Archimedes

Detik-detik Archimedes Buktikan Keaslian Mahkota Raja Hieron II

Hai, squad, kita berjumpa lagi pelajaran Sains. Kali ini kita akan belajar sejarah, Hukuk Archimedes, dan penerapannya. Yup kita simak cerita Tuan Guru bersama muridnya Icha dan Echa.

“Ich, coba kamu pegang batu ini,” pinta Tuan Guru sambil memberikan batu itu.

“Wah, batunya berat sekali, pak. Terbuat dari apa yah,” tanya Icha, sambil memasukan batu dalam wadah yang penuh air.

“Nah, coba rendam batu itu dalam air,” pinta Tuan Guru lagi.
“Wah, di dalam air batunya lebih ringan, Pak,” kata Icha.
“Kamu tahu kenapa begitu,” tanya Tuan Guru.

“Nggak tahu Pak, ” kata Icha sambil menggaruk kepalanya. Tuan Guru pun menerangkan, jadi batu itu lebih ringan dalam air karena air memberikan gaya apung atau pada batu itu.

Menurut Archimedes, kata Tuan Guru, semua benda yang dicelupkan dalam zat cair akan menerima gaya ke atas yang disebut gaya apunng.

“Ooooo begitu, ketika saya berenang , saya merasa tubuh lebih ringan,” kata Echa.

Sesuai Hukum Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya.

Selain itu, Tuan Guru menerangkan, Hukum Archimedes mengungkap keterkaitan gaya berat dan gaya ke atas pada suatu benda jika dimasukkan ke dalam air. Yakni tenggelam, melayang, dan terapung. Yup kita simak bersama.

Apa Itu Tenggelam?
Benda tenggelam ketika massa jenis zat cair lebih kecil dari massa jenis benda. Saat benda tenggelam, berat benda di dalam cairan lebih besar dibandingkan gaya ke atas.

Apa Itu Melayang?
Benda akan melayan di dalam zat cair, ketika massa jenis zat cair sama dengan massa jenis benda. Benda yang melayang berada di antara permukaan cairan.

Apa Itu Terapung?
Benda bisa terapung di atas permukaan air ketika massa jenis zat cair lebih besar dari massa jenis benda, seperti sterofoam atau plastik akan terapung jika dimasukkan ke dalam air.

Siapa Archimedes?
Lalu siapa Archimedes sebenarnya dan bagaimana cara menemukan Hukum Archimedes sehingga bisa dipelajari anak-anak di seluruh dunia.

Archimedes adalah ilmuwan hebat yang berasal dari Syracuse, Yunani. Hidup di zaman 287–212 sebelum Masehi. Saat itu, Archimedes mampu menguasai Matematika, Fisika, Filsafat, Astronomi, dan Teknik.

Ia belajar di Kota Alexandria, Mesir. Saat itu yang menjadi raja di Sirakusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes (wikipedia).

Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Sang raja merasa ada yang aneh dengan mahkotanya yang sangat ringan.

Archimedes yang dikenal pemikir tingkat dewa, memikirkan masalah itu berhari-hari dengan sungguh-sungguh.

Hingga ia merasa letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air.

Saat tubuhnya masuk dalam bak mandi, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan air di bak mandi berkurang.

Dia kurang yakin, lalu, dia masuk lagi, airnya naik lagi. Dia terdiam beberapa saat, lalu berdiri dan menjerit.

“Eureka, eureka, eurek (saya dapat, saya dapat, saya dapat),” teriak Archimedes, sambil berlari kegirangan karena mendapat jawaban atas penugasan sang raja.

Archimedes berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, ia terus berteriak “Eureka, Eureka.”

Lalu ia membuat Hukum Archimedes. Saat itu, ia mampu membuktikan bahwa mahkota yang dipakai sang raja telah dicampuri dengan perak. Tukang yang membuatnya dihukum mati.

Menurut Archimedes, volume air akan bertambah saat ia masuk ke dalam bak mandi, setara dengan volume tubuhnya.

Mengetahui berapa volume mahkota, tinggal masukkan saja kedua emas tadi di dalam air. Jika penambahan volume airnya sama, artinya emas yang digunakan di mahkota adalah emas murni 100 persen. (*)

Referensi
Fisika Gasing, Prof Yohanes Surya, Phd
Buku IPA Kurikulum 2013, Kemdikbud
gramedia.com
foto:historyextra.com

__Terbit pada
2 Oktober 2021
__Kategori
Sains