Oh, Minyak Goreng

Akhir-akhir ini, ibu-ibu sulit mendapatkan minyak goreng. Mereka ribut-ribut soal hilangnya minyak di mini market, pasar tradisional, swalayan, dan lainya.

Sore itu, mereka bercengkrama di bawah pohon, suaranya terdengar riuh, sesekali diiringi tawa dan canda.

Mereka mengeluhkan hilangnya minyak goreng di pasar. Ibu-ibu mulai berbagi informasi di mana lagi bisa membeli minyak goreng.

Ada juga menceritakan pengalaman berburu minyak makan itu di swalayan bersama anak dan suami. Maklum mereka hanya dijatah satu liter per orang.

Mereka pernah bergerilya dari pagi hingga menjelang malam. Ibu-ibu ini rela mengantre, demi mendapatkan satu hingga dua liter minyak goreng kemasan.

Maklum, kelangkaan minyak goreng ini berdampak pada urusan domestik dapur. Ibu-ibu sudah terbiasa menggoreng panganan untuk keluarga.

“Sesekali kita direbus atau dibakar. Ya, cukup sepekan saja. Produsen minyak goreng juga repot kan,” usul ibu-ibu, siap melawan oknum penyebab hilangnya minyak goreng.

“Kita juga bisa buat gerakan setop menggunakan minyak goreng. Ya, cukup sebulan saja. Pasti mereka kesulitan bayar karyawan,” usul ibu-ibu.

“Tapi, tidak mungkinlah ikan, ayam, tempe, tahu, dan semacamnya direbus terus, kita juga pasti bosan,” jawab ibu-ibu.

“Kita kan suka juga goreng ikan, goreng tempe. Saya suka menikmati gurihnya dan bunyi keriuk-keriuk tempe,” ujar Ibu-ibu.

Ibu-ibu bersama suami sebenarnya bisa berdayakan kemampuan sendiri dengan cara produksi minyak kelapa untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus antre mendapatkan minyak goreng satu hingga dua liter.

Ya, cukup sepuluh butir kelapa bisa menghasilkan minyak goreng sehat untuk memenuhi kebutuhan satu pekan.

Minyak goreng yang diproduksi ibu-ibu zaman dulu, aroma dan rasanya tak kalah dengan dengan minyak goreng berbahan baku kelapa sawit.

Minyak kelapa memiliki orama khas dan enak untuk jadikan lauk, dicampur dengan nasi panas.

“Sarapan waktu kecil yang mulai hilang. Tak perlu antre mendapatkan minyak goreng dari kelapa sawit,” kata seorang kawan.

Membuat minyak goreng dengan kearifan lokal, sekaligus melawan para kartel dan bandit minyak goreng.

Ya, cukup 50 persen saja ibu-ibu yang kembali produksi minyak kepala dan dilakukan serentak. Produsen minyak goreng sawit pasti kerepotan.

Ibu-ibu di daerah lain bisa mencontoh sejumlah ibu-ibu di Desa Leworeng, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Mereka ramai-ramai menanak kelapa untuk dijadikan minyak goreng sehat.

Di wilayah itu, persediaan kelapa cukup banyak. Menanak kelapa menjadi minyak goreng pada Kamis, 10 Maret 2022, lalu.

Mereka menanak kelapa menggunakan wajan besar dengan bahan bakar kayu di bawah kolong rumah.

Produksi minyak goreng dari kelapa itu, disaksikan Wakil Bupati Soppeng, Sulawesi Selatan, Lutfi Halide, membuat ibu-ibu ini bersemangat menanak santan kelapa menjadi minyak makan.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Selatan itu, ikut berbaur dengan ibu-ibu desa.

“Ini solusi terbaik mengatasi kelangkaan minyak goreng. Di Soppeng ini sangat banyak stok kelapa yang bisa ditanak menjadi minyak kelapa pengganti minyak goreng,” katanya dilansir ujungjari.com.

Kualitas dan khasiat minyak goreng yang berasal dari kelapa tidak jauh beda dengan minyak goreng dari sawit.

“Nenek moyang kita dahulu lebih banyak menggunakan minyak kelapa,” katanya.

Saatnya menggalakkan pengolahan kelapa sebagai bahan baku minyak di tengah kelangkaan minyak goreng.

Sementara itu, di jagad maya kelangkaan minyak goreng, dihadapi dengan candaan di media sosial.

Di awal-awal Covid-19 mewabah, kita juga dikejutkan hilangnya masker di pasaran. Kalau pun ada harganya selangit. Ibu-ibu lebih kreatif membuat masker kain. Masalah teratasi.

Minyak goreng pun begitu, mendadak langka di pasaran. Jika ada yang menjual, maka harganya meroket. Suka atau tidak, ibu-ibu terpaksa membeli agar masakan di dapur tetap gurih.

Para netizen menanggapi hilangnya minyak goreng dengan candaan. Mereka mengedit merek minyak goreng kemasan dengan nama unik dan lucu.

 

Perintah Kapolri
Kabar baik bagi ibu-ibu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, telah menginstruksikan seluruh Kapolda dan Kapolres agar memastikan ketersediaan minyak goreng di pasar tradisional maupun pasar modern.

“Yang paling penting rekan-rekan mulai hari ini, besok sampai dengan minggu depan, minyak goreng harus ada di lapangan. Tolong betul-betul diawasi,” kata Sigit saat Vicon yang digelar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 14, Maret 2022, dikutip humas.polri.go.id.

Menurut Sigit, sesuai data yang dipaparkan Menteri Perdagangan, stok kebutuhan minyak goreng dalam negeri, aman.

“Indikasi pelanggaran terkait apakah kewajibannya betul-betul sudah disalurkan ke produsen atau hanya sekedar dokumennya saja.”

“Tolong dipantau. Kita memastikan produsen minyak goreng sudah produksi sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat,” ujar Sigit. (*)

Foto: suasana operasi pasar minyak goreng (Humas Pemkot Bandung)

__Terbit pada
15 Maret 2022
__Kategori
News