Bumi

Rawatlah Bumi dengan Kebaikan Kecil

Suhu di Bumi, tidak terlalu tinggi sehingga gravitasi masih dapat menahan gas-gas berat seperti nitrogen Oksigen, argon, dan molekul air.

Itu sebabnya, gas-gas ini masih ada. Gas hidrogen dan helium masih ditemukan di lapisan atas atmosfer di mana pengaruh gaya gravitasi sangat kecil.

Di planet biru, uap air ada yang mengembun jadi air dengan bantuan air, karbon dioksida bereaksi dengan batuan silikat membentuk karbonat.

Gas karbon dioksida berpindah dari atmosfer ke batuan, sehingga jumlah gas karbondioksida berkurang. Fotosintesis tumbuhan juga berperan mengurangi jumlah karbon dioksida.

Selain itu, makhluk laut pun mengambil karbon dioksida untuk membentuk cangkang. Setelah mati, sisa karbonatnya tertinggal di dasar laut.

“Pantas di Bumi karbon dioksidanya sedikit, tapi nitrogen banyak di atmosfer Bumi,” kata anak didik.

“Nitrogen itu berasal dari mahluk hidup yang mati. Hanya di Bumi ada mahluk hidup. Itulah sebabnya atmosfer di Bumi didominasi nitrogen,” jelas Tuan Guru.

Bumi itu planet terpenting dari seluruh planet, karena inilah
tempat tinggal kita. Bumi itu, planet ketiga dalam Tata Surya kita.
Keadaan permukaan planet Bumi berbeda dibandingkan permukaan planet Merkurius dan Venus.

Sementara itu, suhu dan tekanan di permukaan bumi memungkinkan air berada dalam wujud padat, cair, maupun gas.

Bumi berdiameter sekitar 12.700 kilometer. Rata-rata periode revolusinya 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 24 jam. Bumi memiliki satu satelit, yaitu bulan.

Satelit Rembulan

“Mari kita lihat satelit Bumi yang bernama Bulan, Wajah Bulan ternyata seperti wajah penuh jerawat. Dari jauh kelihatan cemerlang dan mulus,” katanya bergurau.

“Yah betul, kawah-kawah yang seperti jerawat ini merupakan akibat
hantaman batu-batuan luar angkasa saat pembentukan Tata Surya sekira 3,8 milyar tahun yang lalu.”

Batuan di Bulan tidak banyak mengandung besi dan nikel, seperti
di Bumi. Umurnya kalau di dataran tinggi antara 3,8-4,2 milyar
tahun. Kalau di dataran rendah antara 3,1-3,8 milyar tahun.

Bagian Dalam Bulan berisi inti besi berdiameter sekitar 350 kilometer, mantel terbuat dari silikat, 99 persen dari keseluruhan Bulan, dan kerak Bulan (terdin dari batuan).

Teori Pembentukan Bulan,
Pertama,  Teori tangkap (Capture Theory): Bulan terbentuk di tempat lain,    kemudian tertangkap Bumi saat melintas. Tapi, teori tidak cocok karena perlu ada benda lain yang cukup besar untuk menambah energi orbit.
Kedua,  Teori Planet Kembar. Bulan dan Bumi terbentuk secara bersamaan, teori ini tidak cocok dengan perbedaan komposisi yang dimiliki Bumi dan Bulan.
Ketiga, Teori Pularan (Spin): Bumi berotasi sangat cepat sehingga mantelnya terlepas dan terbentulah Bulan. Teori ini,kurang tepat karena kalau Dulan berasal dari mantel Bumi, harusnya material- material pembentuknya sama.
Keempat, Teori Tumbukan Besar : Menurut teori ini, ada benda seukuran Mars yang menabrak Bumi sehingga mantel terlempar dan melapisi benda tadi menjadi Bulan yang sekarang.

Teori ini banyak diterima orang karena unsur besi terdapat di inti Bumi. Pertama, ketika tumbukan terjadi, unsur besi tidak terhantam. Ini menjelaskan mengapa di Bulan terdapat sedikit besi.

Kedua, teori ini mampu menjelaskan mengapa material berat seperti emas dan platina terletak di permukaan Bumi. Seharusnya, material berat ada di lapisan dalam, Menurut teori ini, emas dan platina berasal dari benda yang menumbuk Bumi, itu sebabnya terdapat di permukaan.

Sampah Kian Menggunung
Saat ini perubahan iklim perlu disikapi dengan bijak agar Bumi kita tetap lestari. Cuaca ekstrem bisa terjadi kapan dan dimana saja. Tuan Guru khawatir masa depan bumi.

Produksi sampah di tahun 2020 sampah secara nasional telah mencapai 67,8 juta ton atau 185.753 ton setiap hari. Artinya setiap jam kita produksi 7.739 ton.

Pada 2018 saja, produksi sampah nasional sudah mencapai 64 juta ton dari 267 juta penduduk. (data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di indonesia.go.id).

Bank Dunia dalam sebuah laporannya medio September 2019 melansir data produksi sampah global. Lembaga keuangan internasional tersebut mengklaim bahwa pada 2016 terdapat 2,01 miliar ton sampah menumpuk di dunia.

Laju pertumbuhan penduduk Bumi, terutama pertumbuhan urbanisasi hingga 70 persen, maka prediksi lembaga yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat itu, pada 2050 timbalan sampah akan mencapai 3,4 miliar ton.

Timbunan sampah yang menggunung itu, selain menimbulkan pencemaran lingkungan, juga menambah produksi gas metana.

Masyarakat belum melek pentingnya merawat lingkungan.Jika lingkungan bersih dan sehat, maka berdampak pada kesehatan masyarakat.

Tuan Guru percaya, jika masyarakat sehat, anggaran sektor kesehatan berkurang. Pemerintah bisa mengalihkan anggaran kesehatan ke sektor lain demi kemajuan ekonomi.

Saat ini, masih ada masyarakat menganggap lingkungan yang sehat belum menjadi sebuah kebutuhan.

Merawat Bumi
Merawat bumi tak perlu langkah besar. Perbuatan kecil bisa menyelamatkan bumi dari kerusakan.

Langkah kecil itu, bisa menanam satu tanaman di halaman rumah, halaman kantor, halaman sekolah, halaman kampus, dan lainnya.

Pohon akan menyuplai oksigen yang bersih bagi manusia. Pohon akan memerangi perubahan iklim dan membuat bumi kian sejuk.

Mendaur ulang sampah plastik dengan cara mengolahnya menjadi kerajinan tangan dan pot tanaman agar sampah plastik tidak sampai ke laut.

Sampah plastik di laut, merusak ekoaistem dan biota laut.
Penduduk bumi diingatkan merawat bumi dari sampah. Jangan buang sampah di laut.

Menghemat energi listrik juga menjaga bumi tetap sejuk sesuai keinginan penghuninya. Saatnya, kita kurangi polusi.

Batasi penggunaan kendaraan bermotor agar atmosfer semakin bersih dari polusi dan lapisan ozon kian baik.

Ayo rawatlah bumi kita dengan perbuatan kecil dan baik. Jika perbuatan kecil dilakukan secara konstan dan manjadi pembiasaan, maka Anda sudah merawat dan menjaga bumi. (*)
Referensi
Fisika Gasing, Prof Yohanes Surya, Phd
IPA Terpadu Kurikulum 2013, Kemdikbud
Foto/ilistrasi Bumi diunggah dari cnbcindonesia.com.

__Terbit pada
1 Desember 2021
__Kategori
Sains

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *