NUFTAH

Oleh : Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM

Alquran yang diturunkan pada abad ke-7 kepada Rasulullah Muhammad saw berisi ilmu pengetahuan yang pembuktiannya nanti terjadi 13-14 abad kemudian. Suatu loncatan waktu yang teramat dahsyat.

Setiap pembuktian itu membuka mata hati para ilmuan dunia, Alquran ini disusun oleh Sang Pencipta. Salah satu kisah itu adalah penciptaan manusia yang berupa nuftah.

Proses perkembangan manusia dan ilmu yang menyelidikinya, akhirnya melahirkan satu bangunan ilmu pengetahuan disebut Embriologi.

Pada manusia, terbentuk embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya.

Alquran menjelaskannya bahwa proses penciptaan manusia melalui beberapa fase. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَ نْزَلَ لَـكُمْ مِّنَ الْاَ نْعَا مِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَا جٍ ۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍ ۗ ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ فَاَ نّٰى تُصْرَفُوْنَ
“Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan?”(QS. Az-Zumar 39: Ayat 6).

Ayat inilah yang diberitahukan Syaikh Az-Zindani waktu bertemu dengan Prof. Marshal. Prof ini terkejut karena Alquran menjelaskan secara rinci kejadian ini dan selanjutnya Syaikh tadi menambahkan ayat lain. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مَا لَـكُمْ لَا تَرْجُوْنَ لِلّٰهِ وَقَا رًا

وَقَدْ خَلَقَكُمْ اَطْوَا رًا
“Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? “Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian).”
(QS. Nuh 71: Ayat 13-14)

Prof. Marshal duduk dan merenungkan makna kedua ayat ini dan berpikir jauh bahwa kalau ini adalah karangan Muhammad, maka pasti Muhammad memiliki teknologi modern, seperti mikroskop elektron.

Sebuah mikroskop elektron memerlukan piranti lain, seperti listrik dengan kemampuan tinggi untuk membangkitkan elektron, dan itu semua tidak mungkin karena bukankah piranti-pirant itu muncul setelah beberapa abad setelah Muhammad menyelesaikan risalah kenabiannya?

Sejatinya, banyak hipotesis yang diajukan Prof Marshal kepada Syaikh tadi, namun saya hanya mengambil hal yang mendasar saja. Bagaimana proses penciptaan manusia sendiri dalam Alquran?

Salah satu ayat Alquran telah menyebutkan terkait penciptaan manusia, di mana nutfah atau air mani itu tersimpan dalam rahim.

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim),” bunyi Surah Al-Mu’minun Ayat 13.

Penelitian menunjukkan, bahwa di antara 200-300 juta sel sperma dari seorang laki-laki, hanya sekira 1.000 sel yang berhasil mencapai sel telur, dan diantara itu hanya 1 sel saja yang bisa membuahi sel telur yang disebut nuftah.

Sel ini adalah sel terbaik dan merupakan sel pilihan dari ratusan juta sel tadi (Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik’ karya Ramadhani dkk).

Nuftah ini adalah sel yang sudah bercampur antara sel sperma dan sel ovum yang dikenal dalam ilmu kedokteran disebut konsepsi yang disimpan dalam tempat yang kokoh yakni rahim yang memiliki struktur yang mampu melindungi janin.

Kemudian nutfah yang berkembang biak itu dijadikan segumpal darah yang menempel pada dinding disebut dalam ilmu kedokteran implantasi, lalu segumpal darah itu dijadikan segumpal daging yang berukuran kecil, panjangnya sekitar 0,4-0,5 cm.

Tempat yang kokoh ini disebut rahim atau uterus adalah organ otot berbentuk buah pir terbalik dari sistem reproduksi wanita yang terletak di antara kandung kemih dan rektum.

Uterus berfungsi untuk memberi makan dan menampung sel telur yang telah dibuahi sampai menjadi janin atau sampai siap untuk dilahirkan istilah air mani diberikan kepada cairan campuran yang dipancarkan dari laki-laki dengan tujuan pembuahan sel telur.

Komposisinya terdiri dari 10 persen cairan yang berasal dari saluran sperma, 60 persen dari vesika seminalis dan 30 persen dari kelenjar prostat.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ

مِنْ نُّطْفَةٍ ۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗ

“Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya. Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya. (QS. ‘Abasa 80: Ayat 18-19.

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman mengenai penciptaan manusia dari tanah. “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina,” Surah As-Sajdah Ayat 7-8.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia dari tanah, yakni menciptakan bapak manusia, Adam dari tanah. Selanjutnya, mereka berketurunan dari air mani yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Pada ayat ke-8 Surah As-Sajdah, disebutkan kata sulalah. Jika didalami makna kata tersebut dalam bahasa Arab, akan ditemukan bahwa sulalah berarti inti sesuatu atau bagian paling baik darinya.

Pertanyaan yang menarik adalah, kalau kisah di atas ini sesuai dengan ilmu pengetahuan, siapakah gerangan yang memberitahukan Rasulullah Muhammad saw begitu detil sifat seorang manusia telah ditentukan dalam tetesan air mani itu?

Malahan dari ayat menentukan tadi di QS Abasa, maka muncul istilah DNA setelah mikroskop elektron ditemukan tahun 1930-an yang bisa memperbesar sampai 2 juta kali.

Perkembangan selanjutnya, dari DNA tadi ditemukan kromosom X dan Y, berpasangan dan ternyata membawa sifat makhluk hidup. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاَ نَّهٗ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَا لْاُ نْثٰى

مِنْ نُّطْفَةٍ اِذَا تُمْنٰى
“Dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, “dari mani, apabila dipancarkan,” (QS. An-Najm 53: Ayat 45-46). Allahu a’lam bisshawab! (*)

Penulis adalah Pengajar Mk. Ilmu – ilmu Kebumian di UNM Makassar dan Peneliti Karst.

Referensi
Yusuf Al-Hajj Ahmad, Mukjizat Al-Qur’an yang tak Terbantahkan

__Terbit pada
16 April 2022
__Kategori
Ramadhan, Sains

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *