Cara Melatih Sikap Jujur Anak
Ilustrasi penerapan sikap jujur (theasianparent.com)
Pengajaran di era pandemi, memaksa guru, anak didik, dan orang tua beradaptasi dengan model pembelajaran baru. Yakni Pengajaran online atau daring.
Setahun lebih, anak didik belajar di rumah, guru mengajar dari rumah dan di sekolah.
Pembelajaran daring memiliki tantangan, seperti buruknya jaringan internet, percakapan sering terputus, pengawasan orang tua yang minim.
Dialog berubah, dari nyata menjadi maya. Anak didik dan guru harus terbiasa dengan situasi di rumah. Proses belajar dan mengajar sering molor.
Guru sadar pendidikan bukan sekadar menyampaikan materi sesuai kurikulum saja. Tapi, pendidik harus mengerti kondisi seluruh anak didiknya.
Sikap Jujur
Saat evaluasi hasil belajar digelar, peserta didik harus percaya diri dan jujur mengerjakan soal-soal ujian. Kejujuran modal utama membangun generasi yang berintegritas.
Guru dan orang tua perlu membantu anak belajar di rumah agar suasana belajar di rumah nyaman dan tenang.
Orang tua mesti memotivasi anak didik agar selalu mengikuti pengajaran dan jujur mengerjakan soal diberikan guru.
Guru harus menjadi teladan agar anak didiknya menerapkan sikap jujur. Saat ini, masih ada anak-anak punya nilai tinggi, tapi kurang jujur.
Guru harus menanamkan sikap jujur kepada anak dini sejak dini. Meski nilainya kecil yang penting hasil kerja keras peserta didik. Jangan nilai tinggi, tapi mengabaikan nilai-nilai kejujuran.
Sekolah harus mengedepankan nilai-nilai kejujuran. Guru harus menjadi model menanamkan dan melatih sikap jujur pada anak didik.
Guru harus menjadi model sikap jujur di sekolah dan orang tua wajib menjadi model jujur di rumah. Anak akan mengamati perilaku orang tuanya dan cenderung meniru.
Jika ingin anak memiliki perilaku jujur, maka mulailah dari diri Anda. Biasakan mengakui kesalahan meskipun pada anak Anda.
Meminta maaf jika melakukan kesalahan. Anak akan meniru perilaku orang tua, seperti memaafkan kesalahan anak, tanpa marah.(*)