Untaian Doa dan Puisi untuk Gaza
Rabu, 19 Mei 2021, malam puluhan penggiat literasi di Sulawesi Selatan, berkumpul di pelataran Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), Jalan Jenderal Sudirman, Kota Parepare.
Mereka menguntai kata dan mengirim doa untuk rakyat Palestina. Para ustadz mengirim doa. Penyemangat dan senjata agar Gaza dibebaskan dari penjajah zionis Israel.
Para penyair merangkai kata menjadi sebuah sajak. “Surat” protes kepada Israel dan dunia yang abai dengan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
Malam Puisi dan Doa yang digagas Forum Komunikasi dan Literasi Parepare (FKLP) Kota Parepare dan RBCD itu, membangun empati dan donasi untuk Palestina.
Ayo kita doakan semoga rakyat Palestina diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi tentara Israel.
“Kita merasakan apa yang dirasakan rakyat Palestina. Untaian puisi dan doa kita kirimkan agar Israel hengkang dari tanah Palestina,” kata Ketua FKLP Rasdy, sebelum membaca puisi.
Direktur RBCD, Dr Asniar Khumas, bercerita saat berkunjung ke Palestina, April 2017. Saya merasakan betul apa yang terjadi saat saya ke kompleks Al-Aqsa, di Yerusalem.
Perjalanan ke Palestina tak mudah. Semua jalur dan pintu masuk ke kota Suci itu, dijaga ketat serdadu Israel.
Setiap orang yang ingin masuk ke Palestina, harus mendapatkan izin dan visa yang dikeluarkan Israel.
“Saya merasakan sendiri. Secara de jure (hukum) Palestina masih ada, tetapi secara de facto (kenyataan) tidak ada,” katanya.
“Semua diatur Israel. Penyaluran logistik ke Palestina harus pengawalan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Semua tempat juga dijaga ketat tentara Israel,” ujarnya.
Saat ini, rakyat Palestina seolah-olah tak ada yang peduli. Hanya pejuang Hamas yang terus berperang melawan Zionis.
“Mereka menganggap rakyat Indonesia adalah saudaranya. Mereka tak bisa melupakan jasa dan perjuangan rakyat Indonesia,” katanya.
Ayo dukung perjuangan Palestina melalui doa atau donasi. Di level negara, wajib dibantu lobi politik di forum internasional. Di level individu, kita bisa berdonasi. Mendukung dan mendoakan.
*****
Malam Puisi dan doa ini dihadiri para penulis, pegiat literasi, wartawan, tokoh masyarakat, mubalig hingga mahasiswa.
Mereka membacakan puisi sebagai aksi protes atas kekejaman penjajah Israel. Rakyat Palestina, seperti berjuang sendiri.
Puluhan penggiat literasi berkumpul, “berbisik” tentang Palestina. Mereka protes kebiadaban Zionis Israil atas pendudukan Jalur Gaza.
Mereka membacakan puisi karya Taufik Ismail yang bercerita tentang kemanusiaan, konflik kemanusiaan yang berkepanjangan di Palestina.
Berikut penggalan puisi dibacakan Pendiri Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), Dr Asniar Khumas, malam itu.
“Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir dan batu bata dinding kamartidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.”
Penyair Tri Astoto, membacakan puisi karya Helvy Tiana bercerita persoalan hak-hak asasi di belahan dunia termasuk Palestina. Berikut potongan puisi.
“Apakah sampai padamu berita tentang rumah-rumah yang dihancurkan tanah-tanah meratap berpindah tuan, bahkan manusia yg dibuldozer?”
“Apakah sampai padamu berita tentang air mata yang tumpah dan menjelma minuman sehari hari tentang jadwal makan yang hanya sehari sekali atau listrik yang menyala cuma empat jam sehari?”
“Apakah sampai padamu berita tentang kanak-kanak yang tak lagi berbapak tentang ibu mereka yang diperkosa atau diseret ke penjara?”
Para balita yang menggenggam batu dengan dua tangan mungil mereka menghadang tentara zionis Israel lalu tangan kaki mereka disayat dan dibuntungi
“Apakah sampai padamu berita tentang masjidil Aqsha, di halamannya menggenang darah dan tubuh-tubuh yang terbongkar peluru, yang berhamburan di udara menyanyikan lagu kematian menyayat nadi kekejaman yang melebihi fiksi dan semua film yang pernah kau tonton di bioskop dan televisi. Kebiadaban yang mahanazi. Tapi orang-orang di negeriku masih saja mengernyitkan kening.”
Penggiat literasi, seperti Fajriani, Ahmad Kohan, Ibrahim La Iman, dan lainnya ikut membacakan puisi dan doa untuk Gaza. (*)