Puasa Melatih Sikap Kejujuran
Ilustrasi:foto anak berpuasa (net)
Marhaban, Ya Ramadan, selamat menunaikan ibadah puasa. Mari jaga imun dan iman.
Terapkan protokol kesehatan, jaga jarak, pakai masker, rutin cuci tangan, dan hindari kerumunan.
Itulah sebagian ikhtiar kita agar wabah Corona Virus Disease (Covid-19) segera berakhir dan kembali ke kehidupan normal, seperti sedia kala.
Tema tausiah di malam pertama Ramadhan di masjid dekat rumah Tuan Guru, yakni Berpuasa secara Filosofis.
Mengupas tema itu, Tuan Guru berselancar di sejumlah media online, mendapatkan pencerahan mengenai tema tersebut.
Berpuasa secara filosofis, bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi selama puasa menahan diri dari semua yang membatalkan puasa. Puasa itu aktivitas penempaan batin dari hawa nafsu.
Menurut Imam Muhammad al-Ghazali, seorang sufi dan ahli tasawuf dikutip tebuireng.online, memandang puasa bukan hanya sekadar ibadah badaniyah.
Tapi menyadarkan umat bahwa ibadah puasa ditunaikan secara lahir batin. Puasa tempat penempaan batin dari hawa nafsu.
Makna puasa dengan menjaga lisan dan pancaindra agar terhindar dari dusta, mengumpat, fitnah, dan bertengkar.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Prof Dr H Mutawali dikutip uinmataram.ac.id, menjelaskan, puasa bukan hanya tentang perut.
Tapi, puasa itu mendambakan hakekat puasa. Seluruh tubuh wajib berpuasa di bulan Ramadan, seperti puasa mata, puasa kaki, puasa tangan, puasanya telinga. Bahkan hati ikut berpuasa.
Melatih Kejujuran
Selain itu, bulan Ramadan, tempat menabur benih kebaikan, ladang pahala, tempat berbagi dengan sesama. Ramadan, madrasah menguji umat beriman.
Puasa melatih kejujuran. Berkata dan berbuat jujur memang sulit, terkadang orang di sekitar kita menjadi marah.
Kejujuran memang kadang tidak memberikan dan menjajikan kemewahan, tapi selalu memberi kedamaian qalbu.
Sikap jujur, tidak menjanjikan kemewahan, tapi kejujuran selalu memberi kenikmatan hidup.
Sikap jujur tak selalu berakhir indah, tapi jujur selalu diujikan dan diamalkan.
Jujur kerkadang terasa susah, tapi bisa diamalkan. Sifat jujur janganlah lekang. Berkata benar muka belakang, jujur harus ikhlas, agar hidupmu tidak kecewa (Gus Mus).
Puasa orang beriman diterima, jika mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan.(*)