Kesalahan Kecil Hapus Ribuan Kebaikan
Ilustrasi: pemberian nasihat (blogspot.com)
Ide cerita ini saya dapatkan di media sosial, saya edit dan menarasikan sesuai kondisi kekinian.
Saat pertama kali mengajar, Tuan Guru perkenalkan diri di hadapan anak didiknya. Setelah itu, ia menulis soal dan jawaban di papan tulis warna hitam menggunakan kapur tulis.
Dari lima soal itu, Tuan Guru sengaja menuliskan jawaban salah. Lalu bergeser dan berdiri di dekat sudut kelas.
Sesekali menatap wajah-wajah anak didiknya yang ceriah dan penuh semangat siap menerima pengajaran pertama. Anak didik Tuan Guru tertawa.
“Mengapa kalian tertawa, apakah ada yang lucu,” tanya Tuan Guru, mereka diam.
Tak lama kemudian mereka serentak menjawab.“Jawaban nomor lima salah Pak.” Tuan Guru diam sejenak, ia menatap anak didiknya sambil tersenyum.
Kemudian, Tuan Guru memberikan nasihat kepada anak didiknya dengan pelan. “Begitulah dunia perlakukan kita,” kata Tuan Guru.
“Kalian melihat empat jawaban benar. Tapi tak ada satu pun mengapresiasi atas pekerjaan itu,” suasana makin sunyi.
“Kalian menertawakan saya untuk satu kesalahan yang saya perbuat. Padahal, saya telah memberikan empat kebenaran,” katanya.
Mereka semua terdiam. Anak didik mengira Tuan Guru marah. Suasana tegang dan sesekali mereka saling menatap dan berbisik.
“Banyak orang telah berbuat ribuan kebaikan. Tapi sekali melakukan kesalahan kecil, maka kesalahan itu dibesar-besarkan,” cerita Tuan Guru.
Saat ini, kata Tuan Guru, orang lebih dikenal dari satu kesalahan, dibandingkan seribu kebaikan yang telah diperbuat.
Terkadang satu kesalahan selalu diingat dan diulang-ulang, tanpa mengingat empat kebaikan. “Begitulah dunia perlakukan kita,” kata Tuan Guru lagi.
“Pandanglah setiap kebaikan dan kebenaran walaupun kecil. Tak usah mencari-cari kesalahan orang lain,” nasihat Tuan Guru pagi itu.(*)