
Mengapa Air bisa Jadi Es?
Hari ini, Tuan Guru kembali melanjutkan percobaan sederhana untuk menjelaskan bagaimana proses air berubah wujud menjadi es. Yup, simak cerita Tuan Guru bersama muridnya.
“Siapa pernah memasukkan air ke dalam mesin pendingin atau kulkas,” tanya Tuan Guru kepada Echa dan Icha.
“Saya, Pak air dapat berubah menjadi es, jika dimasukkan ke dalam mesin pendingin atau kulkas,” jawab Echa dan Icha.
“Benar, perstiwa berubahnya air menjadi es disebut membeku. Pada proses ini, ketika air didinginkan, molekul-molekul bergerak semakin lambat,” kata Tuan Guru, menerangkan.
Molekul-molekul itu, kata Tuan Guru, saling mengikat satu sama lain, sehingga mebentuk kristal-kristal es.
Pada tekanan normal, air membeku pada suhu 0 derajat Celcius. Selama proses pembekuan, air mengeluarkan kalor secara terus menerus.
Walaupun keluar kalor, suhu air tetap 0 derajat celcius. Kalor yang dikeluarkan agar molekul air bisa lebih “diam”, sehingga bisa membentuk kristal.
Jadi membeku itu proses perubahan wujud dari benda cair menjadi benda padat. Proses untuk mengubah wujud benda cair menjadi padat adalah dengan mendinginkan hingga ke titik beku.
Tuang Guru mencontohkan, perubahan wujud benda dengan cara pembekuan yaitu saat air dimasukkan freezer akan menjadi es atau membeku.
“Apakah mungkin melebur dan membeku bisa terjadi secara bersamaan,” tanya Icha.
“Bisa, pada campuran air dan es pada suhu 0 derajat celcius, sebagian molekul es ada yang bergetar lebih cepat menjadi air.
Sebaliknya molekul air ada yang lebih lambat bergetar menjadi es. Jika jumlah es yang terbentuk dan mencair sama, maka terjadi keseimbangan.
“Sehingga air dan es tetap pada suhu 0 derajat celcius, tidak berubah,” ujar Tuan Guru.
Gas dan Balon
Setelah memahami beberapa perubahan wujud benda cair, simak percobaan gas dan balon kali ini.
“Echa tiup balon, Icha isi dua gelas ini dengan uap air,” pinta Tuan Guru sambil memberikan balon dan kelas.
“Siap pak, ini sudah,” kata Echa dan Icha.
“Letakkan balon di antara dua gelas tersebut, lalu siram balon dan gelas dengan air dingin. Lalu amati, apa yang terjadi,” kata Tuan Guru.
“Wih, aneh balonnya melekat kuat pada gelas dan sukar dipisahkan. Apa yang terjadi pak,” tanya Echa.
Jadi di dalam gelas terdapat uap air. Saat gelas didinginkan, uap air mengembun sehingga tekanan di dalam gelas berkurang.
Tekana udara di luar lebih kuat dari tekanan di dalam gelas. Sehingga udara luar menekan kedua gelas dan balon, akibatnya balon tidak bisa lepas. (*)
Referensi : Fisika Gasing, Prof Yohanes Surya Phd dan Buku IPA kurikulum 2013, ilustrasi/foto m.fimela.com