Euro 2020, Tak Sebiru Benua Eropa
Pada 12 Juni 2021, Piala Eropa (Europa) 2020, dimulai. Penikmat bola, harus urungkan niat nonton bareng (nobar) menyaksikan jagoannya beraksi di lapangan hijau.
Maklum, saat ini statistik penyebaran Covid-19 masih tinggi. Membuat sejumlah warung kopi (warkop) tak lagi gelar nobar.
Padahal, setiap event bola internasional, biasanya penikmat bola ramai-ramai mendatangi warkop yang menyajikan nobar dengan layar lebar, sambil menyeruput kopi khas.
Momentum ini, biasanya jadi ladang rezeki pemilik warkop, menarik minat warga yang ingin menghabiskan malam bersama kopi hangat dan menyaksikan riuhnya pertandingan sepak bola di Benua Biru.
“Saya tak gelar nobar Piala Eropa,” kata pemilik warkop di Kota Parepare.
Saat nobar, kopi khas tersaji di meja, ditemani dan sejumlah penganan khas ala rakyat.
Hangatnya kopi disempurnakan dengan kepulan asap dan aroma nikotin mengepul tanpa dosa menuju ujung langit.
Warung kopi sudah menjadi wadah silahturahmi antarmasyarakat dengan status sosial dan profesi yang berbeda.
Kondisi ini mestinya disambut pengusaha warkop dengan senyum, rezeki Piala Eropa. Tapi, riuhnya Piala Eropa, tak seriuh tahun-tahun sebelumnya.
Selama ini, cukup datang ke warung kopi, bisa menyaksikan pertandingan sepak bola, sambil menikmati hangatnya kopi susu dan manisnya silaturahmi tanpa batas.
Kini rezeki warkop di ajang kejuaraan sepak bola Benua Biru, tak mengepul lagi.
****
Piala Eropa kali ini, kedua diikuti 24 negara sebelumnya pada 2016 di Prancis.
Tahun-tahun sebelumnya Piala Eropa dengan 16 peserta. Penambahan jumlah peserta memberikan bagi negara-negara kecil lolos ke Piala Eropa.
Euro 2020 ini, penonton bisa menyaksikan langsung jagoannya bertarung di stadion dengan jumlah terbatas.
Pertama kalinya, ajang ini dihelat 11 negara atau tuan rumah. Penikmat bola disuguhi suasana pertandingan berbeda-beda.(*)