SIDIK JARI DAN IDENTITAS SESEORANG
Alquran selalu menarik untuk ditadabburi bukan hanya karena gaya bahasa dan personifikasi yang diberikan, namun meliputi seluruh aspek yang dibahas. Setiap kata mengandung beberapa arti.
Oleh : Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM
Walaupun menggunakan bahasa Arab, namun dapat memberikan rasa bahagia, ketenangan, dan makna lain oleh orang yang membacanya. Tiada kitab atau buku lain yang mempu membuat pembaca atau pendengarnya sedemikian larut dalam rasa seperti itu.
Penulis juga mengalaminya, walaupun hanya melakukan pengumpulan informasi tentang ayat-ayat yang saling menyatukait dengan ayat lainnya dalam menulis review ini.
Kemarin sudah diperlihatkan bagaimana kulit dapat berubah sekaitan dengan penambahan usia manusia dan membuat simpul-simpul perasa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Saat ini, dipaparkan mukjizat lain dari Al-Qur’an tentang sidik jari sebagai identitas seseorang.
Sebelumnya, orang-orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Alquran, Allah merujuk pada sidik jari, yang menarik perhatian orang- orang itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti sidik jari, yang baru dijangkau di zaman sekarang.
Sekilas antara Intelegent Quotient (IQ) dan sidik jari memiliki manfaat yang sama, yakni mengukur kecerdasan seseorang. Namun sebenarnya berbeda. Perbedaannya adalah IQ mengukur kecerdasan yang sudah dipengaruhi lingkungan seperti motivasi, emosi, cara belajar, cara mengasuh, dan lain sebagainya.
Sedangkan sidik jari dapat mengukur kecerdasan secara murni, maksudnya adalah bakat atau kecerdasan tanpa dipengaruhi lingkungan. Dan dalam beberapa kesempatan, sidik jari dapat mengungkap potensi atau bakat tersembunyi manusia yang tidak bisa diketahui dengan tes IQ.
Dijelaskan dalam buku ‘Miracles of Al-Qur’an & As-Sunnah’, setelah penelitian yang dilakukan oleh Sir Francis Galton, sidik jari menjadi metode ilmiah identifikasi pada 1880, karena sidik jari seseorang akan tetap sepanjang hidup orang tersebut.
Ia juga membuktikan, bahwa tidak ada dua orang yang memiliki garis-garis lentur yang sama. Garis lentur ini sudah terlihat pada jari bayi yang belum lahir, di dalam janin ibunya saat kehamilan antara 100-120 hari.
Ini turut menjadi alasan polisi di seluruh dunia menggunakan sidik jari untuk mengidentifikasi pelaku tindak pidana. Ini diilhami oleh Komisaria Scotland Yard, Edward Henry, menemukan metode yang mudah untuk mengklasifikasi sidik jari .
Sidik jari dari tiap jari dapat dikelompokkan menjadi 8 tipe utama. Dikemukakan juga, bahwa 10 jari dari kedua tangan adalah identitas seseorang yang lebih dari cukup untuk mengungkapkan identitas seseorang.
Bahkan sejak tahun 1823, ahli atonomi dari Ceko, Purkinje menemukan kenyataan, bahwa setiàp sidik jari pada ujung jari satu orang dengan yang lainnnya berbeda. Dia menemukan, tiga jenis garis, yakni berbentuk busur, sirkular dan kubus. Garis-garis ini disebut komponen karena terdiri dari bentuk yang berbeda.
Sebelumnya, perdebatan terjadi mengenai bagaimana kebangkitan manusia yang telah mati dan tulangnya hancur akan diidentifikasi pada hari akhir. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَاۤ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ
وَلَاۤ اُقْسِمُ بِا لنَّفْسِ اللَّوَّا مَةِ
اَيَحْسَبُ الْاِ نْسَا نُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَا مَهٗ
بَلٰى قٰدِرِيْنَ عَلٰۤى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَا نَهٗ
“Aku bersumpah dengan hari Kiamat .Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?
(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna,” (QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 1-4).
Penyebutan “jari-jemari” pada ayat di atas berkaitan dengan sidik jari manusia. Karena pada ayat ini dan beberapa ayat lain sebelum dan sesudahnya berbicara tentang cara Allah mengenali individu pada hari kiamat.
Ayat ini menceritakan tentang salah satu hari, yakni hari.kiamat. Pada ayat ini, Allah kemudian membantah kutipan orang-orang musyrikin yang mengatakan bahwa bagaimana Allah swt bisa membangkitkan mereka, sedangkan mereka telah menjadi tulang belulang. Mereka mengatakan sebagaimana Allah swt berfirman:
وَضَرَبَ لَـنَا مَثَلًا وَّ نَسِيَ خَلْقَهٗ ۗ قَا لَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَا مَ وَهِيَ رَمِيْمٌ
“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” (QS. Ya-Sin 36: Ayat 78)
Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang khas dan berbeda satu sama lain. Itulah sebabnya, sidik jadi tanda pengenal manusia untuk membedakan seseorang dengan orang lainnya.
Menurut Harun Yahya, sistem peng- kodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini. Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus.
Mereka hanya mengira itu sebuah logo biasa yang ada pada jari ternyata seiring perkembangan teknologi membuktikan bahwa pola sidik jari manusia itu memiliki ciri khas yang membuat satu orang dengan lainnya saling berbeda.
Penekanan sidik jari yang berbeda ini membuat manusia modern bisa mewujudkan sistem pengkodean atau barcode.
Malahan untuk pengamanan identitas suatu media sosial yang pada awal abad ke-21 berkembang snagat cepat sudah meminta untuk melakukan pengamanan dengan sistem sidik.jari, selain nomor PIN yang 6 atau 8 angka itu. Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemilik dan digunakan di seluruh dunia. Keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19 M.
Setiap individu Allah ciptakan memiliki jari- jemari. Bila diperhatikan lebih teliti lagi, ada sidik jari pada tiap ruasnya. Sidik jari yang berbeda, walaupun terlahir dari kembar identik.Oleh sebab itu, sidik jari menjadi identitas dalam membedakan seseorang.
Namun tahukah Anda, terdapat fakta menakjubkan di balik sidik jari sebagaimana dijelaskan dalam ayat Alquran.
Bagaimana Allah dalam firmannya menunjukkan sebuah ilmu pengetahuan.
Yakni sidik jari yang seiring dengan kemajuan ilmu sains menjadi kenyataan dan berguna bagi kehidupan umat manusia di muka bumi ini.
Berlanjut pada era modern, fakta-fakta tentang keunikan sidik jari semakin jauh terungkap.
Pola sidik jari seseorang ternyata dibentuk hanya beberapa saat sebelum bayi dilahirkan. Pola tersebut akan tetap sama seumur hidup, tidak berubah, kecuali ada bekas luka di sana. Tak hanya itu, begitu uniknya pola sidik jari bagi orang yang kembar identik sekali pun, dengan pola DNA sekuens yang sangat mirip, memiliki pola sidik jari yang berbeda.
Terkait menjadikan sidik jari sebagai identitas, dapat dibuktikan dengan teknik identifikasi menggunakan sidik jari yang sudah diakui secara legal oleh banyak organisasi kepolisian di dunia. Legalisasi secara internasional ini juga telah berjalan lebih dari 25 tahun. Bahkan di banyak negara identifikasi dengan sidik jari sudah dilakukan lebih dari 100 tahun lamanya.
Hingga saat ini, belum ada teknik verifikasi identifikasi lain yang dapat melebihi efektivitas pengenalan melalui sidik jari. Kode dan pola sidik jari mungkin dapat diidentikkan dengan barcode yang dipakai dalam dunia perdagangan saat ini.
Pengetahuan ini dikutip dari buku yang berjudul “Tafsir Ilmi : Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Alquran dan Sains” disusun oleh Lajnah Pentashihab Mushaf Alqurab Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Allahu a’lam bisshawab! (*)
Penulis adalah Pengajar Mk. Ilmu-ilmu Kebumian di Universitas Negeri Makassar dan Peneliti karst.
Ilustrasi diunduh dari fimela.com