gempa

Penjelasan BRIN Solal Gempa 7.4 SR Guncang NTT

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tsunami, setelah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7,4 skala Richter terjadi di laut Flores, Selasa 14 Desember 2021.

Peringatan dini tsunami dikeluarkan untuk  pesisir laut NTT, NTB, Sulsel, Sultra dan Maluku. Warga diminta waspada dan mengupdate informasi BMKG. Warga yang beraktivitas di pantau diminta menjauhi pantai yang terdampak.

Gempa itu terjadi di kedalaman 10 Km di sebelah barat laut Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

“Peringatan Dini #Tsunami untuk wilayah: MALUKU, NTB, NTT, SULSEL, SULTRA, #Gempa Magnitudo: 7.5, 14-Des-21 10:20:22 WIB, Lokasi: 7.59 LS, 122.26 BT (112 km BaratLaut LARANTUKA-NTT), Kedalaman: 12 Km #BMKG,” demikian keterangan BMKG dirilia via bmkg.go.id.

Gempa susulan dengan Mag:5.5, 14-Des-21 10:47:02 WIB, Lok:7.55 LS, 121.75 BT (129 km Barat Laut MAUMERE-SIKKA-NTT), Kedalaman:10 kilometer. Warga diimbau tetap tenang, terus update informasi dari BMKG.

Penjelasan Pakar

Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Yulianto mengatakan penyebab gempa magnitudo 7,4 di dekat Larantuka, Nusa Tenggara Timur adalah sesar geser dan bukan sesar naik Flores.

Menurutnya, kejadian gempa kali ini juga bukan merupakan perulangan dari gempa di Flores 12 Desember 1992 yang diikuti gelombang tsunami dan menewaskan 2.100 jiwa.

“Dari mekanisme fokalnya gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar geser,” kata Eko dikutip tirto.id dari Antara.

Eko menuturkan dari aktivitas gempanya, sesar geser secara umum bisa memicu tsunami tapi kecil. Kalaupun ada tsunami, kemungkinan tsunami kecil karena sesar geser.

Sesar geser sebagian besar tidak memicu tsunami. Namun, dalam beberapa kasus, sesar geser bisa memicu tsunami seperti tsunami Palu pada 2018.

Sedangkan gempa di Flores dengan tsunami mencapai 36 meter pada 1992 dipicu oleh aktivitas sesar naik Flores (back-arc thrust). Sesar naik Flores juga memicu gempa Lombok pada 2018.

Sesar ini memanjang arahnya dari barat ke timur. Namun, gempa Larantuka tidak berkaitan dengan sesar naik Flores yang memicu peristiwa gempa dan tsunami pada 1992 tersebut.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno. Bambang menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip),” kata Bambang. (*)

Sumber : ilustrasi arunala.com, tirto.id,bmkg.go.id

__Terbit pada
14 Desember 2021
__Kategori
News