“THR”
“Mana laptop warna putih,” tanya seorang anak kepada Ibunya, Minggu, pagi, 8 Mei 2022.
“Kok, pagi-pagi sudah main laptop. Bantu Ibu bersih-bersih Nak,” tanya sang Ibu, sambil menyerahkan laptop kepada sang buah hati.
“Saya mau kerja tugas Bunda. Masih banyak tugas yang belum selesai,” jawab sang anak, ingin tuntaskan tugas diberikan guru saat libur lebaran.
“Waduh… Libur lebaran kok anak didik diberi tugas banyak. Libur lebaran itu waktunya berkumpul bersama keluarga,” keluh Ibunya.
“Ini THR Bunda. Tugas di hari raya yang harus diselesaikan. Besok (hari pertama masuk sekolah) saya harus hapal story telling di depan kelas,” katanya, terbahak sambil mengerjakan tugas di ruang tamu ditemani segelas air putih.
“Tugas story telling ini, harus dihapal. Kata guruku, ini pengganti Ulangan Harian,” katanya lagi.
Beda kelas, ternyata beda tugas hari raya. Sehari sebelum libur lebaran, diberi tugas ditulis tangan materi. Setiap materi minimal lima lembar.
“Harus ditulis tangan minimal 25 halaman kertas HVS, tapi jangan khawatir saya pasti selesaikan. Saya tak akan mengeluh,” katanya.
Ilustrasi itu di atas berbeda 360 derajat dengan perlakuan seorang dosen yang membebaskan tugas mahasiswanya menjelang lebaran.
“Terbaik! dosen ini beri THR online dan bebaskan tugas mahasiswanya menjelang lebaran.”
Unggahan percakapan tersebut viral dan membuat mahsiswa yang masih kuliah dibuat iri dengan perlakuan dosen tersebut.
“Dapet B semua dan THR pula baik banget dosennya,” tulis salah satu warganet di Twitter, dikutip ArahKata.com.
Unggahan percakapan dosen yang dinilai sangat baik bagi mahasiswa ini, viral dan mendapatkan lebih dari 27 ribu likes.
“Kalo buat orang yang minim usaha, iya rezeki banget,” komentar salah satu warganet.
Kejadian langka ini diungkapkan seorang mahasiswa via tangkapan layar percakapan dosennya di grup kelasnya.
Kemudian, percakapan tersebut diunggah di media sosial Twitter dan viral. Dosen yang belum diketahui tempat mengajarnya itu, membebaskan mahasiswanya dari tugas menjelang lebaran.
Dosen itu sadar dan memahami banyak mahasiswanya yang mudik ke kampung halaman, merayakan lebaran bersama keluarga. Maklum sudah dua tahun, dilarang mudik karena virus Korona masih mewabah.
Orangtua sebenarnya bisa membantu menumbuhkan semangat anak didik menyelesaikan tugas sekolah dengan menyediakan fasilitas, seperti internet, aplikasi pengajaran, ruangan yang menyenangkan bisa membangun moodnya.
Selain itu, membantu anak kerjakan tugas sekolah dengan, berikan penghargaan atau penguatan kecil.
Penguatan atau pujian bisa bermanfaat sebagai penguatan positif yang membantu anak dalam dalam menerjakan tugasnya.
Memberikan pujian bisa memotivasi anak, membantunya merasa senang saat mengerjakan tugas di rumah.
Di negara-negara maju sangat sedikit memberikan pekerjaan rumah alias tugas pada anak didik. Dikutip dari liputan6.com dari geekycamel.com, ada tiga negara di dunia yang memberikan PR paling sedikit:
Pertama, Finlandia. Negara
yang memiliki sistem pendidikan terbaik. Di negara ini tidak ada ujian kelulusan. Mereka menilai sekolah adalah tempat peserta didik belajar.
Negara yang terletak di Benua Eropa ini kerap menerapkan liburan cukup panjang bagi peserta didik.
Selain itu, anak didik tidak banyak dibebankan pekerjaan rumah (PR). Rata-rata anak mengerjakan PR hanya 2,8 jam sepekan.
Orang tua di Finlandia percaya, para guru akan memberikan semua pendidikan sesuai butuhkan anak di sekolah.
Kedua, Korea Selatan. Negara ini memberlakukan pekerjaan rumah hanya 2,9 jam per pekan.
Sistem pendidikan di negara Ginseng ini menjadi yang baik di dunia. Anak-anak di negara ini dituntut untuk belajar keras. Namun, pekerjaan rumah di negara ini sangat sedikit.
Mereka menganggap lebih baik belajar sampai malam di sekolah dibanding mengerjakan tugas.
Ketiga, Jepang. Negara ini menganut sistem pendidikan yang tak menerapkan pemberian pekerjaan rumah terlalu banyak pada siswanya.
Hanya memberlakukan rata-rata waktu pekerjaan rumah sebanyak 3,8 jam sepekan.
Negara ini telah memberikan lebih sedikit pekerjaan rumah dan membuktikan, bagaimana mereka berhasil, tanpa kerja ekstra sepulang sekolah. (*)
Ilustrasi anak sedang belajar (cewekbanget.grid.id)