MANUSIA DICIPTAKAN DALAM BENTUK YANG TERBAIK
Alquran meliputi alam semessta. Ayat-ayatnya menjelaskan apa yang ada di langit dan di bumi, dan di antara keduanya. Tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi manusia.
Oleh : Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM
Manusia memperoleh amanah untuk menjadi khalifatul fil ardh, wakil Allah swt di Bumi. Mengatur diri dan lingkungannya agar terus mengabdi dan berpikir terhadap penciptaan alam semesta.
Merenung dengan berdiri, ruku dan berbaring dan berkata خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلً. Tiada sia-sia penciptaan ini. Allah swt memberi akal untuk berpikir, melengkapinya dengan indra yang sempurna, sehingga manusia diciptakan dalam bentuk yang terbaik, sebagai bahasan artikel ini.
Allah swt berfirman
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
“Kemudian Kami kembalikan manusia ke tempat yang serendah-rendahnya.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya,” (QS. al-Tīn ayat 4-6).
Allah swt menyempurnakan semua ciptaan- Nya, tiada cacat. Sungguh sempurna ciptaan itu. Namun ayat 4 menekankan ciptaan manusia begitu sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini sebagai objek sumpah Allah swt. telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dengan perawakan yang sempurna serta beranggotakan badan yang normal dan saling simetris satu sama lain.
Kitab al-Tafsīr al-Ma’mūn ‘alā Manhj al-Tanzīl wa al-Sahīh al-Masnūn Karya Ma’mūm Ahmad Rātib Hamūsy, Allah swt menciptakan manusia dalam paling sempurna tingkah laku, sebaik-baiknya bentuk seperti tangan untuk makan.
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berilmu, dapat berbicara dan mendengar, bijaksana, dan juga sebagai alat untuk meluruskan perbedaan- perbedaan yang ada di bumi. Manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah. Semua ada pada manusia.
Potensi, keistimewaan, dan kemu- liaan ada pada diri manusia. Kemuliaan tersebut akan selalu ditingkatkan oleh Allah apabila seseorang tersebut selalu mempertahankan dan menjaga aktivitas perilakunya yang bagus, baik perilaku kepada Tuhan (hablu min Allah) ataupun hubungan antar-manusia (habl min al-nās).
Artinya, manusia tersebut harus mengimbangi antara hubunganya dengan penciptanya maupaun hubungan dengan sesama makhluk hidup.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْ خَلَقَكَ فَسَوّٰٮكَ فَعَدَلَـكَ
فِيْۤ اَيِّ صُوْرَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ
“Yang telah menciptakanmu lalu menyempur- nakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,” Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu,” (QS. Al-Infitar 82: Ayat 7-8).
Ini adalah bentuk kasih sayang sang pencipta kepada manusia sebagai makhluk yang diberi kehormatan, karena.manusia menikmati status sosial dalam susunan alan semesta. Dalam penciotaannya, sebagaimana bahasan artikel sebelumnya, terlihat bahwa manusia penciptaannya sangat kompleks, halus dan sempurna hingga ilmuan paling terpelajar pun tidak akan mampu memahaminya dengan benar.
Dalam.diri manusia terdapat jiwa di.mana perasaan dan emosi saling berkutat satu sama lain. Di mana nafsu dan nilai-nilai, keinginan dan prinsip, melawan satu sama lain. Sifat-sifat dari jiwa ini tidak dapat dimengerti penuh bahkan oleh psikolog yang paling berpengalaman sekalipun.
Allah swt memberikan akal yabg penuh dengan prinsip, persepsi, kekuatan analisis dan kreatif yang mengkualifikasikannya untuk memimpin seluruh makhluk, sebagaimana Allah swt berfirman
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna,” (QS Al-Isra:70).
Bukti lain, bajwa manusia diciptakan dalam bentuk yang paling baik adalah sistem inmun atau garis pertahanan ketiga yang dimiliki oleh tubuh manusia. Allah swt memberikan sistem pertahanan bagi tubuh yang sangat peka.
Pertahanan pertama dari sistem imun ini adalah kulit yang berfungsi sebagai pelindung dari tubuh, melindungi tubuh dari kuman dan penyakit. Allah swt juga memberikan tiap organ, tiap sistem dan tiap indra pada tubuh, sistem pertahanan yang khusus.
Misalnya, mata secara ekslusif disiapkan bulu mata, kelopak dan air mata yang merupakan garis pertahanan kedua dari siatem imun. Garis pertahanan ketiga dari sistem imun adalah darah dan sel darah putihnya.
Sel darah putih bekerja untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung (4- 11)10 pangkat sel darah putih dalam sel darah manusia dewasa yang sehat – sekitar 7.000-25.000 sel per tetes.
Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000-10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia , jumlahnya dapat meningkat hingga 50.000 sel per tetes.
Sel darah putih terdapat sejumlah 25 juta sel selama masa aman, yaitu masa di mana tubuh tidak terancam benda asing.
Jumlah ini otomatis akan meningkat jika tubuh terancam benda asing, hingga mencapai ratusan juta dalam waktu jam atau hari. Bataliyon tentara sel darah putih ini memiliki senjata yang terdiri dari zat – zat kimia sebagai sarana komunikasi dan pemahaman di antara sel darah putih sendiri.
Bahkan, job deskripsion diantaranya sudah siap SOPnya yang sangat dinamis. Jika suatu benda asing berada dalam lingkungan tertentu, maka beberapa.menit setelah benda asing tadi melewati garis pertahanan pertama dan kedua, maka sel-sel ini menyerang benda asing ini.
Ini dapat terjadi, karena di antara sel darah putih mempunyai kode sandi kimiawi dari.musuh, merecordnya dna mengolah data sebagai memori yang harus dilanjutkan dengan transfer ke pusat limfosit di mana sel-sel imun memecahkan sandi itu sebagai persiapan untuk menciptakan serum guna melawannya.
Setelah serum tadi dihasilkan, sel-sel yang berada di garis terdepan untuk melawan benda asing. Jika berhasil melumpuhkannya, maka sel-sel pembersih ke luar untuk membersihkan medan laga dari sisa-sisa musuh sehingga darah kembali murni dan aman.
Ukuran dari sel darah putih yang merupakan bagian utama dari sistem imun tidak melebihi 15 mikron. Setiap bagian tubuh di badan manusia menunjukkan mukjizat adalah Terdapat sekitar 300 ribu utas rambut di kepala. Tiap utas memiliki pangkal, pembuluh darah, otot, syaraf dan kelenjar keringat.
Bagian tubuh lain adalah mata yang nengumpulkan sekitar 75% informasi yang diterima adalah berupa informasi visual. Proses penglihatan dimulai dari terpantulnya cahaya dari suatu objek atau lingkungan di sekitar kita.
Cahaya ini akan ditangkap oleh mata dan masuk ke mata melalui kornea di bagian depan mata, kemudian melewati mata bagian tengah dan akhirnya diterima oleh retina (bagian belakang mata), seperti yang dikemukakan pada 11 artikel berseri ini.
Telinga adalah alat indra yang sangat penting dan utama. Terdapat 3 ribu sel aural untuk mengirim suara yang oaling halus sekalipin ke otak. Otak mempunyai sistem yang mengukur perbedaan krono- logis dari tibanya suara ke tiap telinga. Proses pengukuran ini memerlukan waktu dari seper 1.600 detik, dan memberitahu manusia dari sisi mana suara itu datang, lihat kembali artikel12.
Bagian tubuh lain, yang perlu dikemukakan adalah lidah. Lidah adalah organ yang terdiri dari otot dan dilapisi oleh jaringan lembab berwarna merah muda, yaitu mukosa. Di permukaan lidah, terdapat struktur seperti rambut halus sekitar 9 ribu sel pengecap bernama papila.
Sel inilah yang memberikan kesan rasa asin, masam, manis, dan pahit. Tiap huruf yang diucapkan dengan bantuan lidah menggunakan 17 otot. Papila inilah yang membuat lidah terasa sedikit kasar saat disentuh.
Di atas papila, terdapat ribuan sel pengecap serupa saraf yang menghubungkan saraf lidah dengan reseptor otak. Ukuran rata-rata lidah laki-laki adalah 8,5 centimeter, sedangkan lidah perempuan 7,9 centimeter.
Tercatat, ukuran lidah manusia terpanjang mencapai 10,1 centimeter. Begiti juga dengan sistem tubuh lain, sepert yang telah dibahas pada bahasan sebelumnya. Fakta di atas adalah sedikit informasi yang mengagumkan. Fakta ini telah diterima dan tidak dapat disanggah dan digunakan oleh dokter sslama berabad-abad untuk menyingkap rahasia tubuh manusia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَفِيْۤ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 21)
Pada hakikatnya manusia lahir ke dunia dengan membawa fithrahnya, yaitu agama Islam. Hal tersebut disinggung dalam Alquran surah al-Rūm ayat 30:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُون
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) Agama yang lurus; tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Q.S al-Rum ayat 30).
Manusia yang selalu menuruti hawa nafsunya bahkan bisa dinilai lebih rendah dari binatang. Karena binatang tersebut masih pada hakikat fithrah penciptaannya yaitu masih bertasbih kepada Allah swt.
Semua kemuliaan dan keistimewaan yang telah Allah berikan kepada manusia memang sudah sejatinya kembali kepada Allah al-Karim, Dzat yang Maha Mulia.
Maksudnya ialah dengan anugerah yang telah diberikan-Nya, sudah seyogianya manusia memanfaatkan karunia itu dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya. Adanya nikmat sehat bisa digunakan untuk menunaikan ibadah.
Adanya rezki yang berlimpah selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga disedekahkan dalam rangka menjalakan perintah-Nya.
Secara keseluruhan, ayat tersebut berimplikasi pada seruan untuk senantiasa bersyukur.
Mengoptimalkan segala kemuliaan dan anugerah yang telah Allah berikan dengan baik merupakan cara bersyukur yang paling utama dan selalu mengEsakan Allah swt. Allahu a’lam bisshawab! (*)
Penulis adalah Pengajar Mk. Ilmu-ilmi Kebumian di Universitas Negeri Makassar dan Peneliti Karst.
Ilustrasi id.quora.com