Ilustarsi

WkWkWk… Penipu Kena Tipu

Akhir-akhir ini, cuaca tak menentu. Panas dan mendung, sesekali angin bertiup kencang. Di malam hari, rinai rintik, membuat suhu kian sejuk.

Padahal, secara periodik, saat ini memasuki musim kemarau. Suhu udara di siang hari cukup terik dan di malam hari, suhu dingin.

Selain itu, informasi penularan Corona Virus Disease (Covid-2019) terus meroket.

Pemerintah pun mengeluarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ketat terutama di Pulau Jawa dan Bali. Yuk, ikuti protokol kesehatan, jaga imun dan iman.

Upss, Tuan Guru tak mau bahas soal cuaca dan Covid-19, tapi ingin berbagi cerita pagi di akhir pekan (Minggu, 4 Juli 2021).

Pewaktu baru menunjukkan pukul 08.00, Smartphone Tuan Guru berdering. Di layar nampak nomor tidak dikenal.

“Halo, apa kabar,” tanya seseorang di balik telepon, tanpa mengucap salam, tanpa mengenalkan dirinya.

“Alhamdulillah, kabar baik,” jawab Tuan Guru.
“Posisi di mana,” tanya lagi.
“Maaf.. ini siapa ya,” Tuan Guru tanya balik.

“Waduh… sombong kalilah, masa kelurga tak kenal. Coba ingat-ingat keluarga di tentara,” jawabnya. Tuan Guru matikan telepon.

Tak lama, smartphone Tuan Guru kembali berdering dengan nomor berbeda. “Waduh sombong kalilah, masa keluarga lupa,” katanya.

“Ooo…. ini Pian yah, apa kabar, di mana sekarang,” tanya Tuan Guru, menyebut sembarangan nama.

“Iya, saya di Makassar,” jawabnya.
“Tugas di mana sekarang,” tanya Tuan Guru lagi.
“Di Makassar,” jawabnya, menyebut markas tentara.

“Wah, salah orang bro, keluarga saya itu tugas di Jakarta,” kata Tuan Guru, sambil menyebut nama kesatuannya.

“Tentara itu, bisa pindah-pindah. Bisa pindah ke angkatan laut, bisa ke angkatan darat, bisa ke angkatan udara,” jawabnya, mencoba meyakinkan Tuan Guru.

Tuan Guru tertawa, si penipu ini kurang cerdas. “Kenapa tertawa,” tanyanya. “Tak, lucu aja,” jawab Tuan Guru.

Lalu, ia mengajak, Tuan Guru bisnis barang elektronik hasil lelang.

“Mau tak kerjasama, kita bisnis barang lelang, seperti smartphone merek terkenal, kamera, dan barang elektronik lainnya, harganya serba Rp3 juta,” ajaknya.

“Boleh, tapi kalau barang elektronik murah di sini (Batam), tak lakulah,” jawab Tuan Guru pernah bermukim lama di ranah Melayu.

“Posisi di mana,” tanyanya
“Saya di Batam,” jawabnya tertawa.
“Lagi ngajar ya,” tanyanya lagi.
“Tak, lagi di kantor.”
“Kantornya di mana,” tanyanya
“Di Batam,” jawab Tuan Guru, sambil tertawa, menyebut nama markas.

Si penipu meminta Tuan Guru hubungi panitia lelang. Coba hubungi nomor HP panitia,” katanya.

Saat Tuan Guru minta dibaca ulang nomor panitia lelang si penipu tiba-tiba matikan hand phone (HP).

Tuan Guru mengecek dua nomor yang digunakan si penipu menggunakan aplikasi. Kedua nomor itu dikeluarkan operator seluler di Sumatera Utara.

*****
Tuan Guru juga mengunjungi situs resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Di situs itu, warga diminta selalu waspada dengan aksi oknum penipu yang menawarkan barang hasil lelang dengan harga miring.

“Jika ada yang meminta transfer uang ke rekening pribadi, dengan alasan apapun, maka itu sudah pasti penipuan,” tulis laman djkn.kemenkeu.go.id.

Selain itu, situs resmi itu mengurai ciri-ciri penipuan berkedok barang hasil lelang.

Pertama, sang penipu akan memperkenalkan diri dengan mengaku sebagai pegawai KPKNL/DJKN/Kemenkeu, lembaga lainya atau bisa juga sebagai seseorang yang anda kenal, seperti saudara ataupun rekan kerja.

Kedua, sang penipu aktif menghubungi korban dan menawarkan harga murah yang tak wajar. Jangan mudah percaya dengan pricelist barang.

Apalagi kalau dia bilang harga barangnya murah. Semua lelang yang KPKNL selenggarakan pasti tercantum di laman lelang.go.id .

Ketiga, sang penipu meminta meminta transfer uang ke rekening pribadi.

Lelang resmi tidak pernah menggunakan rekening atas nama pribadi, tapi menggunakan rekening atas nama kantor. (*)

__Terbit pada
5 Juli 2021
__Kategori
Culture