KEAJAIBAN ILLUSTRATIF DALAM ALQURAN

 

Muh Arsyad

Oleh :Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM

Alquran mampu menghipnosis pembacanya dengan bahasa indah. Musuh-musuh Islam pun mengakui kehebatan bahasa indah tersebut. Abu Lahab, musuh Islam kadang sembunyi-sembunyi mengintip hanya untuk mendengarkan alunan indah dari bahasa Alquran.

Bukankah Allah SWT telah menjamin dan bahkan menantang siapa saja yang mampu dan menghasilkan karya, seperti kitab umat Islam ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ نْ کُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَا دْعُوْا شُهَدَآءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

“Dan jika kamu meragukan (Alquran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 23)

Bahasa yang digunakan kadang sangat sederhana, tetapi maknanya begitu dalam dan mukjizat ini terus menerus ditemukan, salah satu diantaranya adalah mukjizat illustratif.

Beberapa ayat di mana Allah memberikan illustratif tersebut memberikan peluang ilmu pengetahuan secara ilmiah untuk membuktikannya. Perhatikan QS Al-Haqqah13-37 memberikan gambaran yang luas, ekstensif, multidimensi sekaligus mengagumkan.

Ayat-ayat ini menerangkan kejadian yang sangat dahsyat dan menggemparkan dan luar biasa secara runut dalam suatu bingkai, menghubungkan hari terakhir di dunia dan kejadian hari pertama di alam akhirat.

Perhatikan ayat 13 dimulai dengan ditiupnya sangkakala sebagai tanda kiamat, diangkatnya Bumi dan gunung-gunung lalu saling disentuhkan sehingga menghasilkan gejolak yang belum pernah dirasakan manusia.

Diceritakan pada kisah yang lain, bagaimana seorang ibu yang baru melahirkan melupakan anaknya, anak melupakan orangtua dan seterusnya.
Padahal seperti yang diketahui, bagaimanapun situasinya seorang ibu tidak akan mau memisahkan diri dengan anak yang dilahirkannya sendiri.

Dari ayat selanjutnya, langit terbelah dan malaikat-malaikat berdiri di penjuru langit. Timbangan akan dikeluarkan untuk menghitung amal perbuatan dan membalasnya dengan adil.

Pada akhirnya, manusia akan tergolong menjadi dua bahagian, yakni manusia yang masuk ke surga-Nya, dan segolongan lagi masuk ke dalam neraka-Nya.

Bagi pembaca yang jeli dan menjadikan bacaan ayat ini sebagai motivasi dalam mendekatkan dirinya sebagai hamba kepada sang khalik, maka berikut ini kejadian tersebut dapat dilihat dari tiga sudut pandang.

Kejadian pertama, perubahan itu terjadi dalam waktu yang sangat singkat dengan hanya “sekali tiup”, “sekali bentur”, dan “hari kiamat” pun terjadi dalam firman Allah.

Kejadian kedua, yakni perbedaan yang nyata antara kedua golongan. Golongan yang masuk surga diliputi kebahagiaan yang tiada tara karena bertemu TuhanNya dan diperlihatkan semua janji-janji Allah swt.

Sedangkan golongan kedua diliputi rasa takut dan penyesalan yang tiada tara, seperti yang dijelaskan dalam Surah yang sama 19-29. Kejadian ini adalah salah satu aspek retorik dari deskripsi surga dengan neraka yang singkat, padat namun jelas.

Kejadian ketiga, illustrasi dari pemberian hukuman yang dideskripsikan dengan cara yang lebih menyakitkan hati dan nurani daripada hukumannya sendiri.

Bukankah manusia akan menjadi makhluk lain jika nuraninya sudah tidak ada. Allah SWT mencabut nurani seorang ibu yang melupakan anaknya dan anak kehilangan nuraninya jika melupakan orang tuanya. Adegan ini dipenuhi dengan kekerasan, kesukaran, dan kekejaman seperti yang diungkapkan ayat berikutnya, ayat 30-37.

Ketiga penjelasan seperti di atas, adegan yang diillustrasikan dengan kekuatan dari mukjizat illustratif Alquran dan jangkauan dari dampak yang dimilikinya dalam menyampaikan perintah Allah kepada manusia menjadi sangat jelas.

Allah SWT memperlihatkan perumpamaan dengan illustratif dengan meminta manusia berpikir. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَا سْتَمِعُوْا لَهٗ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَا بًا وَّلَوِ اجْتَمَعُوْا لَهٗ ۗ وَاِ نْ يَّسْلُبْهُمُ الذُّبَا بُ شَيْـئًـا لَّا يَسْتَـنْـقِذُوْهُ مِنْهُ ۗ ضَعُفَ الطَّا لِبُ وَا لْمَطْلُوْبُ

“Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.” (QS. Al-Hajj 22: Ayat 73).

Lalat merupakan binatang kecil dan bahkan dihindari karena membawa penyakit. Badan besar dan mata yang menakutkan dengan sayap yang menutupi bagain atas badannya.

Lalat ini dari hasil penelitian hewan dan genetika, ditemukan cara meminimalisir volume keganasannya dalam memindahkan suatu penyakit.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya unsur-unsur penghancur mikroba yang terpusat pada salah satu sayapnya, dan mikroba pun untuk menghindari pengaruh dari unsur-unsur yang menghancurkan, mikroba berlindung pada sayap lain.

Unsur penghancur dan terdapat pada salah satu sayap itu mengeluarkan bakteri pada saat menyentuh bagian atas tengah makanan, lalu menyebar sangat cepat, serta pengaruhnya yang mematikan terhadap mikroba.

Dikutip dari Republika.co.id, : Dr Abdul Basith Jamal & Dr Daliya Shadiq Jamal, menjelaskan secara panjang lebar tentang lalat ini. Lalat merupakan jenis serangga yang bersayap ganda.

Ia mempunyai banyak kelebihan yang terdapat pada modifikasi tubuhnya yang membuatnya hidup secara aman dan leluasa. Karena di bagian bawah perutnya terdapat paruh yang berfungsi untuk menjadi keseimbangan lalat di kala menapak pada benda yang halus.

Sebagaimana kaki- kakinya terdapat pula paruh yang lengket untuk memudahkan penyinggahan pada benda-benda yang sangat halus. Begitu pula dengan bagian mulutnya dilengkapi dengan bibir dan sengatan.

Lalat tergolong jenis serangga yang langka, ia mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengeluarkan enzim pencerna.

Proses pengeluaran enzim ini secara langsung dengan cara memasukkannya ke makanan serta membawanya ke benda-benda mainan, sehingga kandungan kimia makanan tersebut bisa berubah.

Sebagian ayat lain Allah SWT memberikan ilustrasi tentang lebah. Surah ke-16 yakni An Nahl atau lebah, karena pada ayat ke-68 terdapat firman Allah SWT. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاَ وْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَا لِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَ

“Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah. Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” (QS. An-Nahl 16: Ayat 68)

Lebah memang binatang spesial. Ia merupakan makhluk Allah SWT yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Dalam penjelasan surat An Nahl disebutkan bahwa ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah.

Persamaannya itu dijelaskan dalam ayat berikut : “… Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan,”(QS An Nahl:69).

Madu berasal dari sari bunga dan menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedangkan Alquran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat

Perumpamaan dengan ilustratif antara binatang yang merugikan dan sangat dibutuhkan manusia adalah kisah nyata personifikasi manusia di dunia ini, jika manusianya bisa berpikir. Allahu bissawab (*)

Penulis adalah Dosen Mata Kuliah Ilmu-limu Kebumian di UNM Makassar dan Peneliti Karst.

Referensi
Yusuf Al-Hajj Ahmad, Mukjizat Al-Qur’an yang tak Terbantahkan.
Ilustrasi lebah (islamic-center.or.id)

__Terbit pada
10 April 2022
__Kategori
Ramadhan, Sains