Tim Dosen Prodi Pendidikan Fisika PPS UNM-MGMP IPA Polman Rancang Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Tim Dosen Prodi Strata Dua (S2) Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) bersama MGMP IPA wilayah III Polman gelar PKM Pembelajaran IPA Fisika berbasis lingkungan berbantuan LKPD.
Tim dosen S2 UNM dipimpin
Dr Muhammad Arsyad, MT bersama Arie Arma Arsyad, S.Pd, M.Pd, Dr. Helmi, M.Si, Agus Susanto, S.Si, M.T, Ph.D merancang in service workshop selama hari (09-11) Juni 2022 dan kerja mandiri selama 2 pekan.
Workshop yang dibuka Ramli Syamsuddin, S.Pd, M.Si, Kepala SMP Negeri 1 Campalagian Polman itu merefresh kembali pengetahuan guru merancang LKPD berbasis lingkungan hidup.
Muhammad Arsyad menceritakan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak Maret 2019 memberikan pengaruh kuat proses belajar peserta didik.
Peserta didik terbiasa belajar di kelas, harus merubahnya menjadi belajar dalam jaringan (daring). Kondisi menuntut Guru untuk lebih kreratif dalam melaksanakan proses belajar mengajar tersebut.
Proses ini menjadi penting dan utama karena belajar adalah bahagian dari proses pendidikan. Di samping itu, Guru pada Era Industri 4.0 berbeda dengan Guru pada masa sebelumnya.
Guru masa kini berpacu dengan perkembangan teknologi dan tersedianya sumber belajar begitu massif bagi peserta didik. Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi yang valid bagi peserta didik.
Peserta didik dapat mengakses internet, proses perolehan belajarnya. Peserta didik dapat melakukan adaptasi terhadap sumberdaya belajar yang ditemukan di internet dengan sumber belajar yang ada di sekitar lingkungannya.
Guru dituntut untuk menyediakan waktunya sebagai fasilitator belajar. Peserta didik lebih mudah melakukan adaptasi terhadap materi yang esensial dan tersedia dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
LKPD memberikan stimulus pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagaimana para ilmuwan bekerja. Peserta didik akan bekerja lebih maksimal lagi.
Jika hanya kebutuhan belajar ternyata dapat diperoleh dalam lingkungan di mana peserta didik berada. Peserta didik terbiasa dengan kenyataan yang ada di lingkungan, seperti gemercik air dari celah batuan, derau daun yang disebabkan oleh angin yang bertiup, retaknya batuan, tumbuhnya batang pohon dari celah batuan, dan lainnya.
Langkah-langkah Ilmuwan bekerja dimulai dengan merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan pengamatan (percobaan), melakukan analisis data, melakukan perenungan baru mengambil kesimpulan secara komprehensif.
Langkah-langkah inilah yang sepintas dikatakan sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah mengantar peserta didik untuk bekerja secara sistematis, menyelesaiakan masalah yang ada pada diri dan lingkungan karst.
Sehingga tumbuh keinginan besar untuk bertanggungjawab bersama bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup bangsa dan negaranya.
Alasan mendasar inilah yang mendorong tim dosen Program Studi S2 Pendidikan Fisika PPs UNM, gelar Program Kemitraan Masyarakat bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA se Kabupaten Polman.
“PKM Pembelajaran IPA Fisika Berbasis Lingkungan Berbantuan LKPD bagi Guru MGMP IPA se- Wilayah III Kabupaten Polman diharapkan menambah wawasan lingkungan bagi guru,” katanya . (*)