Guru Fisika di Makassar Raih Penghargaan Internasional
Guru SMA Negeri 4 Makassar, Sulawesi Selatan, bernama Muhammad Zia-ulHaq, M Pd, berhasil meraih penghargaan internasional. Zia begitu ia disapa “memboyong” trophy World Icon Science Teacher Award 2021 dari World Education Icon Awards (WEIA), digelar di India.
Guru Fisika itu, mengaku mendapatkan informasi mengenai World Icon Science Teacher Award melalui media sosial dan situs resmi WEIA pada laman inceedservices.com.
“Saya cek website resminya untuk memastikan kebenaran situs tersebut. Saya takut jangan sampai tipuan. Setelah itu mengisi data-data yang mereka minta,” katanya, tanpa berharap banyak mendapatkan award.
Di laman website itu, kata dia, ditawarkan banyak pilihan. Saya memilih nominasi World Icon Science Teacher Award, sesuai latar belakang saya, yakni di bidang Sains Fisika.
Setelah mengisi form award WEIA, Zia mengikuti sejumlah kegiatan, seperti webinar online, pelatihan dan lomba-lomba. Hasil kegiatan itu, diupload di media sosial.
“Saya menyimak sebuah video, mengetahui rekam jejak kita baik atau buruk yaitu lewat media sosial. Makanya saya selalu menulis atau memposting sesuatu yang baik dan berguna bagi teman-teman guru,” cerita Zia.
“Tidak banyak prosedur termasuk mencantumkan media sosial kami karena dari situ mereka mempelajari tred record kita,” katanya.
Setelah beberapa pekan, tepatnya 29 September 2021, saya dapat kiriman e-mail dari penyelenggara. Tapi, saya tidak percaya. Saya tambah penasaran, lalu menghubungi kontaknya.
“Saya memberanikan diri menghubunginya menggunakan bahasa Inggris. Di akhir pembicaraan, panitia bakal memberikan informasi via e-mail,” katanya.
Kemudian, 10 Oktober 2021, WEIA mengumumkan peraih World Icon Science Teacher Award dan nama saya disebut peraih award. Saya tidak datang ke India, menerima penghargaan itu. Saat ini, masih pandemi Covid-19 dan penerbangan harus transit beberapa kali.
“Saya bayangkan berapa kali saya harus PCR dan karantina. Terpaksa mengikuti penyerahan penghargaan itu via Zoom,” cerita Zia.
Setelah itu saya membiayai pengiriman trophy dari India ke Indonesia, sebesar 165 Dollar. Di ajang ini, kata Zia, nominasi dari Indonesia hanya dua orang.
Pada saat kegiatan ternyata nama dan foto saya ditampilkan di depan para tamu termasuk dari perwakilan Sekjen PBB, UNICEF serta orang hebat di dunia.
“Saya merinding mengikuti virtual award itu. Saya ikut award kegiatan di luar negeri dengan modal nekat,” katanya.
Nominasinya bukan hanya dari India, tapi Pakistan, Philipina, Jepang dan beberapa negara di dunia.
Para nominasi itu, kata dia, rata-rata Professor dan Doktor, jarang bergelar Magister. Setelah selesai acara, saya menunggu hampir 5 jam.
“Waktu itu sempat bertanya-tanya asli beneran disebut nama saya diumumkan oleh MC meraih pemngharagaan di hadapan orang hebat di dunia.”
Setelah tiga pekan,trophy tiba di rumah. Awalnya saya tak percaya. Saya kira pesanan atau paket online. Saya buka, ternyata dari India. Lalu, saya buka e-mail ternyata, panitia mengirimkan e-sertifikat. (*)