memanjakan mata warga.
Ketiga peristiwa laingit itu, yakni Purnama Stroberi Super (Full Strawberry Supermoon), Bulan Baru Stroberi Mikro (New Strawberry Supermoon), dan Purnama Rusa Super (Full Buck Supermoon).
Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, menjelaskan, Purnama Stroberi Super (Full Strawberry Supermoon) merupakan purnama yang terjadi di bulan Juni. Purnama Rusa Super (Full Buck Superrmoon) adalah purnama yang terjadi pada bulan Juli.
“Penamaan ini berasal dari The Farmer’s Almanac (Almanak Petani Amerika). Pada bulan Juni dilakukan panen stroberi, sedangkan pada bulan Juli, rusa jantan muda mulai tumbuh tanduknya,” katanya dikutip brin.go.id
“Penamaan ini sebenarnya berasal dari penanda musim dan perilaku hewan yang timbul pada musim-musim tertentu bagi penduduk asli Amerika,” ujar Andi.
Purnama kali ini menjadi istimewa karena bertepatan dengan Bulan Purnama Super (Full Supermoon) atau yang secara teknis disebut Purnama Perige (Perigeal Full Moon). Bulan Baru Stroberi bertepatan dengan Bulan Baru Mikro (New Micromoon) atau Bulan Baru Apoge (Apogeal New Moon).
“Bulan Baru Mikro kali ini diapit dua Bulan Purnama Super yang terjadi pada dua bulan berturut-turut. Fenomena ini terakhir kali terjadi pada tahun 2004 dan 2013,” ujarnya.
Sehingga bisa dikatakan fenomena ini terjadi setiap sembilan tahun sekali. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 2031 dan 2040.
Andi merinci, Purnama Stroberi Super terjadi pada 14 Juni 2022, lalu. Sedangkan Bulan Baru Stroberi Mikro terjadi pada 29 Juni 2022, pukul 09.52 WIB/ 10.52 WITA/ 11.52 WIT, pada jarak 406.569 kilometer (km). Purnama Rusa Super akan terjadi pada 14 Juli 2022, pukul 01.57 WIB/ 02.57 WITA/ 03.57 WIT, pada jarak 357.418 km.
Bulan Baru Stroberi Mikro tidak dapat disaksikan sebelum Matahari terbit. Terbitnya yang lebih lambat dibandingkan Matahari dan permukaan Bulan yang menghadap Bumi tidak terkena cahaya Matahari sehingga tampak gelap.
“Menyaksikan fenomena ini, masyarakat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.”
“Fenomena ini bisa diamati tanpa perlu bantuan alat optik apapun, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk foto ataupun video,” jelasnya.
Fase bulan baru pada umumnya, kata Andi, Purnama Stroberi Super, Bulan Baru Stroberi Mikro, maupun Purnama Rusa Super dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
“Adanya konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan atau bisa juga Matahari-Bulan-Bumi yang berada di posisi segaris membuat timbulnya pasang yang lebih besar. Apalagi konfigurasi ini juga diperkuat dengan bulan yang berada di titik terdekatnya dengan Bumi,” jelas Andi.
Pasang laut tertinggi terjadi pada 14 Juni dan 14 Juli, sehingga disarankan bagi nelayan untuk tidak melaut di dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena ini, yakni antara 12 hingga 16 Juni, dan 12 hingga 16 Juli 2022.
“Perhitungan ini hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja tanpa melihat gelombang laut akibat badai angin.” kata Andi.
Andi mengingatkan bahwa pasang laut pada 29 Juni 2022 secara astronomis juga perlu dipertimbangkan.
“Gaya pasang laut saat Bulan Baru Mikro adalah sebesar 52 persen dari gaya pasang laut saat Bulan Perbani Super. Sehingga perlu diwaspadai juga pasang laut ini antara dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 27 Juni hingga 1 Juli 2022.” tutup Andi. (*)
Sumber :
Ilustrasi Strawberry Supermoon (Brin)