ASHABUL KAHFI

Oleh : Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM

yang lengkapnya dinda

Salah satu mukjizat Al-Qur”an yang selalu memberikan pelajaran menarik bagi manusia masa kini dan masa mendatang adalah kisah para pemuda yang berdiam dalam gua karena tertidur selama 309 tahun.

Muhammad Arsyad
 Dr. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A.Md, M.T, IPM
Kisah ini terdapat dalam QS Al-Qahfi dan diceritakan 14 abad yang lalu. Tetapi, maknanya masih terus bergaung.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَ تَحْسَبُهُمْ اَيْقَا ظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ ۖ وَنُـقَلِّبُهُمْ ذَا تَ الْيَمِيْنِ وَ ذَا تَ الشِّمَا لِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَا سِطٌ ذِرَا عَيْهِ بِا لْوَصِيْدِ ۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَا رًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
“Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka,” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 18)

Apa yang terjadi pada saat kita tertidur? Adakah yang bisa menerangkan ala kejadian pada saat tertidur? Manusia siapapun tidak mampu termasuk mereka bertujuh yang berada dalam gua.

Rahasia Allah senantiasa bekerja pada makhluknya. Saling berinteraksi sehingga seakan-akan terjadi secara alami, namun tidak ada kejadian yang berlangsung begitu saja tanpa spengetahuan dan seizin Zat Pengatur Kehidupan Manusia
7 pemuda dalam gua bersama dengan anjingnya yang sebagai penjaga bagi mereka tertidur pulas dan saling berdebat satu sama lain pada saat terbangun.

Kejadian ini diulas kembali setelah seorang Arkeolog Yordania, Rafin Wafa Ad-Dajani th 1963 menemukan sebuah daerah di Yordania, yakni daerah Sehab, sekira 13 kilometer sebelah selatan Kota Amman, dengan alasan seperti berikut.
Pertama, bukti historis Beberapa sahabat. Namun, bukti-bukti historis, arkeologis, dan astronomis menunjukkan bahwa gua itu sebenarnya.

Kedua, bukti arkeologis
Ditemukan adanya sebuah bangunan bersejarah di atas gua tersebut dan ternyata bangunan itu dahulu merupakan gereja dan beralih fungsi menjadi masjid pada masa kekuasaan Islam.

Ditemukan ada tujuh pilar batu yang sudah tidak sama lagi tingginya dan dalam posisi membentuk lingkaran.

Rupanya, itulah bangunan yang disebut dalam Alquran.
وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا ۖ رَبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا
Artinya: “Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya’.” (QS Al Kahfi: 21)

Masjid tersebut sudah mengalami beberapa kali kerusakan seperti yang tertulis pada batu di dalamnya.

Renovasi pun tercatat dilakukan pada tahun 118 H, 277 H, dan 900 H oleh umat Islam sebagai bentuk perhatian mereka akan nilai sejarah masjid yang disebut dalam Alquran tersebut.

Selain itu, ditemukan pula delapan kuburan yang dibangun di atas batu, empat di antaranya berada di lorong sebelah kanan pintu masuk gua dan empat lainnya ada di lorong sebelah kiri gua.

Tepat di persimpangan antara dua lorong tadi ditemukan kerangka anjing, beberapa keping uang, gelang, cincin, dan bejana berharga.

Seorang pakar geologi, Nazim Al Kailani, mengatakan, dalam penelitiannya bahwa tanah gua dan lokasi Gunung Raqim itu sangat berperan penting dalam menjaga keutuhan kondisi tubuh para penghuni gua.

Sebab, tanah di situ mengandung karbohidrat, kalsium, dan magnesium serta tumbuhan dan hewan yang jenuh dengan radium.

Material tersebut terdapat dalam unsur logam uranium yang berkilau dan menghasilkan sinar alfa, beta, dan gamma.

Jenis-jenis sinar itulah yang mampu mensterilkan dan menjaga kualitas kondisi daging dan tumbuhan dari kebusukan.

Al Kailani meyakini bahwa material tanah itulah yang membantu menjaga kondisi jasad para pemuda dari kerusakan selama lebih kurang tiga abad.

Allah swt berfirman
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)’. Mereka menjawab: ‘Kita berada (disini) sehari atau setengah hari’. Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” (QS al-Kahfi:19).

Syekh Mohammad Mutawalli Sya’rawi dalam Untaian Kisah-Kisah Qurani dalam Surat Al-Kahfi menjelaskan bahwa Allah SWT menahan pengaruh waktu terhadap para pemuda tersebut.

Mereka berada di luar dimensi waktu sehingga tidak merasakan lamanya waktu yang telah berlalu selama tertidur. Dalam jangka waktu tersebut, kota mereka juga mengalami pergantian raja.

Allah pun membangunkan para penghuni gua ketika kota telah aman. Mengapa pengaruh waktu tidak terlibat dalam kejadian tersebut?

Menurut hemat saya, kejadian dalam gua begitu sempurna dan dirancang bagi kelangsungan kehidupan ke-8 makhluk itu untuk pelajaran bagi manusia terutama umat Muhammad.

Gua dalam ilmu kebumian merupakan proses tektonik terjadi karena longsoran atau sejenisnya. Strukturnya padat dan ada yang horisontal dan ada vertikal.

Lubang gua Ashabul Kahfi tersebut telah diteliti, terutama pada celah masuknya sinar matahari ke dalam gua.

Ternyata ditemukan bahwa celah gua di sebelah selatan mengarah ke barat daya. Ketika seseorang berdiri di dalam gua di waktu petang, posisi sinar matahari bergerak ke arah kanan dan menyorot orang yang berdiri serta memberi ruang untuk melihat ke arah pemandangan luar gua.

Pada waktu tengah hari, sinar matahari tidak memasuki gua, sedangkan pada waktu matahari terbenam, sinar matahari sedikit dan sesaat memasuki gua.

Apa yang ditemukan dan diuraikan oleh para peneliti terhadap gua sama persis dengan apa yang dijelaskan di dalam Alquran.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surah Al Kahfi Ayat 17.
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا
Artinya: “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.”

Tidak hanya itu. Di dalam dinding gua pun ditemukan adanya tulisan dalam berbagai bahasa kuno yang mengisyaratkan keesaan Allah.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengetahui kisah gua yang terjadi lima abad sebelum kelahirannya dan sebelum turunnya Alquran?

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah:
Pertama, perlawanan level tinggi terhadap kejahatan dan kemungkaran adalah diam dan membuat strayegi baru sehingga tidak terkontaminasi dengan kemungkaran itu.

Kedua, waktu itu bisa dilipat2, digandakan, melompat2 melewati barier ruang.

Ketiga, mengintropeksi diri atas ketidakberdayaan dalam melawan penguasa yang zalim.

Keempat, tempat tinggal itu tidak saja berbentuk rumah tetapi yang bisa memberivrasa nyaman, aman dan bahagia beruoa gua. Wallahu A’lam.(*)

Penulis adalah Pengajar Mk. Ilmu2 Kebumian dan Peneliti Karst, Mengabdi di UNM

Referensi
ilustrasi Gua Ashabul Kahfi (islam.nu.or.id).
Yusuf Al-Hajj Ahmad, Mukjizat Al-Qur’an yang tak Terbantahkan.

__Terbit pada
6 April 2022
__Kategori
Ramadhan