Inilah Peringatan Google doodle Bahaya Perubahan Iklim
Hari ini, Jumat, 22 April 2022, diperingati sebagai Hari Bumi. Tak seriuh hari bersejarah lainnya di Indonesia. Minim kampanye penyelamatan Bumi dari perubahan iklim.
Tuan Guru teringat pada medio 2010-2012, bergabung di sebuah lembaga non pemerintah, Hope Worldwide Indonesia bersama Community Based Disaster Risk Reduction (CBDRR) dalam program Rencana Sebelum Bencana di Kota Batam.
Selama dua tahun lebih, bersama tim relawan, mengedukasi masyarakat agar memahami dan mengenali potensi bencana di sekitarnya. Berbagi cerita menjaga alam agar tetap lestari.
Selalu menerapkan sikap kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana di sekitar kita, karena setiap daerah memiliki potensi bencana berbeda-beda.
Kita tak pernah tahu kapan dan di mana bencana terjadi. Cara terbaik adalah bersahabatlah dengan alam, jangan merusak. Rawatlah dengan kebaikan, meski itu sangat kecil.
Tuan Guru bersama sohib mengajak, penduduk Bumi menjadikan setiap hari sebagai hari untuk Bumi kita. Ayo terlibat dalam berbagai upaya pencegahan perubahan iklim.
Mengenali permasalahan lingkungan di sekitar kita, terlibat di dalam aksi mitigasi dan pengurangan risiko bencana.
Google Doodle menampilkan halaman muka tentang dampak perubahan iklim yang terjadi dari 1986-2022 dimana es dan salju beberapa pegunungan tertinggi mulai mengering.
Google Doodle menampilkan gambar berformat GIF bahaya perubahan iklim atau climate change.
“Menggunakan real time-lapse dari Google Earth Timelapse dan sumber lain, doodle menunjukan dampak perubahan iklim di empat lokasi berbeda di sekitar planet kita,” tulis Google dalam laman resmi doodle.
Keempat sudut bumi itu, pertama, Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika. Pada tahun 1986, puncaknya masih tertutupi es salju. Perlahan mencair akibat perubahan iklim. Gambarnya diambil dari periode Desember 1986 sampai 2020.
Kedua, Sermersooq, Greenland. Sebuah kota di Greenland yang dibentuk pada 1 Januari 2009, mengalami hal serupa dengan Gunung Kilimanjaro.
Sampel dari tahun 2000 – 2020 gletser Sermersooq yang awalnya masih tertutupi salju, perlahan mencair hingga satelit menangkap citra area tanah.
Ketiga, Great Barrier Reef Australia. Warna koral di Lizard Island Australia pada Maret sampai Mei 2016 berubah warna, hal ini disebabkan adanya perubahan iklim.
Keempat, Harz Forests, Elend, Jerman. Pada citra satelit Google Earth menampilkan perubahan signifikan yang disebabkan oleh serangan kumbang kulit kayu karena adanya kenaikan suhu dan kekeringan parah pada 1995 sampai 2020.
Penduduk Bumi harus memahami perubahan iklim agar lebih bijak dalam bertingkah laku demi menjaga bumi agar tetap nyaman dan aman sebagai tempat tinggal.
Saat ini, fenomena pemanasan global, menyebabkan peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer.
Iklim berubah secara terus menerus disebabkan kegiatan manusia, seperti perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.
Penyebabkan lainnya, seperti efek gas rumah kaca,
pemanasan global, kerusakan lapisan ozon, kerusakan fungsi hutan, penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang tidak terkontrol, gas buang industri.
Jika perubahan iklim yang terjadi secara terus menerus, maka akan menimbulkan dampak bagi kehidupan masyarakat, seperti curah hujan tinggi, musim kemarau yang berkepanjangan, peningkatan volume air laut akibat mencairnya es di kutub. Selain itu, terjadinya bencana alam angin puting beliung, berkurangnya sumber air.
Marilah kita turut serta menjaga bumi dari perubahan iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global. Merawat bumi tak perlu langkah besar. Perbuatan kecil bisa menyelamatkan bumi dari kerusakan.
Langkah kecil itu, bisa menanam satu tanaman di halaman rumah, halaman kantor, halaman sekolah, halaman kampus, dan lainnya.
Pohon akan menyuplai oksigen yang bersih bagi manusia. Pohon akan memerangi perubahan iklim dan membuat bumi kian sejuk.
Mendaur ulang sampah plastik dengan cara mengolahnya menjadi kerajinan tangan dan pot tanaman agar sampah plastik tidak sampai ke laut.
Sampah plastik di laut, merusak ekoaistem dan biota laut. Penduduk bumi diingatkan merawat bumi dari sampah. Jangan buang sampah di laut.
Menghemat energi listrik juga menjaga bumi tetap sejuk sesuai keinginan penghuninya. Saatnya, kita kurangi polusi.
Batasi penggunaan kendaraan bermotor agar atmosfer semakin bersih dari polusi dan lapisan ozon kian baik.
Ayo rawatlah bumi kita dengan perbuatan kecil. Jika perbuatan kecil dilakukan secara konstan dan manjadi pembiasaan, maka Anda akan membudayakan merawat dan menjaga bumi. (*)
Sumber
Sindonews.com
Suara.com