Cara Menghitung Pemakaian Daya Listrik di Rumah
Hai squad, Anda pernah tak perhatiin lampu? mengapa lampu terangnya tak sama? Biar tak penasaran simak ayo materi ini. Setiap lampu memiliki daya yang berbeda-beda.
“Apa itu daya Pak,” tanya murid Tuan Guru.
“Jadi daya itu besar usaha per satuan waktu atau laju di mana usaha dilakukan. Daya (P) dihitung dengan membagi usaha (W) yang dilakukan terhadap selang waktu (t),” kata Tuan Guru.
Daya listrik itu, kata Tuan Guru, laju energi listrik diubah menjadi bentuk energi lain. Setiap peralatan listrik menggunakan energi yang berbeda. Pemakaian daya listrik bergantung pada jumlah energi yang dibutuhkan.
“Maksudnya Pak,” kata anak didik Tuan Guru, kian panasaran.
Jadi peralatan listrik yang dihidupkan secara terus-menerus seperti lemari es, menggunakan lebih banyak energi. Daya listrik dinyatakan dalam satuan watt (W) atau kilowatt (kW).
Jumlah daya yang digunakan sebuah peralatan listrik berbanding lurus dengan beda potensial dan kuat arus listriknya, dan dapat dihitung dengan cara mengalikan beda potensial dengan arus (P=VxI).
Satu watt daya dihasilkan apabila arus satu ampere mengalir melalui suatu rangkaian dengan beda potensial satu volt.
Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan usaha akibat adanya perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan waktu.
Besarnya daya listrik yang digunakan peralatan listrik dipengaruhi tegangan listrik, kuat arus listrik, dan hambatan listrik di dalam rangkaian listrik tertutup, serta waktu.
Ketiga besaran listrik tersebut menjadi penentu dari besarnya daya listrik yang diperlukan oleh peralatan listrik untuk bekerja secara optimal.
Nilai daya listrik umumnya dicantumkan pada label peralatan listrik untuk menunjukkan besarnya energi yang dibutuhkan oleh perangkat listrik untuk dapat bekerja tiap satuan waktu.
Sebuah lampu diberi tegangan V volt, kuat arus yang mengalir pada lampu itu I ampere. Berapa daya lampu?
Jadi beda potensial (volt) itu, usaha gaya listrik untuk memindahkan muatan 1 C adalah V joule. Sedangkan arus listrik, artinya tiap detik mengalir muatan sebanyak/coulomb. Jadi usaha memindahkan muatan/coulomb tiap detiknya adalah VxI.
Daya lampu adalah energi yang habis terpakai setiap detik, ini sama dengan gaya listrik untuk memindahkan muatan/coulomb tiap detik, yaitu VxI.
“Sehingga daya listrik dapat dirumuskan P=V.I,” kata Tuan Guru.
“Lalu bagaimana cara menghitung pemakaian energi listrik di rumah,” tanya murid Tuan Guru.
“Cukup gampang, mislanya sebuah rumah terdapat 4 buah lampu masing-masing 20 watt yang menyala selama 8 jam. Selain itu, ada 1 televisi 100 watt menyala selama 6 jam sehari, dan 1 buah kulkas 200 watt menyala selama 24 jam. Berapa biaya yang harus dibayar setiap hari, jika biaya listrik per kwh itu Rp500.”
Jadi 1 kwh=1 kilowatt jam =1000 watt jam. Kita hitung dulu pemakaian energi listriknya pemilik rumah berikut ini.
Lampu 4 x 20 watt x 8 jam = 640 watt jam
Televisi 1 x 100 watt x 6 jam = 600 watt jam
Kulkas 1 x 200 watt x 24 jam= 4.800 watt jam
Jadi total pemakaian energi listrik tiap hari adalah 640 + 600 + 4.800 =6.040 watt jam. 6.040/1.000 kilowatt jam = 6,04 kWh. Biaya 1 kWh = Rp500. Jadi biaya untuk 6,04 kWh adalah 500 x 6,04 = Rp 3.020 per hari. (*)
Referensi
Fisika Gasing, Prof Yohanes Surya, Phd
Ruang Guru
Wikipedia
Buku IPA Kurikulum 2013, Kemdikbud
Foto/ilustrasi petugas PLN, (dokumen PLN) diunduh dari kompas.com