Ekowisata di Hutan Mangrove
Oleh : Abdul Salam Mine
Mangrove adalah vegetasi hutan yang hanya dapat tumbuh dan berkembang biak di daerah tropis, seperti di Negara Indonesia.
Mangrove sangat penting dalam pengelolaan sumber daya di sebagian besar wilayah Indonesia.
Fungsi mangrove terpenting bagi daerah pantai adaalah peyambung darat dan laut.
Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekoomis yang sangat penting bagi manusia. Mangrove terdiri dari 3 substrat yaitu, pasir, lumpur dan lumpur berasir.
Pohon mangrove membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun untuk tumbuh menjadi pohon dewasa.
Penanamanya memiliki rasio kesuksesan 75 persen, untuk tumbuh menjadi pohon Dewasa.
Tumbuhan mangrove akan tumbuh dengan baik, jika berada di lahan yang memiliki sistem air terbuka ke laut lepas.
Di mana pergantian air laut dapat terjadi setiap hari secara regular , sehingga akar tumbuhan tersebut mendapatkan air yang baru setiap harinya.
Hutan mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan dan daerah pembesaran dari berbagai jenis ikan, udang dan kerang.
Selain itu daun, ranting yang jatuh ke perairan dapat menjadi sumber pakan bagi biota perairan dan menadi unsur hara yang menentukan produktivitas biota yang hidup di sekitar mangrove.
Mangrove juga berfungsi sebagai habitat berbagai jenis burung, reptile dan mamalia serta berfungsi pelindung daratan dari gempuran gelombang, tsunami dan perembesan air lautSecara ideal.
Pemanfaatan kawasan mangrove harus pertimbangkan kebutuhan masyarakat,.tetapi tidak sampai mengakibatkan kerusakan terhadap keberadaan mangrove.
Selain itu, yang menjadi pertimbangan mendasar adalah kegiatan masyaraat yang menguntungkan bagi masyarakat, dengan tetap mempertimbangkan kelestarian fungsi mangrove.
Mangrove juga bisa menjadi sebuah peluang untuk menjadi daerah destinasi wisata pinggir laut.
Ekowisata meruakan salah satu alternative program yang dapat di terapkan, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, sebagai uupaya mengantisipasi terjadinya kerusakan ekosistem mangrove.
Di sisi lain, sarana dan prasarana penunjang pengelolaan serta pelayanan pengunjung yang dibutuhkan, untuk pengembangan ekowisata harus memadai untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan.
Sebagai sebuah kawasan ekowisata dan tempat rekreasi alternative di alam terbuka. Hutan mangrove harus bersaing dengan kawasan wisata laut yang lainya dengan membangun trotoar.
Jembatan khusus yang melintasi kawasan mangrove dan memiliki susunan rutte khusus kemudian di cat dengan corak warna yang buat mata pengunjung terpesona.(*)
Penulis adalah Sekretaris Bidang Organisasi PW IPM Sulawesi Selatan