Penyebab Suhu Dingin Akhir-Akhir Ini
Ilustrasi fenomena Aphelion (Yourdictionary.com)
Hari ini, Rabu, 14 Juli 2021, Tuan Guru menerima pesan bahwa mulai hari ini, pukul 05.27 Wita, kita akan merasakan fenomena aphelion.
Pada fenomena ini letak bumi sangat jauh dari matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut, tapi bisa merasakan dampaknya.
Fenomena aphelion akan berlangsung sampai bulan Agustus. Kita akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya.
Oleh karena itu mari kita semua lebih menjaga kesehatan dan tingkatkan imun.
Perbanyak konsumsi vitamin atau suplemen agar imun kita kuat.
Memastikan informasi itu Tuan Guru mengunjungi laman resmi Badan Klimatologi, dan Geofisika (BMGK).
BMKG memberikan penjelasan, fenomena aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi sekali setahun, yakni kisaran bulan Juli.
Pada Bulan Juli, sebagian besar wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau.
Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia.
“Penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan, kandungan uap di atmosfer cukup sedikit terjadi di beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT ,” tulis BMKG.
Rilis ditandatangani Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R. Prabowo, secara fisis, uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas.
Berkurang kandungan uap di atmosfer ini, menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi ke luar angkasa pada malam hari, tidak tersimpan di atmosfer.
Energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.
“Inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia, saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau peralihan,” tulisnya.
Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi saat musim hujan atau peralihan, di mana kandungan uap air di atmosfer cukup banyak, sehingga atmosfer menjadi semacam “reservoir panas” saat malam hari.
Selain itu, pada bulan Juli ini wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Sifat dari massa udara yang berada di Australia ini dingin dan kering.
Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan.
Sehingga berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
Fenomena aphelion memiliki pengaruh yang kurang signifikan terhadap penurunan suhu di Indonesia.
“Masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan terhadap informasi yang menyatakan bahwa akan terjadi penurunan suhu ekstrem di Indonesia akibat dari aphelion.” (*)
Sumber : bmkg.go.id