JANIN
Oleh : Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM
Alquran adalah sumber dari segala ilmu. Ayat-ayatnya dengan jelas menjelaskan sesuatu dan ada ayat – ayat lain yang perlu penjelasan yakni ayat mutasyabihat.
Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang samar, sulit dipahami dan hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Ta’ala seperti sifat-sifat Allah, pemberitaan tentang hal-hal gaib dan huruf-huruf muqaththa’ah di awal surah Alquran.
Itulah tugas pencari ilmu untuk menerjemahkan hal ghaib itu walaupun ilmu yang diberikannya hanya sedikit, illa qalila.
Penelusuran ilmu pengetahuan untuk menjelaskan asal mula kehidupan misalnya ujung-ujungnya terbentur kepada pertanyaan awal, siapa yang memberikan hidup itu?
Sejak awal Aristoteles mengamati pembentukan janin, dan berkesudahan dengan terbelahnya opini tentang manusia mungil yang sudah terbentuk sempurna di dalam spermatozoa.
Pihak lain bahwa manusia mungil itu berasal dari gumpalan darah menstruasi wanita. Dua kelompok ini tidak ada yang menyadari bahwa janin ini dibentuk dari kombinasi spermatozoa jantan dengan sel telut betina, yang dikemukakan oleh Spalanzani tahun 1775.
Pada tahun 1783 Van Benedan kemudian membuktikan hipotesis Spallanzani. Antara tahun 1888 dan 1901 Boven menemukan bahwa kromosom sebagai pembawa sifat beragam macamnya dengan gen-gem yang berbeda.
Tahun 1912, Morgan mendefinisikan gen dan keberadaannya di tempat-tempat khusus dalam kromosom. Penelusuran ini telah dijelaskan di dalam ayat -ayat Alquran dengan firman Allah subhanahu wataalah
اِنَّا خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَا جٍ ۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat,” (QS. Al-Insan 76: 2)
Semua Ahli Tafsir sepakat bulat bahwa “setetes mani yang bercampur” di ayat ini merupakan air mani dari laki-laki dan sel telur dari Wanita. Penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam Journal of Andrology menyebutkan bahwa pada cairan semen yang berisi sperma juga terkandung protein.
Untuk setiap 100 milli cairan semen, terkandung kurang lebih 5.040 miligram protein. Siklus regenerasi sperma untuk matang butuh waktu sekitar 74 hari.
Lama waktu 2,5 bulan hingga 3 bulan untuk matang sepenuhnya. Sperma terbentuk di dalam testis. Satu tetes sperma mengandung 23 kromosom .
Salah satu dari kromosom ini menentukan jenis kelamin dari janin, apakah X atau Y. Untuk sel telur kromosom yang dibawanya selalu X. Jika komponen Y yang dibawa oleh jantan bertenu dengan kromosom X dari betina, maka janinnya akan menjadi laki-laki.
Namun, jika kromosom X yang dibawa maka jenis kelaminnya perempuan. Untuk itu, jelaslah bahwa yang menentukan jenis kelamin adalah spermatozoa dan bukan sel telur.
Sekira 50 jam setelah pembuahan, karakteristik yang diwariskan kepada makhluk baru ini, mungkin tidak muncul pada dirinya, tetapi pada keturunan berikutnya atau cucunya sekalian. Sel telur yang telah dibuahi kemudian berubah menjadi bentuk – bentuk tanpa perubahan pada ukurannya.
Kemudian, sel itu bergerak dari tuba falopi menuju rahim di mana sel itu akan tertanam seperti sebuah benih yang di tanam dalam tanah. Sel telur yang telah dibuahi tadi mulai membelah dalam beberapa jam dalam rahim.
Proses perkembangan janin dijelaskan oleh Allah SWT dalam banyak ayat di Alquran salah satunya diterangkan dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta Yang Paling Baik,” (QS. Al-Mu’minun ayat 12-14)
Berdasarkan ayat tersebut, terdapat enam tahap proses perkembangan janin sebelum dilahirkan menjadi bayi. Secara berurutan dimulai dari saripati tanah hingga ditiupkannya ruh ke dalam janin anak manusia.
Berikut tahapan fase tersebut meliputi: Pertama, plasma nutfah. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa nutfah adalah sperma laki-laki yang memancar ke dalam rahim perempuan, karena Allah telah menjelaskan dalam firmannya bahwa Dia menciptakan manusia dari air yang memancar:
فَلۡيَنۡظُرِ الۡاِنۡسَانُ مِمَّ خُلِقَؕ خُلِقَ مِنۡ مَّآءٍ دَافِقٍۙ
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,” (QS al-Tariq: ayat 5-6).
Pancaran tersebut hanya berasal dari laki-laki. Pendapat jumhur ulama menyebutkan bahwa nutfah adalah sperma laki-laki dan indung telur perempuan secara bersamaan. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan plasma nutfah adalah proses bertemunya sperma laki-laki dan indung telur perempuan di dalam rahim. Dan itulah fase pertama janin.
Kedua, Alaqah.Satu pendapat mengatakan bahwa Allah SWT ingin menjelaskan kebesaran nikmat-Nya pada manusia, yang menciptakannya dari segumpal darah yang hina, kemudian menjadikannya manusia sempurna dan berakal, yang mampu membedakan antara baik dan buruk.
Alaqah adalah fase di mana segumpal darah yang membeku, yang tercipta dari campuran sperma laki-laki dan indung telur perempuan.
Ketiga, Mudghah. Mudghah berarti seukuran kunyahan. Dalam fase ini, janin adalah sepotong daging seukuran kunyahan, yang terbentuk dari alaqah. Pada fase ini, embrio akan berkembang dari sebelumnya segumpal daging hingga berbalut tulang yang menjadi rangka.
Perubahan ini disebut dengan kata khalaq (menciptakan), sebab Allah SWT menghilangkan sifat-sifat sementara padanya, kemudian menciptakan sifat-sifat sementara lainnya. Sehingga penciptaan ini disebut khalaqa, dan seolah-olah Allah SWT menciptakan organ tambahan padanya.
Perlu ditambahkan, bahwa spermatozoa dibentuk di testikel (buah zakar). Sperma kemudian akan dimatangkan di epididimis dan disimpan di saluran vas deferens sebagai persiapan untuk ejakulasi.
Setidaknya 200 juta sperma diproduksi di testis setiap harinya dengan ukuran panjang sekitar 0,05 milimeter. Proses perkembangan sperma hingga matang dan dapat membuahi sel telur membutuhkan waktu sekitar 74 hari.
Fungsi testis sangat penting dalam keberlang- sungan hidup pria. Setiap pria memiliki sepasang testis dengan ukuran sekitar 5 cm. Testis tumbuh pada tahap awal pubertas, yakni sekitar usia 10–13 tahun.
Testikel terletak di bagian bawah kedua ginjal di daerah sulbi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْۤ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ ۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۗ قَا لُوْا بَلٰى ۛ شَهِدْنَا ۛ اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 172)
Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa manusia berasal dari daerah tulang sulbi di mana testikel embrionik terbentuk. Maha suci Allah yang Maha Mengetahui. Allahu a’lam bisshawab! (*)
Penulis adalah Pengajar Mk. ilmu-ilmu Kebumian di UNM Makassar dan Peneliti Karst.
Referensi
Yusuf Al-Hajj Ahmad, Mukjizat Al-Qur’an yang tak Terbantahkan
Ilustrasi janin (hellosehat.com)