Asteroid dan Fenomena di Perbatasan Tata Surya
Hai squad, hari ini kita berimajinasi menjelajahi ruang antariksa, menggunakan mesin virtual. Tuan Guru bersama anak didiknya jalan-jalan di perbatasan Mars dan Yupiter.
“Di daerah mana ini, Pak,” tanya
“Kita berada di antara Mars dan Yupiter,” kata Tuan Guru.
“Wah, banyak sekali benda benda angkasa mengorbit Matahari. Apakah ini planet-planet?”
“Bukan, ini adalah asteroid-asteroid yang jumlahnya jutaan. Ada yang berdiameter beberapa kilometer tetapi ada juga yang sampai seribu kilometer.
“Pak, dari mana asal asteroid ini?”
Menurut salah satu teori, asteroid ini berasal dari sisa planet yang meledak secara misterius. Teori lain mengatakan, asteroid berasal dari pecahan-pecahan material yang gagal menjadi sebuah planet pada awal pembentukan Tata Surya kita.
“Pak, kenapa bentuk asteroid itu tidak beraturan?”
“Gravitasinya terlalu kecil sehingga tidak cukup untuk menarik
seluruh materi ke dalam bentuk paling ldeal,” kata Tuan Guru.
“Pak, lihat itu bintang berekor. Terbuat dari apa bintang berekar itu?”
Bintang berekor atau komet terdiri dari inti dan ekor. Inti komet berupa bongkahan es dan gas yang membeku membungkus batuan di pusatnya.
“Mengapa komet memiliki ekar?”
“Ekor komet terihat saat komet melintas dekat Matahari. Panas Matahari menyebabkan es pada komet berubah menjadi gas dan bersinar seperti lampu neon. Kemudian, angin Matahari meniup bagian ini sehingga terlihatlah ekor komet yang bercahaya.”
“Apakah komet bisa jatuh karena tertarik gravitasi Matahari?”
Kebanyakan komet berada pada jarak aman sehingga tidak jatuh ke Matahari, contoh Komet Halley, jaraknya paling dekat sekitar 89 juta kilometer. Tetapi ada juga komet yang terlalu dekat Matahari kemudian pecah dan menguap habis.
“Bagaimana bentuk lintasan Komet?”
Lintasan komet ada dua. Komet periode pendek memilki lintasan elips. Artinya, mereka mengorbit Matahari secara periodik. Sebagian lagi memiliki lintasan parabola. Mereka hanya sekali mengorbit Matahari lalu terlempar ke luar angkasa.
“Apakah komet bisa saling bertubrukan?”
Tumbukan antar Komet dapat terjadi. Bahkan bisa saja menubruk planet atau satelit. Tumbukan Komet ini diduga memiliki peran penting dalam proses evolusi Bumi.Diperkirakan kometlah yang membawa air dan molekul organik ke Bumi.
“Dari mana sih asal komet, Pak?”
Asal komet bergantung pada periodenya. Komet periode pendek memiliki periode orbit lebih kecil daripada 200 tahun. Komet ini berasal dari daerah yang disebut Sabuk Kuiper.
Komet periode panjang berasal dari daerah Awan Oort, memiliki periode sampai jutaan tahun.
“Apa itu Sabuk Kuiper, Pak?”
Sabuk Kuiper berasal dari nama astronom Gerard Kuiper. Daerahnya berada di luar orbit planet Neptunus sampai jarak 50 AU dari Matahani.
“Di daerah ini, banyak terdapat benda-benda beku berdiameter
lebih kecil daripada 1000 km. Ada juga benda berukuran besar,seperti satelit planet,” kata Tuan Guru.
“Pluto sekarang tidak termasuk planet lagi, ya?”
Berdasarkan Konferensi International Astonomical Union, Pluto tidak masuk dalam kategori planet.
Pluto dan Charon yang dulu dianggap sebagai planet dan satelit sekarang dimasukkan ke dalam kelompok Benda Sabuk Kuiper. Pada tahun 2005 ditemukan juga dua satelit Pluto yang lain, Hydra dan Nix.
“Apakah di luar Sabuk Kuiper terdapat juga benda-benda seukuran planet kerdil, Pak?”
Pada tahun 2004, Mike Brown dan Chad Trujillo menemukan Sedna, benda berukuran seperempat Pluto. Sedna terletak pada jarak 86 AU, mengorbit Matahari setiap 10.500 tahun sekali.
Benda-Denda lain yang lebih jauh sangat sulit dilihat. Untuk tujuan mempelajari Pluto, Charon, dan benda Sabuk Kuiper, NASA mengirimkan misi New Horizon pada Januari 2006 dan tiba tahun 2015.
“Tadi Bapak, menyebut Awan Oort, apa itu?”
Awan Oort adalah tepi Tata Surya. Daerah ini menjadi asal komet periode panjang. Awan Oort terletak antara 50.000- 100.000 ribu AU.
Daerah Planet
Nah dengan tibanya kita di tepi Tata Surya, kita akhiri perjalanan kita. Seru sekali, Pak. Asyik dan menyenangkan jalan-jalan lewat mesin virtual.
Dekati Bumi
Satu asteroid besar, yang terdaftar oleh NASA terbang mendekati Bumi pekan depan. Peringatan itu diungkapkan Akademi Sains Rusia.
Asteroid 4660 Nereus diperkirakan memasuki orbit Bumi pada 11 Desember 2021, lebih dekat ke planet kita daripada sebelumnya.
“Tetapi tidak ada alasan untuk panik,” ungkap Boris Shustov, yang mengepalai Institut Astronomi di Akademi Sains Rusia dikutip sindonews.com.
“Asteroid itu akan melewati sekitar 4,6 juta mil jauhnya dari Bumi, yaitu sekitar 10 kali jarak antara Bulan dan Bumi, jadi tidak ada risiko untuk dibicarakan,” papar Shustov.
Apa yang membuatnya istimewa bukanlah ukurannya yang lebih besar dari biasanya (sama dengan tiga lapangan sepak bola), tetapi orbitnya yang unik selama 1,82 tahun mengelilingi Matahari. Nereus mendekati Bumi pada jarak yang aman kira-kira setiap 10 tahun karena ini.
Menurut para ilmuwan, asteroid yang lewat secara teratur menjadikannya kandidat yang sempurna untuk misi robotik masa depan, dan bahkan operasi penambangan karena diyakini kaya kandungan nikel, besi, dan kobalt.
Meskipun saat ini tidak menimbulkan ancaman, Nereus dipantau secara ketat oleh badan antariksa untuk memastikannya tidak menyimpang dari jalurnya.
Sebagai bagian dari pekerjaan untuk melindungi planet ini dari pertemuan bencana dengan objek luar angkasa yang besar, NASA pekan lalu meluncurkan misi yang disebut Double Asteroid Redirection Test (DART).(*)
Referensi
Fisika Gasding, Prof Yohanes Surya, Phd
Buku IPA Terpadu Kurikulum 2013, Kemdikbud
Sindonews.com
Ilustrasi asteroid (learnenglish.britishcouncil.org)