Dosen Pendidikan Fisika PPs UNM PKM di Taman Purbakala Leang-Leang
Tim dosen Program Studi Strata Dua (S2) Pendidikan Fisika Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) gelar Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bekerjasama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA se-Kabupaten Maros.
Pada PKM kali ini, mengupas tuntas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fisika berbasis Karst di Taman Purbaka Leang-Leang, selama dua pekan (10-21 Juni 2021).
PKM diikuti 32 guru IPA SMP dan menghadirkan Peneliti Karst sebagai pemateri Dr Muhammad Arsyad MT (Ketua Tim), Dr. Helmi, M Si, dan Arie Arma Arsyad, S Pd, M Pd.
PKM dikemas dalam Workshop dan kerja mandiriitu dibuka Kabid Pengembangan SDM Dinas Pendidikan Kabupaten Maros, Hilmi Harasuddin, S.Pi.
Muhammad Arsyad mengatakan, guru di era Industri 4.0 berbeda dengan guru di masa sebelumnya. Guru masa kini berpacu dengan perkembangan teknologi.
Kini, peserta didik, kata dosen KBK Fisika Bumi UNM itu, guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi yang valid bagi anak didik. Peserta didik, bisa mengakses internet kapan dan dimana saja.
Selain itu, peserta didik bisa mengadaptasi sumber daya belajar yang ditemukan di internet dengan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitarnya.
Guru dituntut menyediakan waktu sebagai fasilitator belajar agar pembelajaran lebih bermakna. Guru harus mampu memberikan materi esensial yang dijadikan “mata pancing” bagi peserta didik untuk “mengail” informasi yang dibutuhkan.
Saatnya, peserta didik akan memperoleh kematangan berpikir, tanpa dibatasi lagi ruang-ruang kelas yang sangat terbatas.
Guru bersama anak didik mesti membiasakan doing together menuju learning to do. Apatah lagi pada saat Covid-19 mewabah.
Covid-19 memberikan aturan baru, dalam proses pembelajaran yang berdampak kepada kesiapan guru dan peserta didik untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru.
“Peserta didik lebih mudah melakukan adaptasi terhadap materi yang esensial dan tersedia dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),” katanya.
Guru mesti memberikan stimulus pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai mana para ilmuwan bekerja. Peserta didik akan bekerja dan belajar lebih maksimal.
Kebutuhan belajar dapat diperoleh dalam lingkungan peserta didik, seperti gemercik air dari celah batuan, derau daun yang disebabkan oleh angin yang bertiup, retaknya batuan karst, tumbuhnya batang pohon dari batu karst, dan lainnya.
Guru dapat menyiapkan itu karena berada di Kawasan Karst Maros bersama dengan peserta didik. Guru tinggal mendesain sumber belajar berbasis karst itu dengan memberikan LKPD sebagai sumber belajar.
Langkah-langkah ilmuwan bekerja dimulai dengan merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan pengamatan (percobaan), melakukan analisis data, melakukan perenungan baru mengambil kesimpulan secara komprehensif.
Langkah-langkah ini lah yang sepintas dikatakan sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah mengantar peserta didik agar bekerja secara sistematis untuk menyelesaiakan masalah yang ada pada diri dan lingkungan karstnya.
Ia berharap, tumbuh keinginan besar untuk bertanggungjawab secara bersama bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup bangsa dan negaranya. (*)