Perlunya Digital Character pada Pesantren Ramadhan

Oleh : Anshar Syukur (Ketua Jaringan Sekolah Digital Indonesia Prov. Sul Sel)

Pesantren Ramadhan atau pesantren kilat merupakan program yang senantiasa hadir mengiringi bulan Ramadhan, baik di satuan pendidikan tingkat menengah maupun tingkat dasar.

Kurikulumnya tentunya terkait dengan pendidikan agama Islam, dan juga ditambahkan dengan materi terkait isu-isu yang lagi hangat, sebutlah anti radikalisme dan toleransi beragama, seperti yang dilaksanakan oleh SMA/SMK di Sulawesi Selatan.

Namun ada satu hal yang cukup menarik dan tak kalah pentingnya, harus secara tersurat bukan hanya tersirat, menampakkan pembahasan agama islam dan etika/karakter dalam dunia digital/media sosial.

Karena tidak dapat dipungkiri, sejak setahun terakhir hampir semua peserta didik setiap hari bergelut dalam dunia digital, dan itu native.

Data penetrasi internet Indonesia Januari 2021 menunjukkan rata-rata waktu harian yang dihabiskan pengguna berusia 16 hingga 64 tahun menggunakan internet adalah 8 jam 52 menit.

Jumlah pengguna aktif media social 170 juta, 61,8 % dari jumlah populasi penduduk Indonesia.

Sehingga memberikan pemahaman bagaimana agama islam menyikapi dan menuntun pergaulan dimedia sosial, kepada peserta didik hukumnya wajib menurut saya.

Bagaimana mengajarkan peserta didik menjaga etika, tidak memproduksi dan menyebarkan hoaks, melawan cyber bulling, bagaimana seharusnya melakukan klarifikasi/tabayun terhadap sebuah berita, dan masih banyak lagi dalil-dalil yang berkaitan dengan kehidupan di era 4.0 ini disampaikan.

Sehingga tujuan pendidikan itu dapat tercapai bukan hanya dari sisi berilmu, cakap, kreatif, mandiri tetapi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia pun bersamaan terakselarasi. (*)

Penulis adalah Penggiat Literasi Digital, Ambasador Wakelet Indonesia, Duta Internet Baik

__Terbit pada
5 Mei 2021
__Kategori
Lifestyle