Al-ALAQAH

Oleh : Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM

Alquran diturunkan tidak sekaligus, melainkan berangsur-angsur. Kejadian ini mempunyai makna  mutifungsi, bukan hanya untuk menjelaskan suatu peristiwa.

Tetapi juga agar para sahabat dapat memahami secara utuh persoalan yang dibahas ayat itu, sampai kepada agar sahabat dapat menghafalnya dan tujuan lainnya. Sekalian mengingatkan diri dan pembaca yang budiman. Nuzulul Qur’an malam ini.

Kisah atas beberapa ayat yang berkaitan dengan penciptaan manusia, boleh jadi hanya merupakan kisah pada saat itu,   karena kejadian penciptaan manusia nanti dapat dibuktkan pada abad ke-20.

Tulisan kemarin menjelaskan fase yang dialami oleh janin, yakin Nutfah, Alaqah, dan Mudhgah. Penjelasan tentang Nutfah sudah ada pada hari ke-14 Ramadhan. Bahasan hari ini fokus ke topik Al”Alaqah.

Al’Alaqah merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal, dalam istilah biologi sel ini disebut zigot sebagai “segumpal darah”. Istilah ‘alaqah ini juga tersebut dalam firman Allah SWT : “Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya”. (QS. Al Qiyamah : 38).

Tahapan Al’Alaqah dimulai dari hari ke-15 setelah pembuahan dan berakhir pada hari ke-23 atau ke-24, kemudian janin muncul dalam bentuk seperti lintah air. Dia menempel di dinding rahim menggunakan tali pusar, bagaikan pohon menunjamkan akarnya yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya.

Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Darah yang berbentuk ini dalam pembuluhnya seperti pulau-pulau kecil ini menyebabkan darah tidak bisa bergerak  sehingg terlihat seperti gumpalan darah.

Secara alami, tubuh menolak benda asing yang muncul, namun proses ini mengabaikan hal tersebut karena rahim tidak mengandung antigen.

Bentuk ini dikenal dalam ilmu Embriologi adalah primitive streak  atau perkembangan: induksi melalui media garis ujung anterior  dan simpul. Memiliki sifat sebagai pengatur utama organisasi dalam hal ini makhluk hidup, yang dilanjutkan  dengan primitive node.

Dari proses ini berlanjut muncul sel induk, mesoderm, endoderm, dan eksoderm yang nantinya akan membentuk bagian-bagian dan jaringan – jaringan tubuh yang berbeda , dan Insyaallah  akan dikupas lebih lanjut pada hari-hari berikutnya.

Di akhir minggu ketiga garis pertama itu menghilang dan yng tersisa darinya mengendap di daerah tulang ekor. Tulang sulbi dalam beberapa hadits nabi disebutkan bahwa tulang ini adalah bagian pertama ketika manusia diciptakan Allah, dari tulang sulbi juga manusia kembali dibangkitkan pada hari kiamat, dan tulang ini tidak akan rusak dimakan tanah (Yahya, 2003).

Bahasan menarik sekaitan dengan proses pembangkitan manusia di alam barzakh.
Proses  perubahan seperti yang dikemukakan di atas  Alquran menggunakan kata sambung ‘tsumma’ dengan  tsumma kholaqnan-nuthfata ‘alaqotang.

“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat,  (QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 14)

Ternyata penggunaan kata sambung ini bermakna terdapatnya penundaan suatu tangkaian kejadian. Kata “alaqah” bermakna: (1) lintah yang hidup di danau dan menghisap darah makhluk lain, (2) sesuatu yang menempel ke benda lain, dan (3) darah beku. Semuanya arti kata ini dapat dijadikan makna dari keadaan janin manusia setelah tertanam di dinding rahim.

Kejadian ini terus berproses dan perubahan yang cepat pada janin dan  menjadi sebongkah daging kecil dalam waktu hanya 2 hari (hari ke-24 sampai hari ke-26). Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari perkembangan janin yang  sebagaimana  Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّنْ مَّنِيٍّ يُّمْنٰى
ثُمَّ كَا نَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوّٰى
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَا لْاُ نْثٰى

“Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).” “Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,”
“Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.”(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 37-39).

Begitu juga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
خَلَقَ الْاِ نْسَا نَ مِنْ عَلَقٍ
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. Al-‘Alaq 96: Ayat 2)

Proses yng demikin rumit dan dijelaskan dengan gamblang dalam Alquran sebagai bahan perenungan dan pembelajaran  bagi umat manusia.(*)

Penulis adalah Pengajar Mk. Ilmu-ilmu Kebumian di UNM Makassar dan Peneliti Karst.

Referensi
Yusuf Al-Hajj Ahmad, Mukjizat Al-Qur’an yang tak Terbantahkan
Ilustrasi janin (haibunda.com)

__Terbit pada
18 April 2022
__Kategori
Ramadhan, Sains