Venus Terpanas dan Matahari Terbit di Barat
Kini, Tuan Guru mengajak anak didiknya berimajanasi, jalan-jalan ke Venus, menggunakan mesin virtual. Venus itu, planet terdekat kedua dari Matahari dalam Tata Surya kita.
Orbit Venus hampir berbentuk lingkaran sehingga jarak titik aphelion dan perihelion hampir sama, yaitu sekitar 108 juta kilometer.
“Wah, aneh. Matahari terbit di barat!”
Ya benar, arah rotasi Venus memang aneh. Kita sudah membahasnya dalam
pementukan Tata Surya, kan?
“Siapa ingat keanehan Venus yang lain?”
“Saya tahu, periode rotasi Venus, lebih lama daripada periode revolusinya. Jadi, menurut hari Venus, saya akan berulang tahun setiap hari,” jawab anak didiknya.
“Pak, apakah di Venus apakah ada kawah?”
Ada, kawah ini terbentuk akibat meteorit yang menghantam permukaan venus. Selain itu, dikelilingi awan-awan belerang (berupa asam sulfat) yang sangat tebal, Awan ini beracun, hati-hati.
“Seperti apa cuaca di sebuah planet yang awannya sangat tebal. Hari-hari di Venus selalu berkabut. Selain itu, bau kecut asam sulfat sangat kuat.”
“Planet paling dekat dari Matahari kan Merkurius. Kok yang paling panas Venus?”
Kandungan karbon dioksida dan asam belerang di atmosfer Venus yang tebal menyebabkan efek rumah kaca.
Proses efek rumah kaca, energi Matahari yang sampai di permukaan planet tidak bisa keluar lagi karena terhalang awan tebal.
Akibatnya energi terperangkap dan menyebabkan suhu menjadi sangat tinggi. Ratusan juta tahun lalu, Venus cukup dingin dan terdapat air yang berlimpah.
Saat itu, sebagian besar karbon dioksida berada dalam batuan air berbentuk uap karena posisi Venus yang dekat ke Matahari. Uap air itu berada di atmosfer.
Sifat uap air seperti, karbon dioksida, menghalangi lolosnya panas. Efek rumah kaca pun dimulai. Saat Venus memanas, batu-batu menjadi terpanggang.
Akibatnya, karbon dioksida terlepas. Di atmosfer, penambahan karbon dioksida menyebabkan pemanasan meningkat. Sehingga Venus didominasi karbon dioksida.
“Benar juga ya Pak. Kenapa begitu,” tanya anak didiknya.
Pada awalnya Venus memiliki air, uap air, serta karbon dioksida yang jumlah yang hampir sama. Gas-gas ini berasal dari letusan gunung berapi.
Venus sangat panas karena dekat dengan Matahari sehingga semua air menguap. Radiasi Matahari sangat kuat sehingga memecah uap air menjadi hidrogen dan oksigen.
Kedua gas ini kemudian lepas dari gravitasi Venus sehingga di Venus tidak ada air.
“Ooo jadi di Venus tidak ada air. Sayang sekali. Tak jadi deh berenang di Venus,” canda anak didiknya, sambil teratwa.
“Lalu selanjutnya gimana. Karbon dioksida tetap banyak,” tanya anak didiknya.
Di Venus tidak ada air, sehingga karbonat tidak terbentuk. Akibatnya, atmosfer Venus diselimuti oleh karbon dioksida dan gas-gas lain.
Selain itu, terjadi efek pemanasan yang disebut efek rumah kaca (panas tidak bisa keluar dari Venus karena tertahan oleh selimut gas karbon dioksida).
Suhu permukaan Venus jadi naik dan karbon dioksida pun lepas dari batuan. Semakin banyak jumlah karbon dioksida, efek rumah kaca pun semakin besar.
Gas-gas yang lebih ringan (termasuk nitrogen, hidrogen, oksigen) akan lepas dari permukaan atmosfer. Itulah sebabnya atmosfer Venus didominasi oleh gas karbon dioksida yang sangat tebal.
“Pak, kenapa Venus kelihatan paling terang jika dilihat dari Bumi,” tanya anak didiknya.
Karena atmosfer Venus dilapisi awan belerang yang sangat tebal (belarang adalah gas yang menyengat). Awan ini berada 30-60 kilometer di atas permukaan tanah Venus.
Awan ini memantulkan 70 persen cahaya Matahari sehingga terlihat paling terang. Di langit kecerlangan Venus hanya kalah dari Matahari dan Bulan.
Jarak Venus dari matahari sekitar 108 juta kilometer. Permukaan planet ini diselimuti awan tebal karbondioksida sehingga sulit dilihat.
Awan tersebut menahan energi matahari yang mengenai permukaan Venus sehingga energi tetap terperangkap.
Hal ini menyebabkan suhu permukaan planet Venus luar biasa tingginya, sekitar 480 °C. Suhu ini cukup panas untuk melebur logam, misalnya aluminium.
Ukuran Venus hampir sama dengan bumi, diameternya planet lainnya berselisih sekitar 600 km lebih kecil dari bumi. Venus mengelilingi matahari sekali putaran dalam 225 hari.
Periode rotasinya 243 hari dengan arah rotasi berlawanan dengan rotasi planet-planet lain. Venus juga tidak memiliki satelit, seperti planet Merkurius. (*)
Referensi
IPA Terpadu Kurikulum 2013, Kemdikbud
Fisika Gasing, Prof Yohanes Surya Phd
Ilustrasi planet Venus (diunggah dari kumparan.com)