Ikan Arwana
Selama pandemi, Tuan Guru menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. Berusaha menghindari kerumunan dan mengikuti anjuran pemerintah, menjaga protokol kesehatan agar kita hidup normal kembali.
Menghilang kebosanan, Tuan Guru setiap hari membaca berbagai informasi di media online. Berharap bisa lahirkan ide dan pengetahuan baru agar bisa dibagi dengan sesama.
Selama “lockdown” di rumah, Tuan Guru habiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang berjiwa positif.
Mereka pengaruhi kesehatan dan kebahagiaan, selalu memiliki sikap optimis dalam menghadapi tantangan. Memiliki energi positif mengatasi penyakit.
Sebaliknya berada di tengah-tengah orang yang berpikir negatif, menambah kesulitan Anda.
Mereka tak peduli kebahagian dan kesehatan Anda, asal kepentingannya lancar. Bahkan bahagia lihat orang susah.
Tuan Guru selalu teringat cerita sohibnya, ada seorang anak yang disuruh gurunya menjual ikan Arwana ke tetangganya seharga Rp 5 juta.
Namun, tetangga hanya menawar ikan Arwana itu seharga Rp10 ribu. Sang anak pulang ke rumah guru dengan perasaan kecewa.
“Sabar coba dijual ke pasar, siapa tahu ada yang mau beli lebih mahal,” pinta sang guru.
Sang murid yang patuh itu membawa ikan Arwana ke pasar. Di Pasar pembeli menawar ikan Arwana dengan harga Rp100 ribu.
Anak itu, kembali lagi ke rumah guru, lalu dia menyampaikan Arwana kesayangannya tak laku dijual.
Sang guru tetap meminta agar ikan Arwana itu dijual seharga Rp5 juta. Anak didiknya datang ke seorang pecinta ikan Arwana.
Pencinta Ikan Arwana menawar ikan itu seharga Rp10 juta. Sang anak kaget, mendengar penawaran ikan Arwana yang ia jajakan.
Sang anak pulang ke rumah gurunya dengan riang. Ia berhasil, menjual ikan Arwana sesuai keinginan gurunya dan membawa uang Rp10 juta.
“Ini uangnya bu, ikannya laku dengan harga mahal,” katanya sambil menyerahkan uang ke gurunya.
Guru mengambil uang itu, sambil mengusap kepala sang anak, ia berpesan. Pelajaran bisa dipetik dari menjual ikan Arwana.
“Jika Anda berada di lingkungan yang Anda tidak dihargai, maka tinggalkanlah. Membuat hidupmu resah,” nasihatnya.
“Anda akan bernilai jika berada di lingkungan yang tepat, mereka menghargai ilmumu, idemu, dan gagasanmu,” nasihat Tuan Guru.
Cek lingkunganmu, apakah Anda berada di lingkungan yang tepat? (*)