Mau Langsing? Coba Wahana Antariksa Mars
Setelah berpetualang di planet Merkurius dan Venus, Tuan Guru kembali mengajak anak didiknya, berimajinasi menjelajahi planet Mars.
“Siap-siap kita jalan-jalan ke wahana antariksa. Planet Mars,” ajak Tuan Guru
Di perjalanan, Tuan Guru bercerita, soal planet Mars. Planet keempat dari susunan Tata Surya kita itu, berukuran lebih kecil dari Bumi, diameternya sekitar 6.800 kilometer.
Selain itu, kata Tuan Guru, jaraknya dari Matahari sekitar 228 juta kilometer, dengan periode revolusi 687 hari, dan berotasi dengan periode sekitar 24,6 jam.
Peneliti dari NASA melakukan penyelidiki permukaan planet Mars, mengirim robot kecil Amerika Serikat, yaitu Viking 1 dan Viking 2.
Hasil penyelidikan terdapat tanda-tanda bahwa pada masa lalu di Mars ada air (cairan). Selain itu, Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
“Wih, di Planet Mars juga diliputi karbon dioksida. Pada hal di Mars kan dingin, Pak,” kata murid Tuan Guru, saat mendekati Mars.
Proses yang terjadi di Mars kebalikan dari Venus. Di Mars sangat dingin sehingga air membeku. Air tidak mampu menarik karbon dioksida dari atmosfer untuk membentuk karbonat.
“Itulah sebabnya di atmosfer masih banyak gas karbon dioksida,” ujar Tuan Guru.
Planet Mars paling banyak dikunjungi wahana antariksa. Tuan Guru menceritakan, di Mars banyak terjadi angin. Ada yang lembut, dan ada yang kencang. Angin kencang dapat menyebabkab badai debu yang hebat.
“Efek badai sangat dahsyat Bisa terbentuk gurun pasir raksasa, angin puting beliung, dan kikisan angin di permukaan” cerita Tuan Guru.
“Wah ngeri juga kalau badai datang,” kata anak didiknya.
“Satu hari di Mars beda setengah jam dengan Bumi. Apakah di Mars ada musim juga Pak,” tanya anak didik.
“Ya, benar. Ada saatnya udara sangat dingin, tetapi ada saatnya dingin (di Mars tidak ada musim panas seperti di Bumi). Luas kutub es di Mars selalu berubah. Saat dingin sekali, kutub es bertambah banyak.”
Selain itu, di Mars ada pegunungan vulkanik terbesar di Tata Surya. Gunung Olympus tingginya 27 kilometer dan jurang Vallesmarineris.
Letusan gunung vulkanik ini sangat besar,sampai mempengaruhi bentuk bulat planet. “Panjang jurang ini sama dengan jarak Sabang sampai Merauke,” cerita Tuan Guru.
“Wah menarik ternyata warna permukaan Mars beragam. Ada kuning karat, abu-abu, kemerahan, dan putih,” kata anak didiknya.
“Saya kira hanya merah saja, kan namanya Si Planet Merah,” tanya anak didiknya.
Pemukaan Mars, kata Tuan Guru, tidak hanya oksida besi. Pathfinder telah mempelajari batuan konglomerat di Mars saat mendarat tahun 1997.
Nah, sekarang coba kamu timbang berat badanmu di permukaan Mars ini.
“Aneh. Pak, berat saya hanya 37 persen saja. Kenapa ini, Pak?
“Gravitasi di Mars hanya 37 persen Bumi. Kamu memang jadi lebih ringan. Tapi tidak jadi langsing,” canda Tuan Guru.
“Pak, saya tidak menemukan alien di sini,” kata anak didiknya.
“Kalau ada alien seru ya. Sayangnya tidak ditemukan jejak makhluk hidup di Mars. Orang masih coba meneliti apakah di Mars ini dulu pernah ada kehidupan,” ujar Tuan Guru sambil terbahak.
Lalu, mengapa atmosfer Mars ini tipis, lebih daripada atmosfer Bumi.
Tuan Guru menerangkan, gravitasi yang kecil membuat gas-gas mudah lepas ke luar angkasa.
Banyak batuan ruang angkasa menghantam Mars. Batuan ini akan bergesekan dengan gas-gas di atmosfer Mars.
Gas-gas ini menjadi panas (suhunya naik) dan energinya bertambah sehingga gas-gas ini akan lepas dari Mars.
Pada zaman dulu, atmosfer Mars terdiri dari uap air dan karbon dioksida. Suhu Mars mengembun. Air ini akan mengikat karbon dioksida dan bereaksi dengan batuan silikat berbentuk karbonat.
Perpindahan karbon dioksida ini membuat suhu cepat turun sehingga memperkecil efek rumah kaca.
Akibatnya suhu Mars terus mendingin. Hal ini berlangsung lama sehingga karbon dioksida di Mars sangat tipis.
“Hey, kamu lagi ngapain,” tanya Tuan Guru.
“Ini detektor air, Pak. Kan bisa dipakai di Mars.”
“Haha, kreatif juga kamu. Mencari air di Mars itu sangat menantang Wahana jelajah harus dilengkapi berbagai detektor yang canggih. Penjelajah Odyssey tahun 2002 telah menemukan jawaban.”
Di daerah Kutub Selatan pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan, ditemukan air yang bercampur dengan tanah.
“Sebanyak apa, Pak.”
Dua kali isi danau Michigan di Amerika. “Eh..Ada yang tahu mengapa pencarian air di Mars begitu penting?”
“Supaya manusia bisa pindah ke sana. Tapi, sebelum mengirim manusia ke Mars, harus tahu kebutuhan penting agar bisa hidup.”
Selain itu, memahami sejarah air di Mars akan membantu pemahaman tentang evolusi planet, termasuk Bumi.
Pendamping Yang Peot
“Pak, itu seperti kentang peot dua buah dekat dengan Planet Mars?”
“Batu mirip kentang peot itu namanya Phobos dan Deimos. Keduanya satelit Mars,” jawab Tuan Guru.
Phobos dan Deimos diduga merupakan asteroid yang terperangkap gravitasi Mars.
“Apakah Venus dan Merkurius punya satelit?”
“Tidak. Planet dalam yang memiliki satelit hanya Mars dan Bumi. (*)
Referensi
Fisika Gasing, Prof Yohanes Surya, Phd
IPA Terpadu Kurikulum 2013, Kemdikbud
Foto :Pesawat ruang angkasa China, Tianwen-1, saat berada Mars, (diunggah dari sindonews.com)